QS. An-Nahl Ayat 110

ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيۡنَ هَاجَرُوۡا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا فُتِنُوۡا ثُمَّ جٰهَدُوۡا وَصَبَرُوۡۤا ۙ اِنَّ رَبَّكَ مِنۡۢ بَعۡدِهَا لَغَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Summa inna Rabbaka lillaziina haajaruu mim ba'dimaa futinuu summma jaahaduu wa sabaruu inna Rabbaka mim ba'dihaa la Ghafuurur Rahiim
Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah setelah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Juz ke-14
Tafsir
Setelah mengancam orang yang kembali kepada kekafiran, Allah lalu beralih menghibur Nabi Muhammad dengan balasan bagi orang yang berhijrah, "Kemudian Tuhanmu, wahai Nabi Muhammad, adalah Pembimbing dan Pelindung bagimu dan bagi orang yang berhijrah demi menyelamatkan jiwa dan agama mereka setelah menderita cobaan dan penganiayaan dari orang kafir, kemudian mereka berjihad mempertahankan agama dan keyakinanan mereka dan bersabar menghadapi tantangan dan rintangan serta melaksanakan tugas keagamaan mereka. Sungguh, Tuhanmu setelah itu, yaitu setelah mereka diuji dengan cobaan yang berat, benar-benar Maha Pengampun atas dosa dan kesalahan mereka, Maha Penyayang atas pelanggaran mereka."
Allah menerangkan keadaan kaum Muslimin di Mekah yang sangat tertekan, sehingga tidak berani memperlihatkan keislaman mereka. Bilamana kelihatan melakukan ibadah, mereka dipaksa dan disiksa agar kembali kepada agama nenek moyang mereka yaitu agama syirik seperti apa yang dialami 'Ammar bin Yasir, Khabbab, dan lain-lain. Karena penghinaan dan ancaman penganiayaan itu, mereka lalu berpura-pura kembali kepada agama syirik.

Mereka mengikuti kemauan kaum Quraisy di bawah ancaman siksa. Ketika mendapatkan kesempatan hijrah meninggalkan kota Mekah, mereka pun pergi untuk hijrah. Dengan ikhlas mereka berpisah dengan sanak keluarga, harta benda, dan kampung halaman hanya karena mengharapkan rida Allah. Bermacam-macam penderitaan dan kesulitan yang mereka hadapi dalam hijrah itu, baik dalam perjalanan maupun begitu tiba di tempat yang dituju. Semua penderitaan dan kesulitan itu mereka hadapi dengan penuh kesabaran serta tawakal kepada Allah.

Tempat yang menjadi tujuan mereka adalah negeri Habasyah (Ethiopia) yang jaraknya sangat jauh dari Mekah. Jarak yang jauh itu mereka tempuh dengan jalan kaki. Ketika sampai di tempat tujuan, mereka harus berjuang lagi mempertahankan keimanan sambil berdakwah.

Sesudah mereka mengalami cobaan dan penderitaan itu, Allah mengampuni kesalahan yang mereka lakukan di bawah ancaman siksaan seperti mengucapkan kata-kata kufur kembali. Allah swt memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya dengan memberikan pahala yang besar bagi mereka pada hari akhirat kelak.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.