QS. Hud Ayat 61-70
-
وَاِلٰى ثَمُوۡدَ اَخَاهُمۡ صٰلِحًاۘ قَالَ يٰقَوۡمِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمۡ مِّنۡ اِلٰهٍ غَيۡرُهٗ ؕ هُوَ اَنۡشَاَكُمۡ مِّنَ الۡاَرۡضِ وَاسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيۡهَا فَاسۡتَغۡفِرُوۡهُ ثُمَّ تُوۡبُوۡۤا اِلَيۡهِ ؕ اِنَّ رَبِّىۡ قَرِيۡبٌ مُّجِيۡبٌWa ilaa Samuuda akhaahum Saalihaa; qoola yaa qawmi' budul laaha maa lakum min ilaahim ghairuhuu Huwa ansha akum minal ardi wasta' marakum fiihaa fastaghfiruuhu summa tuubuuu ilaih; inna Rabbii Qariibum Mujiib61. dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Shalih. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)."Juz ke-12 tafsir ayat ke-61
-
قَالُوۡا يٰصٰلِحُ قَدۡ كُنۡتَ فِيۡنَا مَرۡجُوًّا قَبۡلَ هٰذَآ اَتَـنۡهٰٮنَاۤ اَنۡ نَّـعۡبُدَ مَا يَعۡبُدُ اٰبَآؤُنَا وَاِنَّنَا لَفِىۡ شَكٍّ مِّمَّا تَدۡعُوۡنَاۤ اِلَيۡهِ مُرِيۡبٍQooluu yaa Saalihu qad kunta fiinaa marjuwwan qabla haazaaa atanhaanaaa an na'bu da maa ya'budu aabaaa'unaa wa innanaa lafii shakkim mimmaa tad'uunaaa ilaihi muriib62. Mereka (kaum Tsamud) berkata, "Wahai Shalih! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang di harapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami."Juz ke-12 tafsir ayat ke-62
-
قَالَ يٰقَوۡمِ اَرَءَيۡتُمۡ اِنۡ كُنۡتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنۡ رَّبِّىۡ وَاٰتٰٮنِىۡ مِنۡهُ رَحۡمَةً فَمَنۡ يَّـنۡصُرُنِىۡ مِنَ اللّٰهِ اِنۡ عَصَيۡتُهٗ فَمَا تَزِيۡدُوۡنَنِىۡ غَيۡرَ تَخۡسِيۡرٍQoola yaa qawmi ara'aytum in kuntu 'alaa baiyinatim mir Rabbii wa aataanii minhu rahmatan famai yansurunii minal laahi in 'asaituhuu famaa taziiduunanii ghaira takhsiir63. Dia (Shalih) berkata, "Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku.Juz ke-12 tafsir ayat ke-63
-
وَيٰقَوۡمِ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَـكُمۡ اٰيَةً فَذَرُوۡهَا تَاۡكُلۡ فِىۡۤ اَرۡضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوۡهَا بِسُوۡٓءٍ فَيَاۡخُذَكُمۡ عَذَابٌ قَرِيۡبٌWa yaa qawmi haazihii naaqatul laahi lakum aayatan fazaruuhaa taakul fiii ardil laahi wa laa tamassuuhaa bisuuu'in fa yaakhuzakum azaabun qariib64. Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa (azab)."Juz ke-12 tafsir ayat ke-64
-
فَعَقَرُوۡهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوۡا فِىۡ دَارِكُمۡ ثَلٰثَةَ اَ يَّامٍ ؕذٰ لِكَ وَعۡدٌ غَيۡرُ مَكۡذُوۡبٍFa 'aqaruuhaa faqoola tamatta'uu fii daarikum salaasata aiyaamin zaalika wa'dun ghairu makzuub65. Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia (Shalih) berkata, "Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."Juz ke-12 tafsir ayat ke-65
-
