Kisah Nabi Isa dalam Perspektif Al-Qur'an dan Kelahirannya

Minggu, 25 Desember 2022 - 19:07 WIB
loading...
Kisah Nabi Isa dalam Perspektif Al-Quran dan Kelahirannya
Kisah Nabi Isa alaihissalam dan kelahirannya diceritakan dalam banyak ayat Al-Quran di antaranya Surat Maryam, Surat Ali Imran dan Surat Al-Maidah. Foto/ilustrasi
A A A
Nabi Isa 'alaihissalam adalah seorang Rasul bergelar 'Ulul Azmi yang diutus Allah Ta'ala untuk Bani Israil. Dalam lisan Arab, beliau bernama Isa Al-Masih dan Isa ibnu Maryam.

Sedangkan dalam Injil disebut Yesus atau Jesus Christ, Messiah dalam bahasa Inggris. Mengenai kelahirannya, masing-masing agama memiliki pendapat masing-masing.

Dalam Al-Qur'an, kisah Nabi Isa 'alaihissalam diceritakan dalam banyak ayat. Di antaranya, Surat Maryam ayat 16-36; Surat Ali 'Imran ayat 49-55; dan Surat Al-Ma'idah ayat 110-118.

Tentang kelahiran Nabi Isa sebenarnya Al-Qur'an cukup menjadi rujukan, sebab pengetahuan tentang hal ini hanya Allah Yang Maha Tahu. Mari kita simak penjelasan Gus Musa Muhammad dalam satu kajiannya berikut.

Kita awali dari sekitar 550 tahun sebelum Baginda Nabi Muhammad SAW lahir. Kelahiran Nabi Isa dalam pandangan umat Kristiani adalahh bulan Desember. Perlu dicermati, Desember adalah musim dingin (winter), dimana matahari sedang berada di bumi bagian selatan, dan bumi bagian utara mengalami musim dingin.

Adapun sesuai geografi posisi Palestina (wilayah dimana Nabi Isa dilahirkan) berada di lingar garis utara, yang artinya mengalami 4 musim summer, auntum, winter, spring (panas, gugur, dingin, semi).

Kelahiran Nabi Isa (Isa ibnu Maryam) diceritakan dalam Surat Maryam di mana saat itu sedang musim buah kurma. Dan buah kurma itu tidak berbuah pada musim dingin. Sebab, kurma mulai berbuah pada musim semi dan masak (ranum) di awal musim panas.

Al-Qur'an mengisyaratkan kelahiran Nabi Isa sebagaimana firman-Nya berikut:

فَاَجَآءَهَا الۡمَخَاضُ اِلٰى جِذۡعِ النَّخۡلَةِ‌ۚ قَالَتۡ يٰلَيۡتَنِىۡ مِتُّ قَبۡلَ هٰذَا وَكُنۡتُ نَسۡيًا مَّنۡسِيًّا

Artinya: "Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan." (QS Maryam ayat 23)

Ayat berikutnya: "Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu." (QS Maryam ayat 24)

"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS Maryam ayat 25)

"Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini." (QS. Maryam ayat 26)

Gus Musa Muhammad menerangkan, keterangan ayat di atas menunjukkan bahwa kelahiran Nabi Isa bukan di musim dingin Desember, melainkan pada musim gugur kurma yaitu musim panas antara Juni-Juli.

Informasi Al-Qur'an ini menjadi bantahan bilakah Isa ibnu Maryam dilahirkan di musim dingin dimana semua pohon tidak berdaun apalagi berbuah? Sehingga timbul pertanyaan, perayaan Natal 25 Desember itu, perayaan lahirnya siapa?

Untuk diketahui, Nabi Isa selama hidupnya tidak pernah menyatakan kepada Bani Israil bahwa dirinya dan ibunya, Maryam, adalah tuhan dan tidak pernah pula memerintahkan untuk menyembah mereka berdua.

Hal ini diabadikan dalam Surat Al-Maidah, Allah berfirman yang artinya: "Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?" (Isa) menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib." (QS. Al-Maidah Ayat 116)

"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu," dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (QS. Al-Maidah Ayat 117)

Pada ayat di atas, Nabi Isa tidak pernah menyatakan diri atau ibunya sebagai tuhan yang harus disembah. Bahkan beliau menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan dia mengajak para pengikutnya untuk menyembah hanya kepada Allah yang satu.



Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2039 seconds (0.1#10.140)