QS. Al-Mu’minun Ayat 109

اِنَّهٗ كَانَ فَرِيۡقٌ مِّنۡ عِبَادِىۡ يَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَاۤ اٰمَنَّا فَاغۡفِرۡ لَـنَا وَارۡحَمۡنَا وَاَنۡتَ خَيۡرُ الرّٰحِمِيۡنَ‌‌ۖ‌ۚ
Innahuu kaana fariiqum min 'ibaadii yaquuluuna Rabbanaaa aamannaa faghfir lanaa warhamnaa wa Anta khairur raahimiin
Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa, "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik."
Juz ke-18
Tafsir
Mendengar permohonan para pendurhaka, Dia berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, yakni neraka, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku karena tidak ada lagi kesempatan untuk tawar-menawar. Kalian, wahai para pendurhaka, tidak pula akan memperoleh kehormatan untuk berdialog dengan-Ku.” Mengingatkan kembali salah satu kedurhakaan mereka, Allah berfirman, “Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah ber-iman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.”
Pada ayat ini Allah menerangkan sebab musabab mereka disiksa dan diazab, serta jawaban yang menghina atas permintaan mereka kembali ke dunia. Hinaan itu muncul karena mereka menghina hamba-hamba Allah yang telah beriman, seperti Bilal, Khabbab, shuhaib dan orang-orang mukmin yang lemah lainnya, selalu mendekatkan diri kepada Allah, menegaskan ikrar dan pengakuan keimanan mereka kepada-Nya, membenar-kan para rasul yang telah diutus-Nya, senantiasa meminta ampunan dan memohon rahmat kepada-Nya karena Dialah pemberi rahmat yang sebaik-baiknya. Orang-orang kafir menghadapi orang-orang mukmin itu dengan sikap mengejek, menertawakan, dan menghina. Ayat ini juga menerangkan bahwa kesibukan orang-orang kafir itu mereka mengejek dan menertawakan orang-orang mukmin, membuat mereka lupa mengingat Allah. Sejalan dengan ayat ini, Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya, dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria. Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, "Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat," padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga (orang-orang mukmin). (al-Muthaffifin/83: 29-33)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Mu’minun
Surat Al Mu'minuun terdiri atas 118 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai Al Mu'minuun, karena permulaan ayat ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad s.a.w.
7 Isi Kandungan Surat...
7 Isi Kandungan Surat Al-A'raf Ayat 1-20 yang Dapat Dipelajari, Terdapat Bahayanya Menzalimi Allah

Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.

Kisah Bijak Para Sufi:...
Kisah Bijak Para Sufi: Cara Membuat Api

Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.

Hukum Tajwid Surat Yasin...
Hukum Tajwid Surat Yasin Ayat 16-18, Yuk Belajar Bersama!

Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.

Ilmuwan yang Lahir di...
Ilmuwan yang Lahir di Masa Daulah Mamalik: Dari Ibnu Khaldun sampai Ibnu Taimiyah

Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.

Ini Mengapa Surat Al-Maun...
Ini Mengapa Surat Al-Ma'un Melegenda di Kalangan Muhammadiyah

Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.