QS. Ar-Rum Ayat 26

وَلَهٗ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ كُلٌّ لَّهٗ قٰنِتُوۡنَ
Wa lahuu man fissamaawaati wal ardi kullul lahuu qoonituun
Dan milik-Nya apa yang di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk.
Juz ke-21
Tafsir
Mahasuci dan terpujilah Allah karena hanya milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk, patuh dan siap sedia melaksanakan perintah-Nya.
Ayat ini merupakan kesimpulan dari ayat-ayat tersebut di atas. Dalam arti bahwa demikianlah kekuasaan dan kebesaran Tuhan. Apa saja yang berada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya dan tunduk kepada-Nya. Namun demikian, kebanyakan manusia tidak tunduk dan tidak menyembah-Nya. Maka ketetapan yang ada di dalam ayat ini berarti tunduknya tiap-tiap sesuatu yang ada di langit dan bumi kepada iradat dan kehendak Allah. Kehendak-Nya yang mengendalikan semuanya itu sesuai dengan sunah yang telah ditentukan-Nya. Dalam hal ini, semuanya tunduk kepada sunah itu, walaupun manusia dalam perbuatan dan kerjanya ada yang durhaka dan ingkar. Sesungguhnya yang durhaka itu adalah akal dan hati mereka. Adapun yang berkenaan dengan jasad, mereka tunduk dan diatur menurut hukum-hukum alam yang disebut sunatullah. Allah berfirman:

Padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan? (ali 'Imran/3: 83)

Selanjutnya ayat-ayat mengenai bukti kebesaran Tuhan tersebut di atas diakhiri dengan peringatan tentang hari kebangkitan, karena hal itu dilupakan manusia.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ar-Rum
Surat Ar Ruum terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah diturunkan sesudah ayat Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat ini, yaitu ayat 2, 3 dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah suatu mukjizat Al Quran, yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan juga suatu isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu itu akan menang dan dapat menghancurkan kaum musyrikin. Isyarat ini terbukti pertama kali pada perang Badar.