QS. Al-Insan Ayat 24

فَاصۡبِرۡ لِحُكۡمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعۡ مِنۡهُمۡ اٰثِمًا اَوۡ كَفُوۡرًا‌ۚ‏
Fasbir lihukmi Rabbika wa laa tuti' minhum aasiman aw kafuuraa
Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.
Juz ke-29
Tafsir
23-24. Setelah diuraikan tentang balasan bagi yang bertakwa, selanjutnya dijelaskan tentang bagaimana bertakwa secara baik itu. Allah menurunkan petunjuk-Nya melalui al-Qur’an. Inilah yang disinggung oleh ayat ini. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an kepadamu wahai Nabi Muhammad secara berangsur-angsur agar mudah memahaminya. Maka bersabarlah setiap saat untuk menghadapi dan melaksanakan ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka yang mencoba untuk menghentikan dakwahmu.25-26. Dan untuk lebih menguatkan hatimu menghadapi kesulitan dakwah, maka ingatlah selalu serta sebutlah nama Tuhanmu di antaranya dengan melaksanakan salat pada waktu pagi yaitu Subuh dan petang yaitu Zuhur dan Asar. Dan pada sebagian dari malam yaitu Maghrib dan Isya’, maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya yaitu dengan melaksanakan salat tahajud pada bagian yang panjang di malam hari.
Dalam ayat ini, Allah menganjurkan kepada Rasul-Nya agar menghadapi celaan dan sikap permusuhan orang musyrik itu dengan sabar, dan tidak mengikuti mereka. Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad dan orang-orang mukmin agar bersikap sabar dan tahan uji menghadapi seribu satu gangguan dalam menegakkan agama Allah. Mereka diperintahkan untuk bersabar katika pertolongan belum dating dalam menghadapi orang-orang musyrik anti-Islam. Bersabar ketika menyampaikan kebenaran Allah dalam menghadapi tantangan penuh bahaya. Sebab tantangan itu suatu kewajaran dan sikap sabar menghadapinya adalah sikap yang terpuji.

Kemudian Allah memerintahkan pula agar umat Islam tidak terbawa arus mengikuti jalan pikiran orang yang sudah hanyut dalam lautan dosa, atau orang yang sudah sangat keterlaluan memusuhi agama. Orang yang seperti itu di antaranya adalah Abu Jahal. Ketika Rasulullah saw diperintahkan untuk pertama kali mengerjakan salat, Abu Jahal berusaha menghalangi orang Islam melaksanakan perintah itu. Ia berkata, "Kalau aku lihat Muhammad salat, pasti akan aku patahkan lehernya".

Contoh yang lain adalah 'Utbah bin Rabi'ah (sahabat karib Abu Jahal). Dialah yang membujuk Nabi agar berhenti berdakwah. Suatu kali dia bersama al-Walid datang menemui Nabi sambil membujuk, "Kalau engkau bermaksud dengan kegiatan dakwah itu hendak memperoleh wanita cantik atau harta yang banyak, berhentilah dan saya berjanji akan mengawinkan engkau dengan anakku sendiri dan aku berikan kepadamu tanpa mahar." Sementara itu, al-Walid menyeru pula, "Dan saya, hai Muhammad, akan memberikan kepadamu harta sebanyak-banyaknya sampai engkau puas, asal engkau berhenti melakukan kegiatan ini."

Allah mengingatkan kepada Nabi saw dan umatnya agar tidak tergiur dengan bujukan dan rayuan itu, sebab nilai akidah dan perjuangan tidak dapat ditukar dengan kekayaan dunia. Dalam artian lain, ayat ini melarang seorang mukmin, apalagi kalau ia sebagai pemimpin umat, tergiur dengan berbagai kesenangan duniawi yang ditawarkan oleh orang-orang yang penuh dosa dan maksiat, dengan tujuan hendak mematikan gerakan dakwah. Namun yang betul-betul seratus persen bebas dari bujukan dan rayuan itu hanyalah Nabi Muhammad saw saja, karena beliau dijamin suci dan maksum dari dosa. Akan tetapi, kepada umat Islam dianjurkan untuk mengikuti apa yang dicontohkan beliau. Jangan terlalu mudah mengikuti gejolak nafsu, agar selamat dari kebinasaan, dan menemui Allah di hari Kiamat dengan lembaran amal yang putih bersih, bebas dari cela dan aib.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Insan
Surat Al Insaan terdiri atas 31 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Ar Rahmaan. Dinamai al Insaan (manusia) diambil dari perkataan Al Insaan yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Mana yang Harus Didahulukan...
Mana yang Harus Didahulukan Puasa 6 Hari Bulan Syawal atau Qadha Ramadan?

Mana yang harus didahulukan antara puasa sunnah 6 hari bulan Syawal (mengingat waktunya yang cukup pendek) atau mengganti puasa Ramadan (qadha)?

Kisah Keluarga Nabi...
Kisah Keluarga Nabi SAW : Merayakan Idulfitri dengan Makan Gandum Basi

Umumnya saat merayakan Idulfitri, berbagai menu makanan enak biasanya disiapkan untuk hari bahagia tersebut. Namun, tidak demikian dengan keluarga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Keutamaan dan Niat Puasa...
Keutamaan dan Niat Puasa 6 Hari Bulan Syawal

Hari ini kita memasuki 2 Syawal 1446 Hijriyah, dan waktunya umat muslim bersiap kembali untuk menunaikan puasa sunnah 6 hari Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadan.

Nasihat Imam Al-Ghazali...
Nasihat Imam Al-Ghazali usai Ramadan Pergi

Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali atau dikenal dengan Imam Al-Ghazali (1.058-1.111) memberi nasihat indah kepada umat muslim setelah bulan Ramadan pergi. Apa nasihatnya?

Apa Makna Ucapan Kembali...
Apa Makna Ucapan Kembali ke Fitrah?

Ucapan saatnya kembali ke Fitrah, ketika merayakan Idulfitri ini cukup populer. Apa sebenarnya makna kembali ke Fitrah tersebut ?