QS. An-Nahl Ayat 77
Meskipun pengetahuan umat manusia tentang angkasa luar dan keadaan bumi saat ini sangat maju, namun yang belum mereka ketahui jauh lebih besar. Ketika manusia sampai ke bulan, masih terbentang di muka mereka kegaiban dan kerahasiaan yang ada di planet Mars, Venus, dan lain-lain. Padahal planet-planet tersebut bagaikan butir-butir pasir di tengah sahara yang luas jika dibanding dengan keluasan alam semesta ini.
Demikian pula mengenai keadaan bumi ini. Tidak seorang pun sarjana geologi yang dapat memperkirakan dengan tepat kapan terjadinya gempa bumi atau meletusnya gunung berapi. Bahkan pada diri manusia sendiri masih ada hal-hal yang merupakan misteri atau rahasia Allah yang belum diketahui manusia, walaupun sejak berabad-abad para ahli dalam bidang masing-masing berusaha memikirkan dan mengungkapkannya. Tidak se-orang pun yang dapat memastikan apa yang akan dialami besok, kapan kematian datang kepadanya, dan di manakah dia akan dikuburkan. Semua itu merupakan soal yang gaib bagi manusia. Namun demikian, ketidaktahuan itu adalah rahmat Allah yang besar bagi manusia. Mereka dapat menyusun rencana dan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keinginan mereka.
Hari kiamat termasuk pula hal gaib. Allah swt menyebutkan secara khusus tentang hari kiamat karena masalah itu banyak mendapat penolakan dan sanggahan pada setiap zaman dan setiap bangsa. Bahkan banyak orang yang mengingkarinya, dan menyatakan sebagai suatu hal yang tidak mungkin terjadi.
Allah merahasiakan waktu datangnya hari kiamat agar manusia tidak menghentikan kegiatan hidupnya. Seharusnya manusia tidak perlu memikir-kan kapan hari kiamat itu terjadi, karena hal itu adalah urusan Allah. Yang penting bagi mereka adalah menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
Persoalan hari kiamat bagi Allah swt sangatlah mudah. Kecepatan waktu peristiwa itu berlangsung secepat kedipan mata atau lebih cepat lagi. Kecepatan ini menurut waktu yang bisa digambarkan oleh hitungan manusia karena pengaturan Allah terhadap alam semesta ini sesungguhnya tidak dapat dihubungkan dengan ruang dan waktu. Mudah atau sukar, dan cepat atau lambat adalah ukuran manusia. Allah sesungguhnya sangat kuasa atas segala perkara. Bila Allah berkehendak atas sesuatu, Dia pun berfirman, "Kun (Jadilah)," maka terciptalah sesuatu itu. Tidak satu pun yang dapat menghalangi kehendak-Nya.
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
Bacaan selawat robbi fanfana termasuk di antara amalan yang memiliki banyak keutamaan. Namanya sendiri diambil dari dari salah satu penggalan liriknya yang berbunyi Robbi Fanfana Bibarkatihim, Wahdinal Husna Bihurmatihim.
Zikir penarik rezeki yang ampuh ini bersumber dari Hadis Nabi Shallallahu alaihi waa sallam, dan dianjurkan diamalkan secara rutin. Apa saja amalan zikirnya?
Berikut ini adalah 6 fakta tentang Sulaiman Al-Qanuni (1494-1566). Sulaiman Al-Qanuni lahir di Kota Trabzun, kawasan pantai Laut Hitam pada 6 November 1494 M. Beliau adalah putra Sultan Salim I.
Kisah Utsman bin Affan mendapat dukungan Ali bin Abi Thalib ketika terjadi protes atas tindakannya membakar mushaf-mushaf Al-Quran selain mushaf dirinya dalam rangka menyeragamkan bacaan al-Quran.
Pendiri Daulah Abbasiyah adalah Abu al-Abbas Abdullah bin Muhammad as-Saffah (721-754). Nama lengkapnya Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim.