Kisah Mualaf Amerika Raphael Narbaez Jr, Pendeta Saksi Yehova yang Memeluk Islam
loading...
A
A
A
Raphael Raphael Narbaez Jr dilahirkan di Texas berdarah Latin. Dia adalah seorang pelawak sekaligus dosen di Los Angeles. Ia menghadiri pertemuan Saksi Yehova di Texas. Lalu memberikan ceramah Injilnya yang pertama pada usia 16 tahun. Selanjutnya, mengurus jemaatnya sendiri pada usia 20 tahun, dan dicalonkan untuk posisi kepemimpinan di antaran 904.000 anggota Saksi Yehova di Amerika Serikat .
Steven Barbosa dalam buku berjudul "American Jihad, Islam After Malcolm X" menuturkan pada 1 November 1991, Raphael Narbaez memeluk agama Islam. Ia menukar Injilnya dengan Al-Quran setelah memberanikan diri mengunjungi masjid setempat.
Ia membawa kepada masyarakat Muslim sistem organisasi dan keahlian berbicara yang dikembangkannya di kalangan Saksi Yehova. Dia berbicara dengan keterbatasan sebagai seorang muallaf, tetapi dia adalah orang yang dapat membuat para imigran Muslim menertawakan diri mereka sendiri.
Berikut penuturan Raphael Narbaez selengkapnya sebagaimana dinukil dalam buku yang sudah diterjemahkan Sudirman Teba dan Fettiyah Basri menjadi "Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X" (Mizan, 1995). Dia menuturkan kisahnya dengan menirukan gaya beberapa karakter.
Suatu hari saya dengan beberapa pengikut Saksi Yehova berdiskusi di ruang tamu orangtua saya. Kami membicarakan tentang Hari Akhir. "Itu Armageddon! Akhir kehidupan! Kristus datang! Dan Anda tahu hujan es sebesar mobil akan tiba! Tuhan akan menggunakan apa saja untuk menghancurkan sistem yang jahat ini dan menghapuskan pemerintahan! Dan Injil berkisah tentang retakan-retakan bumi! Yang akan menelan seluruh kompleks perkotaan!"
Saya ketakutan setengah mati! Kemudian ibu saya menimpali, "Kamu tahu apa yang akan terjadi padamu jika kamu tidak dibaptis, dan jika kamu tidak melaksanakan perintah Tuhan? Bumi akan menelanmu, atau salah satu batu es yang besar itu akan menghantam kepalamu, merobohkanmu, dan kamu tidak pernah hidup lagi. Saya harus melahirkan anak yang lain."
Saya tidak ingin mengambil risiko dihantam salah satu batu es yang besar itu. Maka saya pun dibaptis. Saksi Yehova tidak membaptis dengan percikan air. Mereka menenggelamkan seluruh tubuh Anda, membiarkan Anda di sana sebentar, kemudian mengangkat Anda kembali.
Saya dibaptis pada usia 13 tahun, tanggal 7 September 1963. Tempatnya di Pasadena, California, di Rose Bowl. Acara itu merupakan pertemuan internasional yang besar. Dihadiri 100.000 orang. Kami datang dengan mengendarai mobil dari Lubbock, Texas.
Akhirnya saya mulai memberikan ceramah yang agak besar sepuluh menit di hadapan para jemaat. Dan seorang utusan keliling menganjurkan saya untuk memberikan ceramah satu jam yang dilaksanakan pada hari Minggu, di mana mereka mengundang masyarakat umum. Ceramah itu biasanya diberikan kepada anggota jemaat yang lebih tua.
[Dengan suara berwibawa:] "Memang dia masih muda. Tetapi dia dapat menangani hal ini. Dia seorang bocah Kristen yang baik. Dia tidak mempunyai sifat buruk, dan dia patuh pada orang tuanya dan tampaknya dia mempunyai pengetahuan yang baik tentang Injil."
Maka pada usia enam belas tahun saya mulai memberikan ceramah di hadapan seluruh anggota jemaat. Terlebih dahulu saya ditugaskan menangani sebuah kelompok di Sweetwater, Texas, kemudian akhirnya di Brownfield, Texas. Pada usia dua puluh tahun, saya telah menjadi apa yang mereka sebut sebagai pendeta pemula.
Saksi Yehova mempunyai program latihan yang sangat canggih, dan mereka juga mempunyai semacam sistem kuota. Anda harus mempersembahkan sepuluh sampai dua belas jam sebulan untuk melakukan ceramah dari pintu ke pintu. Seperti manajemen penjualan. IBM mungkin tidak sehebat itu.
