QS. An-Nahl Ayat 51

وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَـتَّخِذُوۡۤا اِلٰهَيۡنِ اثۡنَيۡنِ‌ۚ اِنَّمَا هُوَ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ‌ ۚ فَاِيَّاىَ فَارۡهَبُوۡنِ‏
Wa qoolal laahu laa tatta khizuuu ilaahainis naini innamaa Huwa Ilaahunw Waahid; fa iyyaaya farhabuun
Dan Allah berfirman, "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa. Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."
Juz ke-14
Tafsir
Bukti-bukti ini menunjukkan betapa Allah Mahakuasa dan Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan Allah memperingatkan manusia untuk mengesakan-Nya dengan berfirman, "Janganlah sekali-kali kamu menyembah dua tuhan dengan menyekutukan Allah dengan yang lain. Ketahuilah bahwa hanyalah Dia Tuhan Yang hak dan Maha Esa dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut karena hanya Aku yang dapat memberi kamu kebaikan dan pertolongan. Janganlah kamu takut kepada yang lain, seperti berhala-berhala yang kamu sembah, karena mereka tidak berdaya menyelamatkan kamu dari azab-Ku."
Allah swt menjelaskan kepada para hamba-Nya agar jangan sekali-kali menyembah tuhan-tuhan yang lain selain Dia, karena yang demikian itu berarti mempersekutukan Allah, padahal Allah Mahasuci dari sekutu. Tidak mungkin Allah swt yang Mahakuasa di jagat raya ini lebih dari satu. Dia itu tunggal, dan hanya Dia yang berhak disembah.

Allah memerintahkan kepada manusia agar takut kepada ancaman dan hukuman-Nya. Dia juga melarang manusia mempersekutukan-Nya dan membuat sesembahan lain selain Dia. Secara jelas, larangan yang terdapat dalam ayat ini adalah menyembah dua Tuhan. Namun demikian, bilangan itu bukanlah menunjukkan bilangan dua saja, tetapi untuk menunjukkan bilangan yang paling sedikit. Sedang yang dimaksud ialah menyembah tuhan-tuhan yang lain selain Allah dan supaya tidak terbayang dalam pikiran manusia ada tuhan-tuhan yang lain selain Dia.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
7 Isi Kandungan Surat...
7 Isi Kandungan Surat Al-A'raf Ayat 1-20 yang Dapat Dipelajari, Terdapat Bahayanya Menzalimi Allah

Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.

Kisah Bijak Para Sufi:...
Kisah Bijak Para Sufi: Cara Membuat Api

Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.

Hukum Tajwid Surat Yasin...
Hukum Tajwid Surat Yasin Ayat 16-18, Yuk Belajar Bersama!

Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.

Ilmuwan yang Lahir di...
Ilmuwan yang Lahir di Masa Daulah Mamalik: Dari Ibnu Khaldun sampai Ibnu Taimiyah

Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.

Ini Mengapa Surat Al-Maun...
Ini Mengapa Surat Al-Ma'un Melegenda di Kalangan Muhammadiyah

Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.