QS. Al-Baqarah Ayat 135-145

  • وَقَالُوۡا کُوۡنُوۡا هُوۡدًا اَوۡ نَصٰرٰى تَهۡتَدُوۡا ‌ؕ قُلۡ بَلۡ مِلَّةَ اِبۡرٰهٖمَ حَنِيۡفًا ‌ؕ وَمَا كَانَ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ
    Wa qooluu kuunuu Huudan aw Nasaaraa tahtaduu; qul bal Millata Ibraahiima Haniifanw wa maa kaana minal mushrikiin
    135. Dan mereka berkata, "Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk." Katakanlah, "(Tidak!) Tetapi (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk golongan orang yang mempersekutukan Tuhan."
  • قُوۡلُوۡٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنۡزِلَ اِلَيۡنَا وَمَآ اُنۡزِلَ اِلٰٓى اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ وَاِسۡحٰقَ وَيَعۡقُوۡبَ وَ الۡاَسۡبَاطِ وَمَآ اُوۡتِىَ مُوۡسٰى وَعِيۡسٰى وَمَآ اُوۡتِىَ النَّبِيُّوۡنَ مِنۡ رَّبِّهِمۡ‌ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡهُمۡ وَنَحۡنُ لَهٗ مُسۡلِمُوۡنَ
    Qulu amanna billahi wa ma unzila ilaina wa ma unzila ila ibrahima wa ismaila wa ishaqa wa yaquba wal-asbati wa ma utiya musa wa isa wa ma utiyan-nabiyyuna mir rabbihim, la nufarriqu baina ahadim minhum wa nahnu lahu muslimun
    136. Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya."
  • فَاِنۡ اٰمَنُوۡا بِمِثۡلِ مَآ اٰمَنۡتُمۡ بِهٖ فَقَدِ اهۡتَدَوْا ‌ۚ وَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنَّمَا هُمۡ فِىۡ شِقَاقٍ‌ ۚ فَسَيَكۡفِيۡکَهُمُ اللّٰهُ ‌ۚ وَهُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُؕ
    Fa in aamanuu bimisli maaa aamantum bihii faqadih tadaw wa in tawallaw fa innamaa hum fii shiqooq; fasayakfiikahumul laah; wa Huwas Samii'ul Aliim
    137. Maka jika mereka telah beriman sebagaimana yang kamu imani, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
  • صِبۡغَةَ اللّٰهِ ‌ۚ وَمَنۡ اَحۡسَنُ مِنَ اللّٰهِ صِبۡغَةً وَّنَحۡنُ لَهٗ عٰبِدُوۡنَ
    Sibghatal laahi wa man ahsanu minal laahi sibghatanw wa nahnu lahuu 'aabiduun
    138. Sibgah Allah." Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah.
  • قُلۡ اَ تُحَآجُّوۡنَـنَا فِى اللّٰهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّکُمۡۚ وَلَنَآ اَعۡمَالُـنَا وَلَـكُمۡ اَعۡمَالُكُمۡۚ وَنَحۡنُ لَهٗ مُخۡلِصُوۡنَۙ
    Qul atuhaaajjuunanaa fil laahi wa Huwa Rabbunaa wa Rabbukum wa lanaa a'maalunaa wa lakum a'maalukum wa nahnu lahuu mukhlisson
    139. Katakanlah (Muhammad), "Apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri.
  • اَمۡ تَقُوۡلُوۡنَ اِنَّ اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ وَاِسۡحٰقَ وَيَعۡقُوۡبَ وَالۡاَسۡبَاطَ كَانُوۡا هُوۡدًا اَوۡ نَصٰرٰى‌ؕ قُلۡ ءَاَنۡـتُمۡ اَعۡلَمُ اَمِ اللّٰهُ‌ ؕ وَمَنۡ اَظۡلَمُ مِمَّنۡ كَتَمَ شَهَادَةً عِنۡدَهٗ مِنَ اللّٰهِ‌ؕ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُوۡنَ
    Am taquuluuna inna Ibraahiima wa Ismaa'iila wa Ishaaq wa Ya'quuba wal asbaata kaanuu Huudan aw Nasaaraa; qul 'a-antum a'lamu amil laah; wa man azlamu mimman katama shahaadatan 'indahuu minallaah; wa mallaahu bighaafilin 'ammaa ta'maluun
    140. Ataukah kamu (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya adalah penganut Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, "Kamukah yang lebih tahu atau Allah, dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya?" Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
  • تِلۡكَ اُمَّةٌ قَدۡ خَلَتۡ‌ۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَلَـكُمۡ مَّا كَسَبۡتُمۡ‌ۚ وَلَا تُسۡـَٔـلُوۡنَ عَمَّا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ
    Tilka ummatun qad khalat lahaa maa kasabat wa lakum maa kasabtum wa laa tus'aluuna 'ammaa kaano ya'maluu
    141. Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan.