Ketika menjadi pendeta pemula, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk melakukan khutbah dari rumah ke rumah. Saya harus melakukannya sebanyak 100 jam sebulan, dan saya harus menguasai tujuh Injil. Saya mulai mengajar jemaat yang lain. Saya mulai mendapat banyak tanggung jawab. Saya kemudian diterima di sebuah sekolah di Brooklyn, New York, sebuah sekolah Saksi Yehova yang sangat elit untuk creme de la creme.
Banyak hal yang tidak lagi masuk akal bagi saya. Contohnya, sistem kuota. Tampaknya setiap kali saya ingin melewati masa krisis dan mendapatkan posisi pertanggungjawaban yang lain, saya harus melakukan hal-hal sekular duniawi untuk membuktikan kesalehan saya. Sepertinya jika Anda memenuhi kuota Anda bulan ini, Tuhan menyayangi Anda. Jika Anda tidak memenuhi kuota Anda bulan depan, Tuhan tidak mencintai Anda. Hal itu sangat tidak masuk akal. Bulan ini Tuhan mencintai Anda dan bulan yang lain Dia tidak mencintai Anda?
Hal lain yang mulai saya perhatikan adalah tentang ramalan hari akhir. Hanya Saksi Yehova yang akan diselamatkan menurut aturan Tuhan yang baru, orang lain tidak, karena mereka semua mempraktikkan agama yang salah.
Nah, saya pikir, Ibu Theresa adalah seorang Katolik. Katolik adalah musuh kami yang mengerikan. Lalu saya berkata, 'Tunggu dulu, Ibu Theresa telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan Jesus: rawatlah orang miskin, orang yang sakit, anak yatim. Apakah dia tidak akan mendapat pertolongan Tuhan karena dia seorang Katolik?'
Kami mengkritik Gereja Katolik karena mereka harus membuat pengakuan dosa kepada seorang manusia, seorang pendeta. Kami katakan, "Anda tidak perlu mendatangi seorang manusia untuk mengakui dosa-dosa Anda! Anda berdoa kepada Tuhan!"
Tetapi kami sendiri mendatangi Jasad Para Pendahulu. Jadi di Saksi Yehova Anda mengakui dosa kepada mereka, lalu mereka menghubungi Anda dan berkata [Para Pendahulu itu berlaku seperti operator telepon:] "Tunggu sebentar... Bagaimana menurutmu, Tuhan? Tidak?... baiklah, maaf, kami telah berusaha sebaik mungkin tetapi tampaknya Anda belum betul-betul bertobat. Dosa Anda terlalu besar, maka Anda akan dikeluarkan dari keanggotaan gereja atau Anda harus mengikuti masa percobaan."
Steven Barbosa dalam buku berjudul "American Jihad, Islam After Malcolm X" menuturkan pada 1 November 1991, Raphael Narbaez memeluk agama Islam. Ia menukar Injilnya dengan Al-Quran setelah memberanikan diri mengunjungi masjid setempat.
Ia membawa kepada masyarakat Muslim sistem organisasi dan keahlian berbicara yang dikembangkannya di kalangan Saksi Yehova. Dia berbicara dengan keterbatasan sebagai seorang muallaf, tetapi dia adalah orang yang dapat membuat para imigran Muslim menertawakan diri mereka sendiri.
Berikut penuturan Raphael Narbaez selengkapnya sebagaimana dinukil dalam buku yang sudah diterjemahkan Sudirman Teba dan Fettiyah Basri menjadi "Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X" (Mizan, 1995). Dia menuturkan kisahnya dengan menirukan gaya beberapa karakter.
Suatu hari saya dengan beberapa pengikut Saksi Yehova berdiskusi di ruang tamu orangtua saya. Kami membicarakan tentang Hari Akhir. "Itu Armageddon! Akhir kehidupan! Kristus datang! Dan Anda tahu hujan es sebesar mobil akan tiba! Tuhan akan menggunakan apa saja untuk menghancurkan sistem yang jahat ini dan menghapuskan pemerintahan! Dan Injil berkisah tentang retakan-retakan bumi! Yang akan menelan seluruh kompleks perkotaan!"
Saya ketakutan setengah mati! Kemudian ibu saya menimpali, "Kamu tahu apa yang akan terjadi padamu jika kamu tidak dibaptis, dan jika kamu tidak melaksanakan perintah Tuhan? Bumi akan menelanmu, atau salah satu batu es yang besar itu akan menghantam kepalamu, merobohkanmu, dan kamu tidak pernah hidup lagi. Saya harus melahirkan anak yang lain."
