Masjid Indonesia Pertama di Inggris, Ikhtiar Panjang 26 Tahun Akhirnya Terwujud

Selasa, 06 Desember 2022 - 22:17 WIB
loading...
Masjid Indonesia Pertama di Inggris, Ikhtiar Panjang 26 Tahun Akhirnya Terwujud
Warga muslim Indonesia menggelar syukuran peresmian masjid pertama Indonesia di Inggris yang terletak di Kota London tak jauh dari Stadion Wembley. Foto/dok IIC (Indonesian Islamic Centre)
A A A
LONDON - Raut bahagia dan senyum ceria terlihat pada wajah ratusan warga Indonesia yang berkumpul di bangunan dua lantai di kawasan Neasden, tak jauh dari Stadion Wembley, London, Inggris.

Pada Ahad pagi, 4 Desember 2022 awal musim dingin, warga Indonesia berkumpul menghadiri syukuran peresmian masjid Indonesia pertama di tanah Inggris Raya. Mimpi warga muslim Indonesia akhirnya terwujud setelah menanti selama 26 tahun.



Panitia dari yayasan Indonesian Islamic Centre (IIC) berhasil membeli bangunan bekas gereja bercat putih yang dialihfungsikan menjadi masjid. Ikhtiar ini telah dirintis sejak 1990-an.

"Saya masih ingat, ikhtiar untuk mendirikan masjid warga Indonesia di Inggris dicetuskan secara formal pada Januari 1996," ungkap Memet Purnama Hasan, kepala wali amanat IIC.

Dari sini, sejumlah warga berinisiatif mendirikan yayasan dan kepanitiaan. Dari berbagai penggalangan dana, terkumpullah uang untuk membeli rumah yang difungsikan sebagai pusat kegiatan keagamaan. Seiring bertambahnya jumlah warga Indonesia, rumah tersebut tidak lagi memadai untuk menjadi pusat kegiatan keagamaan.

Di sisi lain, Memet dan beberapa warga lain juga merasa ada kebutuhan yang makin mendesak untuk memiliki masjid yang benar-benar dijalankan oleh warga Indonesia di Inggris. "Kami melihat di Inggris ini, ada masjid yang didirikan oleh komunitas Bangladesh, Pakistan, Turki, dan dari beberapa negara lain. Sementara, warga Indonesia, yang diketahui sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia tidak memiliki masjid di Inggris," kata Memet yang telah menetap di London selama puluhan tahun.

Momentum untuk mempercepat pembangunan masjid Indonesia di Inggris datang ketika IIC memutuskan untuk menyegarkan kepanitiaan. Eko Kurniawan diminta menjadi panitia pendirian masjid bersama sejumlah warga dan mahasiswa Indonesia. Mereka mengusulkan cara-cara baru untuk menggalang dana dengan memanfaatkan semua saluran, baik tradisional maupun digital untuk menambah kas.

"Kami menggelar beberapa acara online dan dari situ dana yang kami kumpulkan bertambah secara signifikan," kata Eko.

Panitia menggelar acara online seperti Tablig Akbar bersama Ustaz Abdullah Gymnastiar, Ustaz Adi Hidayat, lelang sepeda Brompton edisi Merah Putih yang disumbangkan langsung oleh CEO Brompton Will Butler-Adams, Wakaf Mozaik, dan Wakaf Gotong Royong. Selain itu, dilakukan kegiatan off-line seperti bersepeda untuk masjid Indonesia dan penggalangan dana melalui platform Kita Bisa.

"Yang membuat kami terharu adalah banyak donatur yang menyumbang mulai dari ribuan hingga jutaan rupiah. Dari yang nilainya kecil sampai besar. Misalnya, 'kami menyumbang Rp10.000. Semoga segera terwujud, semoga suatu saat nanti bisa mampir di masjid ini. Sumbangan dan doa tersebut berasal dari Aceh hingga ke Papua, juga dari sejumlah negara. Jumlahnya sangat banyak. Ini membuat kami terharu dan semakin memotivasi kami untuk menyegerakan pendirian masjid," kata Memet.

