Kisah Mualaf Jerman Dr Marcus Mempelajari Terjemahan Al-Quran di Masa Kanak-Kanak

Kamis, 29 Desember 2022 - 12:57 WIB
loading...
Kisah Mualaf Jerman...
Dr Marcus bilang sesungguhnya Islam itu adalah agama lurus dan toleran. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Dr Marcus adalah seorang pemikir dan penulis terkenal yang mendirikan Muslimische Revue di Berlin, Jerman. Setelah ia memeluk Islam namanya ditambah menjadi Hamid Marcus. Dia mengaku mempelajari al-Quran (terjemahan) sejak masa kanak-kanak.

"Sejak saya masih kanak-kanak, saya merasa ada dorongan dalam jiwa saya untuk mempelajari Islam. Akan tetapi kesempatan atau jalan untuk itu tidak saya temui," ujarnya.

Menurutnya, ia membaca naskah terjemahan Al-Qur'an yang ia dapati di Perpustakaan kota kelahirannya bertanggal tahun 1750, suatu naskah yang telah memberikan kepada Goethe pengetahuan tentang Islam.



Berikut penuturan selengkapnya Dr Hamid Marcus tentang perjalanan rohani dirinya sebagaimana dinukil dalam buku yang diterjemahkan Bachtiar Affandie berjudul "Mengapa Kami Memilih Islam" oleh Rabithah Alam Islamy Mekkah (PT Alma'arif, Bandung, 1981):

Saya sungguh kagum demi melihat susunan al-Quran yang rasional, sekaligus memberikan kerangka komposisi ajaran-ajaran Islam. Saya juga sangat tertarik dengan dasar revolusi kejiwaan yang telah dialami kaum Muslimin dahulu kala berkat ajaran-ajaran ini.

Kemudian di Berlin saya berkesempatan untuk bekerjasama dengan kaum Muslimin sambil mendengarkan dengan antusias segala komentar tentang Al-Qur'an yang diberikan oleh pendiri Jam'iyyah Islam di Berlin dan pembangun Mesjid Berlin.

Sesudah beberapa tahun aktif bekerja sama dengan pribadi yang penting dan tenaga rohaniwan ini, saya langsung memeluk Islam, karena dasar-dasarnya yang tinggi mengatasi sejarah pemikiran manusia telah melengkapi pikiran-pikiran saya sendiri.



Percaya atau iman kepada Allah adalah akidah pokok dalam agama Islam. Akan tetapi Islam tidak memberikan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modem, sehingga tidak ada pertentangan antara keduanya. Inilah salah satu keistimewaan besar tersendiri dalam pandangan orang yang turut serta dengan sepenuh kernampuannya dalam penyelidikan ilmu pengetahuan.

Keistimewaan lainnya lagi ialah bahwa ajaran-ajaran Islam itu tidak idealistis buta yang mengesampingkan kewaspadaan terhadap kenyataan-kenyataan hidup.

Islam menyerukan sistem yang aktual meliputi segala segi kehidupan manusia. Syari'at Islam bukanlah hukum paksaan yang mengekang kebebasan pribadi, tapi merupakan bimbingan dan petunjuk yang mengarah kepada kebebasan pribadi yang teratur.

Bersamaan dengan berlalunya waktu dari tahun ke tahun, saya bertambah erat memegang dalil-dalil yang jelas bagi saya menunjukkan bahwa Islam menempuh jalan yang paling lurus dalam keseimbangan antara kepribadian perseorangan dan kepribadian masyarakat, serta mempersatukannya dengan tali hubungan yang kuat.

Sesungguhnya Islam itu adalah agama lurus dan toleran. Islam selalu menyerukan kebaikan, menganjurkannya dan mempertinggi derajatnya dalam segala hal dan segala kesempatan.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3794 seconds (0.1#10.140)