QS. Ghafir Ayat 45

فَوَقٰٮهُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِ مَا مَكَرُوۡا وَحَاقَ بِاٰلِ فِرۡعَوۡنَ سُوۡٓءُ الۡعَذَابِ‌ۚ‏
Fa waqoohul laahu saiyiaati maa makaruu wa haaqa bi Aali-Fir'awna suuu'ul 'azaab
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, sedangkan Fir‘aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang sangat buruk.
Juz ke-24
Tafsir
Demikianlah dikisahkan bahwa seruan yang disampaikan oleh seorang mukmin yang menyembunyikan keimanannya itu tidak diterima oleh Fir‘aun dan pengikutnya. Fir‘aun bahkan merencanakan suatu perbuatan yang buruk kepadanya, maka Allah memeliharanya dari berbagai maksud buruk dan kejahatan tipu daya yang mereka lakukan itu, sedangkan Fir‘aun sendiri beserta kaumnya dikepung oleh azab yang sangat buruk.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah menolong hamba-Nya yang beriman dan menghancurkan musuh-musuh mereka dengan menyatakan bahwa Dia memelihara orang-orang yang beriman itu dari segala usaha tipu daya dan penganiayaan yang dilakukan oleh Fir'aun dan para pengikutnya dengan menyelamatkan mereka beserta Musa. Sedangkan Fir'aun beserta para pengikutnya ditenggelamkan di Laut Merah. Di akhirat nanti mereka akan ditimpa azab yang pedih.

Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas, "Tatkala mengetahui keimanan orang itu, maka Fir'aun bermaksud hendak membunuhnya. Oleh karena itu, dia lari menyelamatkan diri."
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ghafir
Surat Al Mu'min terdiri atas 85 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Az Zumar. Dinamai Al Mu'min (Orang yang beriman), berhubung dengan perkataan mukmin yang terdapat pada ayat 28 surat ini. Pada ayat 28 diterangkan bahwa salah seorang dari kaum Fir'aun telah beriman kepada Nabi Musa a.s. dengan menyembunyikan imannya kepada kaumnya, setelah mendengar keterangan dan melihat mukjizat yang dikemukakan oleh Nabi Musa a.s. Hati kecil orang ini mencela Fir'aun dan kaumnya yang tidak mau beriman kepada Nabi Musa a.s., sekalipun telah dikemukakan keterangan dan mukjizat yang diminta mereka.Dinamakan pula Ghafir (yang mengampuni), karena ada hubungannya dengan kalimat Ghafir yang terdapat pada ayat 3 surat ini. Ayat ini mengingatkan bahwa Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat adalah sebagian dari sifat-sifat Allah, karena itu hamba-hamba Allah tidak usah khawatir terhadap perbuatan-perbuatan dosa yang telah terlanjur mereka lakukan, semuanya itu akan diampuni Allah asal benar-benar memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya dan berjanji tidak akan mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa itu lagi. Dan surat ini dinamai Dzit Thaul (Yang Mempunyai Kurnia) karena perkataan tersebut terdapat pada ayat 3.