Kisah Mualaf Amerika Robert Dickson Crane, Mulanya Muak terhadap Islam

Kamis, 08 Desember 2022 - 17:21 WIB
loading...
A A A
Saya kuliah di Harvard, kemudian drop-out dan melanjutkan tingkat sarjana muda di Northwestern. Keluarga saya ingin saya menjadi presiden perusahaan perangkat keras keluarga. Saya bekerja di sana dua puluh jam seminggu.

Saya mempelajari segala sesuatunya dari bawah. Kemudian keluarga meminta agar saya melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Harvard. Mereka memperhitungkan bahwa itu lebih baik daripada mendapatkan gelar sarjana muda. Lalu saya kuliah di jurusan Hukum Harvard. Tetapi saya berubah pikiran.

Mereka menginginkan saya kuliah di sana agar mendapatkan latar belakang pendidikan yang memampukan saya mengendalikan perusahaan tersebut. Tetapi saya ke sana untuk mempelajari masalah keadilan.

Ketika masih di Cambridge saya menulis tentang strategi ruang angkasa Soviet. Ketika pecah Krisis Misil Kuba, saya menulis sebuah artikel panjang tentang strategi perang psikis.

Saya sudah menduga bahwa Soviet akan memenangkan krisis misil itu. Setiap orang berpikir bahwa Amerika Serikat akan menundukkan mereka, tetapi bagi saya jelas bahwa tujuan Krushchev bukanlah mengintimidasi atau menggunakan misilnya untuk melawan Amerika Serikat.

Tujuannya adalah mengkonsolidasi kekuatan Komunis di Kuba. Caranya adalah dengan memasang misil-misil tersebut, kemudian menariknya kembali dengan jaminan komitmen Amerika agar tidak mencampuri urusan Fidel Castro, itulah yang sebenarnya terjadi.

Yang harus diyakini Krushchev adalah bahwa Kennedy tidak akan meletakkan jarinya di tombol itu, dan itu tidak akan lepas dari pengamatannya.

Krushchev benar-benar salah perhitungan, sebab Kennedy mengidap penyakit takut pada perang nuklir. Dia memperhitungkan bahwa jika dia tidak segera memindahkan misil-misil itu dari sana, situasinya akan semakin memanas dan mungkin akan terjadi perang nuklir.



Apabila Anda sangat takut pada perang nuklir, Anda harus mengambil langkah yang tegas. Jadi dia bersedia menanggung risiko untuk menghindari konfrontasi selanjutnya. Jika mereka dapat meyakinkan orang-orang Amerika bahwa ada bahaya yang sebenarnya, maka mereka dapat memanipulasi kita. Dan kita tidak bisa membayangkan skenario pasca-perang nuklir. [Sedang] mereka bisa.

Penasihat Nixon
Saya mempelajari orkestrasi pemikiran Amerika oleh Soviet, dan Richard Nixon membacanya di atas pesawat dari California ke New York. Dia memanggil saya segera setelah mendarat, pada Januari 1963, dan bertanya apakah saya bersedia menjadi penasihatnya untuk politik luar negeri.

Kami membagi dunia menjadi beberapa area dan pokok persoalan, lalu saya akan mempelajari majalah profesional untuk mendapatkan artikel-artikel terbaik pada setiap pokok persoalan. Kemudian saya secara teratur menggabungkan semua artikel itu menjadi buku ringkasan untuk dibacanya, sebab dia orang yang sangat gemar membaca.

Nixon tertarik untuk membaca tentang bermacam-macam agama. Dan dia ingin mengetahui tentang Islam. Saat itu saya telah membaca sedikit tentang Islam, sebab saya pikir Islam akan menjadi sekutu Amerika Serikat yang paling kuat dan tahan lama untuk melawan Komunisme --sebab kami berdua, saya dan Nixon, memandang Komunisme sebagai ancaman dunia.

Pada waktu itu, dari 1963 sampai 1966, saya mendesak Nixon untuk kembali memimpin. Saya juga menasihati Gerard Ford tentang berbagai majalah, dan saya juga menjadi penasihat untuk pemimpin-pemimpin besar partai Republik.

Setelah pemilihan pada 1966, terpilihlah 10 anggota kongres baru, timbul rasa kepercayaan pada Partai Republik. Saya diundang sebagai staf ahli pertahanan Partai Republik untuk memberikan pengarahan tentang masalah-masalah pertahanan kepada seluruh anggota baru kongres dari partai Republik. Kami mengadakan sesi pengarahan itu selama tiga hari.

Segera setelah itu saya pergi ke kantor Nixon. Di situ ada Pat Nixon yang sedang sibuk menuliskan alamat pada kartu-kartu Natal. Biasanya dia mengirimkan dua atau tiga ratus kartu, tetapi waktu itu kantornya penuh dengan ribuan kartu, dan saya berkata, "Ah, fantastic, boss akan mencalonkan diri lagi."

Pat berkata, "Ya, dan saya mendapat firasat yang mengerikan bahwa dia akan menghancurkan dirinya sendiri."

Saya berkata, "Hei, Anda pasti bergurau. Itu sama sekali tidak masuk akal."

Dia berkata, "Saya tahu, tetapi dia akan menghancurkan dirinya sendiri."

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3030 seconds (0.1#10.140)