QS. Asy-Syu'ara' Ayat 201

لَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِهٖ حَتّٰى يَرَوُا الۡعَذَابَ الۡاَلِيۡمَۙ‏
Laa yu'minuuna bihii hattaa yarawul 'azaabal aliim
mereka tidak akan beriman kepadanya, hingga mereka melihat azab yang pedih,
Juz ke-19
Tafsir
Mereka tidak juga akan beriman kepadanya, yakni Al-Qur’an, hingga mereka melihat azab yang pedih.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah memasukkan ke dalam hati orang-orang musyrik Mekah yang ingkar itu kemampuan untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an dan merasakan keindahan gaya bahasanya. Dengan demikian, mereka yakin bahwa Al-Qur'an itu datang dari Tuhan, bukan buatan manusia. Akan tetapi, mereka mengingkari Al-Qur'an itu, dan mendustakan nabi yang membawanya. Keingkaran mereka itu semakin kuat, tidak tergoyahkan oleh apa pun. Nafsu mengingkari Nabi dan menantangnya itu menyebabkan mereka melakukan perbuatan dosa, dan mereka hanya akan berhenti apabila azab itu telah menimpa mereka. Pada ayat yang lain Allah berfirman:

Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. (an-Naml/27: 14).
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.