Sejarah Perkembangan Islam di Prancis, Negara dengan Muslim Terbanyak di Eropa Barat

Jum'at, 16 Desember 2022 - 18:53 WIB
loading...
Sejarah Perkembangan Islam di Prancis, Negara dengan Muslim Terbanyak di Eropa Barat
Maryam Pougetoux merupakan tokoh Muslimah di Prancis. Foto/aljazeera
A A A
PARIS - Perkembangan Islam di Prancis ini diketahui dimulai pada abad ke 8 M, setelah ditemukannya tiga kuburan pemakaman Muslim yang diketahui berasal dari abad tersebut.

Melansir dari france24.com, kuburan tersebut ditemukan para arkeolog Prancis Selatan. Situs kuburan Muslim lainnya telah ditemukan di Marseille, tetapi berasal dari abad ke-13. Satu lokasi lagi berada di Montpellier yang mungkin berasal dari abad ke-12.

Terkait penemuan tiga kuburan tersebut beberapa peneliti yang telah menerbitkan jurnal PlosOne mengungkap studi munculnya Islam di Prancis.

Ketika wilayah di Afrika Utara ditaklukan bangsa Arab pada tahun 719, suku Breber yang menjadi warga asli wilayah tersebut terusir dan membangun pijakan di Prancis Selatan.



Terdapat teori bahwa sosok seorang yang dikubur di Prancis itu adalah bagian dari gelombang Muslim yang menyapu Afrika Utara dan masuk ke Spanyol hingga sampai ke Prancis.

Prancis merupakan negara Eropa yang memiliki populasi muslim terbanyak, yakni sekitar 5,7 juta populasi pada tahun 2016. Data itu menurut survei yang dikeluarkan PewResearch.org.

Kini sulit untuk mengetahui jumlah Muslim yang ada di Prancis karena negara tersebut tidak mengumpulkan data sensus tentang agama atau etnis dan tetap menjaga dua hal tersebut sebagai domain pribadi.

Banyaknya pemeluk agama Islam di Prancis ini diketahui mulai berkembang pesat usai Perang Dunia I dan II. Itu dikarenakan pemerintah membutuhkan tenaga buruh untuk memperbaiki kekacauan perang.

Untuk mengatasinya didatangkanlah beberapa pekerja dari wilayah Afrika seperti Aljazair, Maroko, Tunisia dan beberapa dari Asia yang kemudian berdomisili dan dinaturalisasi menjadi warga negara Perancis.

Mendatangkan para pekerja dari wilayah Afrika tersebut dibutuhkan karena biaya yang murah sehingga dapat menekan biaya pembangunan setelah perang.

Namun hal ini juga yang meningkatkan jumlah imigran Islam di Prancis. Karena itu mereka membuat kelompok besar dan membangun beberapa fasilitas ibadah.

Namun keberadaan umat Islam di Prancis ini tak lantas dapat hidup dengan damai pada awalnya. Terdapat beberapa gesekan yang sempat terjadi antar imigran dengan penduduk asli.

Persepsi terhadap umat Islam memburuk pada tahun 1970 ketika Prancis mengalami resesi. Kala itu banyak imigran yang menganggur dan membuat negara tersebut punya gambaran negatif.

Kemudian pada tahun 2001 ketika booming peristiwa WTC di Amerika Serikat membuat keberadaan umat Islam semakin buruk.

Hal ini membuat orang orang Prancis mengecap umat Islam sebagai teroris dan melahirkan diskriminasi di negara tersebut.

Tidak selesai sampai di situ pada tahun 2011, Pemerintah Prancis mengesahkan Undang Undang tentang larangan pemakaian burqa atau cadar di muka umum.

Tahun 2020, Islam di Prancis semakin tertekan setelah dikeluarkannya regulasi yang menolak Islam sebagai nilai politik oleh Presiden Emmanuel Macron.

Hal tersebut membuat umat Islam di Prancis dilarang memberikan informasi pribadi kepada orang lain dan pembatasan home schooling.
(sya)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1992 seconds (0.1#10.140)