10 Prestasi Muawiyah, Salah Satunya Membangun Armada Laut Pertama dalam Islam
loading...
A
A
A
Muawiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu 'anhuma (wafat 60 H atau 680 M di Damaskus) dikenal sebagai tokoh sentral yang juga pendiri Dinasti Umayyah. Sebelum menjadi khalifah, Muawiyah kerap dipuji oleh Umar bin Khattab karena memiliki banyak prestasi.
Ada beberapa prestasi Muawiyah sebelum menjabat Khalifah pertama Dinasti Umayyah. Berikut penjelasan Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriqdalam satu kajiannya.
1. Memiliki Kecakapan dalam Memimpin
Muawiyah radhihallahu 'anhu memulai kiprah pengabdiannya sejak masa kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu 'anhu, yakni saat ia mendampingi kakaknya Yazid bin Abu Sufyan menjadi gubernur di negeri Syam. Karier Mu'awiyah mulai merangkak naik saat khalifah Umar menugaskannya dalam sebuah misi pembebasan negeri Kaisaria, di mana Mu'awiyah berhasil menuntaskan tugasnya itu dengan gemilang dan penuh kesuksesan.
Sejak saat itu berturut-turut ia melakukan berbagai operasi pembukaan negeri lainnya. Bahkan Yazid, yang semula sering turun sendiri dalam menuntaskan misi rumit dan berbahaya, mulai mempercayakannya kepada adiknya ini.
2. Diangkat Menjadi Gubernur Syam
Ketika Yazid wafat karena musibah tha'un yang mewabah di Syam, khalifah Umar bin Khattab mengangkat Mu'awiyah menjadi gubernur pengganti pada tahun 18 H. Keputusan Umar mengangkat Muawiyah ini sempat ditentang oleh sebagian sahabat karena usianya yang masih belia dan masih banyak sahabat senior yang lebih baik darinya.
Namun ketika mereka menyaksikan bagaimana kepemimpinan Mu'awiyah, akhirnya orang-orang pun melihat ketepatan pilihan khalifah atas keputusannya.
3. Memimpin Syam Seperti Raja yang Penuh Tanggung Jawab
Ketika memimpin Syam, Muawiyah memang menempuh mazhab politik yang berbeda, bahkan sangat kontras dengan sang khalifah Umar bin Khattab. Muawiyah menjalankan pemerintahan sebagaimana para raja. Ia menampakkan kemewahan, kemegahan dan pengawalan yang ketat sebagai seorang pemimpin pemerintahan.
Ia berpendapat hal itu tidak mengapa karena syariat tidak pernah melarang hal mubah selama bisa dipertanggungjawabkan. Seorang pemimpin baru dicela oleh agama ketika ia berlaku zalim dan melakukan kebatilan dengan memperturutkan hawa nafsunya.
4. Menjaga Wibawa Islam dengan Gaya Politiknya
Mu'awiyah pernah melakukan pawai kenegaraan untuk menyambut kunjungan khalifah ke Syam. Tentu Umar tidak berkenan, lalu menegur gaya politiknya yang dianggapnya glamour. Kala itu Mu'awiyah menjawab:
يا أمر المؤمنين، انا بارض الجزاسيس والعدو فيها كثيرة، فيجب ان تظهر من عز السلطان ما يكون فيه عز الإسلام و اهله ويرهبهم
"Wahai Amirul mukminin, saya berada di wilayah yang banyak spionise musuh. Itulah sebabnya kita perlu berpenampilan layaknya raja dan menampakkan wibawa Islam agar mereka segan dan merasa takut untuk berbuat macam-macam."
5. Dipuji oleh Umar bin Khattab
Meski Umar tidak menyukai gaya kepemimpinan ala Mu'awiyah, namun beliau memaklumi dan menyetujuinya.Pernah Muawiyah disebut-sebut di hadapannya dengan perkataan yang kurang sedap, maka Sayidina Umar berkata:
دعوا فتى قريش واب سيدها. وأنه لمن يضحك فى الغضب ولا ينال الا على الرضا ولا يأخد من فوق رأسه الا من تحت قدميه.
"Sudah, biarkan saja pemuda Quraisy dan anak dari tokoh besar ini. Sungguh ia adalah orang yang tetap bisa tersenyum dalam kemarahannya dan tidak didapatkan dari dirinya kecuali kerelaan. Dan siapapun tidak akan bisa menundukkannya kecuali dengan cara yang juga menunduk kepadanya."
6. Diberi Kepercayaan Memperluas Wilayah Kekuasaan
Posisi Mu'awiyah di mata khalifah Umar sangat spesial. Bayangkan saja, di masa Sayidina Umar beliau terbiasa memecat dan mengganti pejabat begitu saja. Bukan karena tidak baik atau tak berprestasi, tapi khalifah melihat ada pengganti yang bisa lebih baik lagi.
Namun Mu'awiyah justru sebaliknya, ia malah mendapatkan tambahan wilayah untuk kepemimpinannya. Yang tadinya hanya Syam, meluas membawahi wilayah lain disekitarnya.
7. Memiliki Kecerdasan dan Manajerial yang Cakap
Khalifah Umar sangat mengagumi kecerdasan Muawiyah dan juga kemampuan manajerialnya yang cakap. Bahkan Umar ada kalanya tak kuasa untuk tidak mengungkapkannya.
