QS. Asy-Syu'ara' Ayat 33

وَّنَزَعَ يَدَهٗ فَاِذَا هِىَ بَيۡضَآءُ لِلنّٰظِرِيۡنَ‏
Wa naza'a yadahuu faizaa hiya baidaaa'u linnaa ziriin
Dan dia mengeluarkan tangannya (dari dalam bajunya), tiba-tiba tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya.
Juz ke-19
Tafsir
Fir’aun mencoba memengaruhi para pembesarnya agar jangan terpengaruh oleh ajakan Nabi Musa. Fir‘aun, berkata kepada para pemuka di sekelilingnya, “Sesungguhnya dia ini pasti seorang pesihir yang sangat pandai, maka janganlah kamu sekalian tertipu olehnya.
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa setelah Musa selesai menunjukkan bukti yang nyata itu, Fir'aun berkata, "Apakah masih ada mukjizat selain itu?" Musa menjawab, "Ada." Musa lalu memasukkan tangan ke dalam kantong bajunya, kemudian mengeluarkannya kembali. Tiba-tiba tangan itu bercahaya menerangi keadaan di sekelilingnya, karena cahayanya yang sangat terang. Ibnu 'Abbas berkata, "Ketika Musa mengeluarkan tangan dari dalam bajunya, maka tiba-tiba tangan itu menjadi putih bercahaya menyinari orang-orang yang melihatnya, bagaikan sinar matahari yang menyilaukan penglihatan."
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.