QS. Al-An’am Ayat 31

قَدۡ خَسِرَ الَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِلِقَآءِ اللّٰهِ‌ؕ حَتّٰٓى اِذَا جَآءَتۡهُمُ السَّاعَةُ بَغۡتَةً قَالُوۡا يٰحَسۡرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطۡنَا فِيۡهَا ۙ وَهُمۡ يَحۡمِلُوۡنَ اَوۡزَارَهُمۡ عَلٰى ظُهُوۡرِهِمۡ‌ؕ اَلَا سَآءَ مَا يَزِرُوۡنَ
Qad khasiral laziina kazzabuu biliqooa'il laahi hattaaa izaa jaaa'at humus Saa'atu baghtan qooluu yaa hasratanaa 'alaa maa farratnaa fiihaa wa hum yahmiluuna awzaarahum 'alaa zuhuurihim; alaa saaa'a ma yaziruun
Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu," sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu.
Juz ke-7
Tafsir
Allah kemudian menjelaskan bahwa sungguh rugi orang-orang yang mendustakan kebangkitan sesudah mati dan pertemuan dengan Allah di akhirat, sehingga apabila kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, yang mereka anggap tidak masuk akal, mereka berkata, "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu karena kami telah mendustakannya ketika Rasulullah dan para pelanjut misi dakwahnya memberitahukan akan terjadinya kiamat." Mereka mengatakan itu sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Sungguh, alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu, karena merupakan bukti tidak menggunakan nalar dan nurani yang jernih ketika menyikapi ajakan nabi dan rasul itu.
Ayat ini menjelaskan tentang kerugian orang-orang kafir yang mengingkari keesaan Allah, kerasulan Muhammad dan hari kebangkitan. Mereka mendustakan pertemuan dengan Allah. Mereka tidak mendapat keuntungan seperti halnya orang-orang beriman. Keuntungan orang-orang beriman di dunia sebagai buah keuntungan misalnya, kepuasan batin, rida, ketenangan dan merasa bahagia dengan nikmat Allah dalam segala keadaan, mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat, sabar dan tabah terhadap derita. Adapun keuntungan di akhirat sebagai buah dari imannya, seperti memperoleh rida Ilahi, mengalami kemudahan dalam hisab, dan kebahagiaan surga yang tak dapat digambarkan oleh manusia.

Orang-orang kafir yang mendustakan perjumpaan dengan Allah kehilangan segala keuntungan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya akan hari kebangkitan; hidup bagi mereka terbatas dalam dunia ini saja; oleh karena itu hidup mereka selalu dikejar-kejar oleh keinginan-keinginan yang tak ada batasnya dan kepentingan-kepentingan mereka yang saling bertentangan. Mereka tidak pernah mengalami kepuasan batin, ketenteraman rohani, dan rida Ilahi, bahkan mereka lebih dekat kepada setan yang membuat mereka lupa daratan. Demikianlah keadaan orang-orang kafir sampai kiamat. hari Kiamat akan datang secara mendadak, tak seorang pun yang dapat mengetahuinya. Di hari Kiamat orang kafir menyatakan penyesalannya karena mereka membatasi hidup ini pada kehidupan dunia saja sehingga mereka lalai mempersiapkan diri untuk hari Kiamat. Mereka memikul beban yang berat yakni dosa dan kesalahan mereka, dan mereka akan menerima hukuman atas dosa kesalahan itu. Beban berat yang mereka pikul pada hari Kiamat benar-benar merupakan beban yang amat buruk.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-An’am
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.