QS. Al-Isra Ayat 86

وَلَٮِٕنۡ شِئۡنَا لَنَذۡهَبَنَّ بِالَّذِىۡۤ اَوۡحَيۡنَاۤ اِلَيۡكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَـكَ بِهٖ عَلَيۡنَا وَكِيۡلًا
Wa la'in shi'naa lanaz habanna billaziii awhainaaa ilaika summa laa tajidu laka bihii 'alainaa wakiilaa
Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), dan engkau tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap Kami,
Juz ke-15
Tafsir
Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan, kami hapus dari hatimu apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, dan engkau tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap keputusan Kami, melenyapkan apa yang Kami wahyukan kepadamu. Tetapi pelenyapan itu tidak akan terjadi, dan yang demikian itu tidak lain,
Ayat ini menerangkan bahwa jika Allah swt menghendaki untuk menarik kembali Al-Qur'an yang telah diturunkan dan menghapusnya dari hati Nabi Muhammad dan dari lembaran-lembaran yang telah ditulis, hal itu pasti dengan mudah dapat dilaksanakan-Nya, sedikit pun tidak akan ada bekasnya.

Mudahnya bagi Allah swt menghapus Al-Qur'an itu diterangkan dalam hadis Nabi saw:

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Al-Qur'an ini akan diangkat (dihapus)." Seseorang berkata, "Bagaimana mungkin, sesungguhnya Allah telah mengokohkannya di dalam hati kita, dan kita telah mengabadikan (menulisnya) di dalam lembar-lembar bertulis." Ia berkata, "Diangkat Al-Qur'an di satu malam maka tidak ada yang ditinggalkan seayat pun darinya dalam hati dan tidak pula pula di dalam mushaf, kecuali semua diangkat. Maka pada waktu paginya tidak satu ayat pun lagi yang tinggal padamu." Lalu Nabi membaca ayat ini. (Riwayat Sa'id bin Manshur dan al-hakim serta dinyatakan sahih oleh ath-thabrani dan al-Baihaqi).

Setelah Al-Qur'an dihapus dari hati dan yang tertulis dalam mushaf, maka pada saat itu tidak ada lagi yang dapat dijadikan pegangan dan petunjuk ke jalan yang benar. Tidak seorangpun yang sanggup mengembalikannya, baik dalam bentuk mushaf maupun hafalan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Isra
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.