Suatu hari ada yang bercerita di hadapannya tentang prestasi hebat para raja-raja dunia. Maka Umar menyela dengan berkata:
تذكرون كسرى و قيصر ودهاءهما وعندكم معاوية
"Kalian menyebut-nyebut kecerdikan Kisra dan Kaisar, padahal kalian punya Muawiyah."
Ada beberapa prestasi Muawiyah sebelum menjabat Khalifah pertama Dinasti Umayyah. Berikut penjelasan Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriqdalam satu kajiannya.
1. Memiliki Kecakapan dalam Memimpin
Muawiyah radhihallahu 'anhu memulai kiprah pengabdiannya sejak masa kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu 'anhu, yakni saat ia mendampingi kakaknya Yazid bin Abu Sufyan menjadi gubernur di negeri Syam. Karier Mu'awiyah mulai merangkak naik saat khalifah Umar menugaskannya dalam sebuah misi pembebasan negeri Kaisaria, di mana Mu'awiyah berhasil menuntaskan tugasnya itu dengan gemilang dan penuh kesuksesan.
Sejak saat itu berturut-turut ia melakukan berbagai operasi pembukaan negeri lainnya. Bahkan Yazid, yang semula sering turun sendiri dalam menuntaskan misi rumit dan berbahaya, mulai mempercayakannya kepada adiknya ini.
2. Diangkat Menjadi Gubernur Syam
Ketika Yazid wafat karena musibah tha'un yang mewabah di Syam, khalifah Umar bin Khattab mengangkat Mu'awiyah menjadi gubernur pengganti pada tahun 18 H. Keputusan Umar mengangkat Muawiyah ini sempat ditentang oleh sebagian sahabat karena usianya yang masih belia dan masih banyak sahabat senior yang lebih baik darinya.
Namun ketika mereka menyaksikan bagaimana kepemimpinan Mu'awiyah, akhirnya orang-orang pun melihat ketepatan pilihan khalifah atas keputusannya.
3. Memimpin Syam Seperti Raja yang Penuh Tanggung Jawab
Ketika memimpin Syam, Muawiyah memang menempuh mazhab politik yang berbeda, bahkan sangat kontras dengan sang khalifah Umar bin Khattab. Muawiyah menjalankan pemerintahan sebagaimana para raja. Ia menampakkan kemewahan, kemegahan dan pengawalan yang ketat sebagai seorang pemimpin pemerintahan.
Ia berpendapat hal itu tidak mengapa karena syariat tidak pernah melarang hal mubah selama bisa dipertanggungjawabkan. Seorang pemimpin baru dicela oleh agama ketika ia berlaku zalim dan melakukan kebatilan dengan memperturutkan hawa nafsunya.
4. Menjaga Wibawa Islam dengan Gaya Politiknya
Mu'awiyah pernah melakukan pawai kenegaraan untuk menyambut kunjungan khalifah ke Syam. Tentu Umar tidak berkenan, lalu menegur gaya politiknya yang dianggapnya glamour. Kala itu Mu'awiyah menjawab:
يا أمر المؤمنين، انا بارض الجزاسيس والعدو فيها كثيرة، فيجب ان تظهر من عز السلطان ما يكون فيه عز الإسلام و اهله ويرهبهم
"Wahai Amirul mukminin, saya berada di wilayah yang banyak spionise musuh. Itulah sebabnya kita perlu berpenampilan layaknya raja dan menampakkan wibawa Islam agar mereka segan dan merasa takut untuk berbuat macam-macam."
5. Dipuji oleh Umar bin Khattab
Meski Umar tidak menyukai gaya kepemimpinan ala Mu'awiyah, namun beliau memaklumi dan menyetujuinya.Pernah Muawiyah disebut-sebut di hadapannya dengan perkataan yang kurang sedap, maka Sayidina Umar berkata:
دعوا فتى قريش واب سيدها. وأنه لمن يضحك فى الغضب ولا ينال الا على الرضا ولا يأخد من فوق رأسه الا من تحت قدميه.
"Sudah, biarkan saja pemuda Quraisy dan anak dari tokoh besar ini. Sungguh ia adalah orang yang tetap bisa tersenyum dalam kemarahannya dan tidak didapatkan dari dirinya kecuali kerelaan. Dan siapapun tidak akan bisa menundukkannya kecuali dengan cara yang juga menunduk kepadanya."
6. Diberi Kepercayaan Memperluas Wilayah Kekuasaan
Posisi Mu'awiyah di mata khalifah Umar sangat spesial. Bayangkan saja, di masa Sayidina Umar beliau terbiasa memecat dan mengganti pejabat begitu saja. Bukan karena tidak baik atau tak berprestasi, tapi khalifah melihat ada pengganti yang bisa lebih baik lagi.
Namun Mu'awiyah justru sebaliknya, ia malah mendapatkan tambahan wilayah untuk kepemimpinannya. Yang tadinya hanya Syam, meluas membawahi wilayah lain disekitarnya.
7. Memiliki Kecerdasan dan Manajerial yang Cakap
Khalifah Umar sangat mengagumi kecerdasan Muawiyah dan juga kemampuan manajerialnya yang cakap. Bahkan Umar ada kalanya tak kuasa untuk tidak mengungkapkannya.
Suatu hari ada yang bercerita di hadapannya tentang prestasi hebat para raja-raja dunia. Maka Umar menyela dengan berkata:
تذكرون كسرى و قيصر ودهاءهما وعندكم معاوية
"Kalian menyebut-nyebut kecerdikan Kisra dan Kaisar, padahal kalian punya Muawiyah."