QS. Asy-Syu'ara' Ayat 85

وَاجۡعَلۡنِىۡ مِنۡ وَّرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيۡمِۙ‏
Waj'alnii minw warasati Jannnatin Na'iim
dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,
Juz ke-19
Tafsir
"Dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan yang tiada habis-habisnya, sebagai anugerah yang tak terhingga dari-Mu, ya Allah." lanjut doa Nabi Ibrahim
Setelah Nabi Ibrahim memohon pahala keduniawian, yakni dengan dijadikan nama baiknya sebagai suri teladan bagi orang-orang sesudahnya, ia pun berdoa pula agar menikmati balasan amalnya di akhirat. Yakni nikmat kesenangan surga beserta orang-orang yang diperkenankan masuk ke dalamnya. Ungkapan ayat ini memakai kata-kata "yang mewarisi surga", karena diserupakan dengan kesenangan yang diperoleh seorang raja dalam kerajaan yang diwarisi dari bapaknya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.