Ketika Orientalis Montgomery Watt Bicara tentang Kesempurnaan dan Kemandirian Islam

Jum'at, 30 Desember 2022 - 09:52 WIB
loading...
A A A
Pada awalnya bahan periwayatan Israiliyyat ini dapat diterima dan ada sebuah Hadis yang ditulis oleh al-Syafi'i (meninggal 820 Masehi). Nabi Muhammad SAW bersabda: "Bukan tujuan kita untuk mewarisi riwayat-riwayat yang berasal dari Bani Israel."

Sekalipun demikian, pada waktu itu tujuan yang dikehendaki adalah mengambil cerita-cerita Israiliyyat dan pada umumnya dipertahankan bahwa cerita-cerita israiliyyat itu harus dihindari dan dijauhi.

Ilmuwan Mesir yang masyhur di awal abad ini, Rashid Ridha, yang menasihatkan agar kembali kepada Islam yang semurni-murninya dari "orang-orang dahulu yang salih (salaf al-salih), menentang sebagian kisah-kisah yang tidak benar yang diketemukan pada komentar-komentar Al-Quran abad pertengahan.

Rashid Ridha berusaha menolak segala hal yang tidak berasal dari sumber Islam dan khususnya mengkritik sebagian kisah-kisah di mana Ka'ab dan Wahb Ibn Munabbih yang disebut-sebut berada di antara para pewaris kisah-kisah Israiliyyat itu.

Ulama lain tidak setuju dengan Rashid Ridha dan mengatakan bahwa Ka'ab dan Wahb Ibn Munabbih ini telah diakui sebagai pewaris kisah-kisah Israiliyyat oleh para ulama awal tentang Hadis seperti al-Bukhari (meninggal 870 Masehi).

Berkenaan dengan penolakan ini, Rashid Ridha menjawab bahwa sebagian kisah-kisah Israiliyyat itu berasal dari Ka'ab dan orang-orang Yahudi lain yang masuk Islam karena bertentangan dengan kitab Perjanjian lama.

Opponen-opponennya harus mengakui ini, namun mengatakan bahwa para perawi terkemudian telah meletakkan rekaan-rekaan khayali yang fanatik ke dalam mulut Ka'ab dan Wahb Ibn Munabbih. Akhirnya ada pandangan moderat yang agaknya telah berlaku umum sebagaimana dijelaskan dalam paragraf berikut ini:



Ketika riwayat-riwayat israiliyyat itu berada di atas otoritas Ka'ab, Wahb, atau yang lain-lain, sesuai dengan Al-Qur'an, maka riwayat-riwayat Israiliyyat itu merupakan hugg. Ketika riwayat-riwayat israiliyyat itu tidak sesuai dengan Al-Qur'an, akan harus dipertimbangkan sebagai riwayat yang palsu. Ketika riwayat-riwayat itu jatuh melampaui batas Al-Qur'an, maka janganlah kamu percaya, juga jangan mengkufuri. Hati-hatilah dengan sabda Nabi Muhammad SAW: "Janganlah percaya kepada ahli kitab dan jangan menuduh mereka sebagai kesalahan." (G.H.A. Joynboll, The Authenticity of the Tradition Literature: Discussions in Modern Egypt, Leiden, Brill, 1969, h. 137).

Kalimat-kalimat pembuka di atas adalah kenang-kenangan dari Umar Ibn Khattab dan perpustakaan Alexandria.

Sepanjang abad-abad itu, ulama menggunakan otoritas mereka untuk mempertahankan jangan sampai terjadi penyebaran semua jenis bid'ah atau pandangan-pandangan yang bertentangan dengan Islam. Bahkan mereka mempertahankan diri dari segala hal yang berasal dari ajarannya sendiri dan berasal dari self-image Islam sebagaimana yang mereka terima. Desakan atau supresi di luar pandangan-pandangan yang tidak dikehendaki yang dibawa oleh metode totalitarianisme barat yang berbeda.

Di banyak negara Islam dewasa ini, sungguh mustahil bagi para cendekiawan muslim untuk mempublikasikan segala hal yang bertentangan dengan fundamentalisme maupun tradisionalisme yang dominan.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3154 seconds (0.1#10.140)