Bangunan Senilai Rp27 Miliar
Masjid Indonesia Pertama di Inggris, Ikhtiar Panjang 26 Tahun Akhirnya Terwujud

Hingga pertengahan 2022, panitia memiliki dana sekitar £1,7 juta. Pencarian bangunan untuk menjadi masjid Indonesia pun makin intens. Ada beberapa bangunan yang diincar, tetapi pembelian gagal dituntaskan karena kalah penawaran. "Memang tidak mudah dan banyak liku-likunya. Alhamdulillah kami akhirnya bisa mendapatkan masjid yang di Neasden ini," kata Berry Natalegawa, anggota panitia yang bertanggung untuk mendapatkan properti.

Ia menjelaskan bangunan yang akhirnya dibeli ini sangat ideal. "Bangunan sudah memiliki izin untuk menjadi pusat kegiatan keagamaan, tidak jauh dari pusat kota, dan mudah dijangkau dengan moda transportasi oleh masyarakat yang tersebar di berbagai penjuru di Kota London," kata Berry.

Pada akhir November 2022, beberapa pengurus Yayasan IIC menandatangani dokumen jual beli bangunan senilai £1,44 juta atau sekitar Rp27,2 Miliar. "Masih ada dana sekitar £350.000 di kas kami, yang akan dimanfaatkan untuk merenovasi, sehingga nantinya terlihat dan terasa seperti masjid yang sebenarnya," kata Eko Kurniawan.

Ia menambahkan pembelian properti ini bukan akhir dari satu proses panjang. "Kami ingin, masjid ini bisa bersama-sama dimakmurkan. Kita hidupkan masjid ini dengan dakwah Islam. Kita agungkan asma Allah di dalamnya. Kita ajari anak-anak kita mengaji dan membaca Al-Qur'an," kata Eko.

Ketua Yayasan IIC Memet Hasan menambahkan, "Kami ingin masjid ini menjadi representasi Muslim Indonesia yang teduh, yang moderat di kota kosmopolitan seperti London."
Masjid Indonesia Pertama di Inggris, Ikhtiar Panjang 26 Tahun Akhirnya Terwujud

Acara syukuran dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, Republik Irlandia, dan Organisasi Maritim Internasional, Desra Percaya, yang terlibat penuh dalam proses pendirian masjid sejak menjabat sebagai orang nomor satu di perwakilan RI di London.

Dalam sambutannya, Desra memberi apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada IIC, panitia pembangunan masjid, dan seluruh warga Indonesia di Inggris yang turut berjuang mendirikan masjid ini. "Pada akhirnya kesabaran ini memberikan hasil yang menggembirakan dengan berdirinya masjid Indonesia pertama di London," kata Desra.

Ia juga mengingatkan kepada IIC untuk membuat tata kelola yang baik agar masjid ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan umat.

Bagi warga London, Elvi Ibrahim, momen syukuran patut dirayakan karena menandai kerja keras masyarakat Indonesia sejak tahun 1990-an. "Saat itu, kami dan beberapa warga Indonesia lain memulai penggalangan dana untuk mendirikan masjid Indonesia. Perjalanan yang sungguh panjang. Hampir 30 tahun, yang berawal dari penggalangan dana kecil-kecilan pada satu bulan Ramadan saat salat Tarawih pada 1990-an. Alhamdulillah sekarang bisa terwujud," kata Elvi.

Pembenahan langsung dilakukan begitu kunci gedung didapat menyusul serah terima kontrak jual beli pada akhir November. Yang tampak mencolok tentu saja bangunan bercat putih di ujung Clifford Way, North London, yang kosong selama beberapa tahun terakhir, menjadi lebih hidup dan semarak. Lampu terang menyala pada malam hari dan terdengar suara Azan dari aula utama.

Jumlah masjid di London bertambah satu pada bulan Desember dan masjid tersebut hasil perjuangan panjang warga Indonesia selama hampir tiga dasawarsa.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2355 seconds (0.1#10.140)