فَلَمَّا جَآءَ اَمۡرُنَا نَجَّيۡنَا صٰلِحًـا وَّالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهٗ بِرَحۡمَةٍ مِّنَّا وَمِنۡ خِزۡىِ يَوۡمِٮِٕذٍؕ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ الۡقَوِىُّ الۡعَزِيۡزُFalammaa jaaa'a amrunaa najjainaa Saalihanw wal laziina aamanuu ma'ahuu birahmatim minnaa wa min khizyi Yawmi'iz inna Rabbaka Huwal Qawiyyul 'Aziiz66. Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Shalih dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu, Dia Mahakuat, Mahaperkasa.Juz ke-12 tafsir ayat ke-66
-
وَاَخَذَ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوا الصَّيۡحَةُ فَاَصۡبَحُوۡا فِىۡ دِيَارِهِمۡ جٰثِمِيۡنَۙWa akhazal laziina zalamus saihatu fa asbahuu fii diyaarihim jaasimiina67. Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zhalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya.Juz ke-12 tafsir ayat ke-67
-
كَاَنۡ لَّمۡ يَغۡنَوۡا فِيۡهَا ؕ اَلَاۤ اِنَّ ثَمُوۡدَا۟ كَفَرُوۡا رَبَّهُمۡؕ اَلَا بُعۡدًا لِّـثَمُوۡدَKa al lam yaghnaw fiihaaa; alaaa inna Samuuda kafaruu Rabbahum; alaa bu'dal li Samuud.68. Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum Tsamud.Juz ke-12 tafsir ayat ke-68
-
وَلَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُنَاۤ اِبۡرٰهِيۡمَ بِالۡبُشۡرٰى قَالُوۡا سَلٰمًا ؕ قَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ اَنۡ جَآءَ بِعِجۡلٍ حَنِيۡذٍWa laqad jaaa'at Rusulunaaa Ibraahiima bilbushraa qooluu salaaman qoola salaamun famaa labisa an jaaa'a bi'ijin haniiz69. Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, "Selamat." Dia (Ibrahim) menjawab, "Selamat (atas kamu)." Ma-ka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.Juz ke-12 tafsir ayat ke-69
-
فَلَمَّا رَاٰۤ اَيۡدِيَهُمۡ لَا تَصِلُ اِلَيۡهِ نَـكِرَهُمۡ وَاَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِيۡفَةً ؕ قَالُوۡا لَا تَخَفۡ اِنَّاۤ اُرۡسِلۡنَاۤ اِلٰى قَوۡمِ لُوۡطٍFalammaa ra aaa aidiyahum laa tasilu ilaihi nakirahum wa awjasa minhum khiifah; qooluu la takhaf innaaa ursilnaaa ilaa qawmi Luut70. Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, "Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Luth."Juz ke-12 tafsir ayat ke-70
Peristiwa Isra Mikraj ada di surat apa saja di dalam Al Quran? Peristiwa penting dalam sejarah Islam ini, sedikitnya tercantum dalam Al Quran di dua surat serta 8 ayat-ayatnya.
Banyak tanda orang yang akan meninggal menurut Islam, meski pun kematian merupakan rahasia Allah taala. Tanda tersebut bukan untuk memastikan waktu datangnya, namun untuk mempersiapkan jika ajal tiba
Ada banyak hadis tentang Isra Mikraj yang bisa diketahui umat Muslim. Keberadaannya bisa menjadi bukti mengenai perjalanan luar biasa Nabi Muhammad Saw pada malam 27 Rajab kala itu.
Isra Mikraj 2025 berapa hijriah? Mengetahui penanggalan Hijriah ini penting bagi setiap muslim, lantaran setiap peringatan Isra Mikraj pastinya selalu diikuti dengan penyebutan tahun.
Kufur nikmat, dua kata ini menjadi populer karena saat ini banyak orang zaman sekarang yang terjangkiti kalimat tersebut. Sebenarnya apa itu kufur nikmat?