QS. An-Nahl Ayat 79

اَلَمۡ يَرَوۡا اِلَى الطَّيۡرِ مُسَخَّرٰتٍ فِىۡ جَوِّ السَّمَآءِ ؕ مَا يُمۡسِكُهُنَّ اِلَّا اللّٰهُ‌ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوۡمٍ يُّؤۡمِنُوۡنَ
Alam yaraw ilat tairi musakhkharaatin fii jawwis samaaa'i maa yumsikuhunna illal laah; inna fii zaalika la Aayaatil liqawminy yu'minuun
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Juz ke-14
Tafsir
Bukti wujud dan kuasa Allah begitu banyak, tetapi mengapa tidak sedikit manusia yang tetap enggan beriman kepada-Nya? Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah atas izin dan kuasa-Nya. Tidak ada yang dapat menahannya tetap melayang di angkasa tanpa terjatuh selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.
Suatu keajaiban lain yang disaksikan sehari-hari oleh manusia dikemukakan Allah dalam ayat ini untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Keindahan pemandangan sewaktu burung-burung beterbangan di udara, melayang-layang, dan kadang-kadang seperti terapung-apung dipermainkan angin adalah pemandangan yang sangat mengesankan bagi orang yang beriman pada kebesaran dan keagungan Allah.

Hati orang beriman seperti hati penyair. Dia selalu terpesona terhadap keindahan makhluk dan kejadiannya. Keindahan itu menggetarkan perasaan dan menyentuh hati nuraninya. Seorang mukmin mengungkapkan perasaannya terhadap keindahan alam ini dengan iman, ibadah, dan mengucapkan tasbih kepada Tuhan. Jika seorang mukmin mempunyai bakat pengarang/penyiar, maka dia akan mengungkapkan perasaannya dengan bahasa atau gubahan kata-kata yang indah tentang keindahan dan kebesaran alam dan khaliknya. Hal ini tidak dapat diungkapkan oleh seorang penyair yang hatinya tidak pernah disentuh oleh kelezatan iman.

Orang yang beriman dapat melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Tuhan seperti pada kemudahan seekor burung terbang di udara. Bahwa burung dapat terbang adalah mukjizat. Untuk dapat terbang dan lepas landas, burung seharusnya sangat ringan. Akan tetapi, pada saat yang sama, ia juga harus sangat kuat dan tangguh. Kekuatan diperlukan untuk dapat tetap terbang dalam waktu yang lama, dan bermanuver untuk menangkap mangsa atau saat turun ke tempat mereka hinggap.

Agar tubuhnya ringan, maka tulang burung umumnya berlubang di tengahnya, dan berdinding tipis. Berat tubuh burung diletakkan di bagian tengah tubuh. Di bagian dada terdapat tulang dada yang besar yang melekat pada otot dada besar. Otot dada inilah yang menggerakkan sayap. Otot dada meliputi sekitar 25-30% dari keseluruhan berat badan burung.

Hal terpenting agar burung dapat terbang adalah terdapatnya organ sayap dan bulu. Sayap adalah semacam tangan yang mempunyai sendi peluru yang besar dan kuat di bagian bahu. Sendi ini sangat khusus, dan digunakan untuk melakukan mobilitas yang sangat rumit. Kegunaannya adalah agar burung dapat bermanuver dengan baik di udara.

Bulu sayap adalah ciptaan Tuhan yang sangat indah. Ringan, namun kuat, lentur, serba guna, mudah dirawat, berfungsi sebagai penyekat panas, kedap air, dan dapat diganti. Warna bulu sangat penting bagi burung. Beberapa burung mempunyai warna yang sesuai dengan lingkungannya sehingga berfungsi untuk kamuflase. Jenis lainnya menggunakan warnanya untuk menarik lawan jenisnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.