Saya tidak ingin mengambil risiko dihantam salah satu batu es yang besar itu. Maka saya pun dibaptis. Saksi Yehova tidak membaptis dengan percikan air. Mereka menenggelamkan seluruh tubuh Anda, membiarkan Anda di sana sebentar, kemudian mengangkat Anda kembali.
Saya dibaptis pada usia 13 tahun, tanggal 7 September 1963. Tempatnya di Pasadena, California, di Rose Bowl. Acara itu merupakan pertemuan internasional yang besar. Dihadiri 100.000 orang. Kami datang dengan mengendarai mobil dari Lubbock, Texas.
Akhirnya saya mulai memberikan ceramah yang agak besar sepuluh menit di hadapan para jemaat. Dan seorang utusan keliling menganjurkan saya untuk memberikan ceramah satu jam yang dilaksanakan pada hari Minggu, di mana mereka mengundang masyarakat umum. Ceramah itu biasanya diberikan kepada anggota jemaat yang lebih tua.
[Dengan suara berwibawa:] "Memang dia masih muda. Tetapi dia dapat menangani hal ini. Dia seorang bocah Kristen yang baik. Dia tidak mempunyai sifat buruk, dan dia patuh pada orang tuanya dan tampaknya dia mempunyai pengetahuan yang baik tentang Injil."
Maka pada usia enam belas tahun saya mulai memberikan ceramah di hadapan seluruh anggota jemaat. Terlebih dahulu saya ditugaskan menangani sebuah kelompok di Sweetwater, Texas, kemudian akhirnya di Brownfield, Texas. Pada usia dua puluh tahun, saya telah menjadi apa yang mereka sebut sebagai pendeta pemula.
Saksi Yehova mempunyai program latihan yang sangat canggih, dan mereka juga mempunyai semacam sistem kuota. Anda harus mempersembahkan sepuluh sampai dua belas jam sebulan untuk melakukan ceramah dari pintu ke pintu. Seperti manajemen penjualan. IBM mungkin tidak sehebat itu.
Ketika menjadi pendeta pemula, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk melakukan khutbah dari rumah ke rumah. Saya harus melakukannya sebanyak 100 jam sebulan, dan saya harus menguasai tujuh Injil. Saya mulai mengajar jemaat yang lain. Saya mulai mendapat banyak tanggung jawab. Saya kemudian diterima di sebuah sekolah di Brooklyn, New York, sebuah sekolah Saksi Yehova yang sangat elit untuk creme de la creme.
Banyak hal yang tidak lagi masuk akal bagi saya. Contohnya, sistem kuota. Tampaknya setiap kali saya ingin melewati masa krisis dan mendapatkan posisi pertanggungjawaban yang lain, saya harus melakukan hal-hal sekular duniawi untuk membuktikan kesalehan saya. Sepertinya jika Anda memenuhi kuota Anda bulan ini, Tuhan menyayangi Anda. Jika Anda tidak memenuhi kuota Anda bulan depan, Tuhan tidak mencintai Anda. Hal itu sangat tidak masuk akal. Bulan ini Tuhan mencintai Anda dan bulan yang lain Dia tidak mencintai Anda?
Hal lain yang mulai saya perhatikan adalah tentang ramalan hari akhir. Hanya Saksi Yehova yang akan diselamatkan menurut aturan Tuhan yang baru, orang lain tidak, karena mereka semua mempraktikkan agama yang salah.
Nah, saya pikir, Ibu Theresa adalah seorang Katolik. Katolik adalah musuh kami yang mengerikan. Lalu saya berkata, 'Tunggu dulu, Ibu Theresa telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan Jesus: rawatlah orang miskin, orang yang sakit, anak yatim. Apakah dia tidak akan mendapat pertolongan Tuhan karena dia seorang Katolik?'
Kami mengkritik Gereja Katolik karena mereka harus membuat pengakuan dosa kepada seorang manusia, seorang pendeta. Kami katakan, "Anda tidak perlu mendatangi seorang manusia untuk mengakui dosa-dosa Anda! Anda berdoa kepada Tuhan!"
Tetapi kami sendiri mendatangi Jasad Para Pendahulu. Jadi di Saksi Yehova Anda mengakui dosa kepada mereka, lalu mereka menghubungi Anda dan berkata [Para Pendahulu itu berlaku seperti operator telepon:] "Tunggu sebentar... Bagaimana menurutmu, Tuhan? Tidak?... baiklah, maaf, kami telah berusaha sebaik mungkin tetapi tampaknya Anda belum betul-betul bertobat. Dosa Anda terlalu besar, maka Anda akan dikeluarkan dari keanggotaan gereja atau Anda harus mengikuti masa percobaan."