QS. Al-Qasas Ayat 62

وَيَوۡمَ يُنَادِيۡهِمۡ فَيَـقُوۡلُ اَيۡنَ شُرَكَآءِىَ الَّذِيۡنَ كُنۡتُمۡ تَزۡعُمُوۡنَ
Wa Yawma yunaadiihim fa-yaquulu aina shurakaaa 'iyal laziina kuntum taz'umuun
Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka dan berfirman, "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka?"
Juz ke-20
Tafsir
Dan ingatlah dan ingatkan pula umatmu, wahai Nabi Muhammad, tentang siksa yang akan dialami oleh orang-orang musyrik di akhirat kelak, yaitu pada hari ketika mereka berdiri di hadapan Allah untuk dimintakan pertanggungjawaban, Dia menyeru mereka dengan panggilan yang menghinakan dan berfirman, “Di manakah sembahan-sembahan yang kamu anggap sebagai sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka sebagai tuhan-tuhan yang akan membela dan menolong kamu?”
Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi saw untuk memperingatkan kaumnya tentang hari ketika Allah memanggil orang-orang yang menyesatkan dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Allah akan berkata kepada mereka, "Mana sekutu-sekutu-Ku? Mana malaikat, jin, dan berhala-berhala yang kamu anggap sekutu-sekutu-Ku di dunia? Dapatkah semuanya itu melepaskan dari azab yang menimpamu?" Tentu tidak. Hal ini dikemukakan sekedar penghinaan kepada mereka. Sejalan dengan ayat ini Allah berfirman:

Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafaat (pertolongan) besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (semua pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah). (al-An'am/6: 94)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Qasas
Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.