  • سَيَقُوۡلُ السُّفَهَآءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلّٰٮهُمۡ عَنۡ قِبۡلَتِهِمُ الَّتِىۡ كَانُوۡا عَلَيۡهَا ‌ؕ قُل لِّلّٰهِ الۡمَشۡرِقُ وَالۡمَغۡرِبُ ؕ يَهۡدِىۡ مَنۡ يَّشَآءُ اِلٰى صِراطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ
    Sayaquulus sufahaaa'u minan naasi maa wallaahum 'an Qiblatihimul latii kaanuu 'alaihaa; qulo lillaahil mashriqu walmaghrib; yahdii mai yashaaa'u ilaa Siraatim Mustaqiim
    142. Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, "Apakah yang memalingkan mereka (Muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?" Katakanlah (Muhammad), "Milik Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus."
  • وَكَذٰلِكَ جَعَلۡنٰكُمۡ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَکُوۡنُوۡا شُهَدَآءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوۡنَ الرَّسُوۡلُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيۡدًا ؕ وَمَا جَعَلۡنَا الۡقِبۡلَةَ الَّتِىۡ كُنۡتَ عَلَيۡهَآ اِلَّا لِنَعۡلَمَ مَنۡ يَّتَّبِعُ الرَّسُوۡلَ مِمَّنۡ يَّنۡقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيۡهِ ‌ؕ وَاِنۡ كَانَتۡ لَكَبِيۡرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيۡنَ هَدَى اللّٰهُ ؕ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيۡمَانَكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ
    Wa kazalika jaalnakum ummataw wasatal litakunu syuhada'a alan-nasi wa yakunar-rasulu alaikum syahida(n), wa ma jaalnal-qiblatal-lati kunta alaiha illa linalama may yattabiur-rasula mimmay yanqalibu ala aqibaih(i), wa in kanat lakabiratan illa alal-lazina hadallah(u), wa ma kanallahu liyudia imanakum, innallaha bin-nasi lara'ufur rahim(un)
    143. Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.
  • قَدۡ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجۡهِكَ فِى السَّمَآءِ‌‌ۚ فَلَـنُوَلِّيَنَّكَ قِبۡلَةً تَرۡضٰٮهَا‌ ۚ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِؕ وَحَيۡثُ مَا كُنۡتُمۡ فَوَلُّوۡا وُجُوۡهَكُمۡ شَطۡرَهٗ ‌ؕ وَاِنَّ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ لَيَـعۡلَمُوۡنَ اَنَّهُ الۡحَـقُّ مِنۡ رَّبِّهِمۡ‌ؕ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُوۡنَ
    Qad nara taqallubaka wajhika fis-sama', fa lanuwalliyannaka qiblatan tardaha, fawalli wajhaka syatral-masjidil-haram, wa haisuma kuntum fawallu wujuhakum syatrah, wa innal-lazina utul-kitaba layalamuna annahul-haqqu mir rabbihim, wa mallahu bigafilin amma yamalun
    144. Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.
  • وَلَٮِٕنۡ اَ تَيۡتَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ بِكُلِّ اٰيَةٍ مَّا تَبِعُوۡا قِبۡلَتَكَ‌ۚ وَمَآ اَنۡتَ بِتَابِعٍ قِبۡلَتَهُمۡ‌ۚ وَمَا بَعۡضُهُمۡ بِتَابِعٍ قِبۡلَةَ بَعۡضٍؕ وَلَٮِٕنِ اتَّبَعۡتَ اَهۡوَآءَهُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِ‌ۙ اِنَّكَ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيۡنَ‌ۘ
    Wa la'in ataital laziina uutul kitaaba bikulli aayatim maa tabi'uu Qiblatak; wa maaa anta bitaabi'in Qiblatahum; wa maa ba'duhum bitaabi''in Qiblata ba'd; wa la'init taba'ta ahwaaa;ahum mim ba'di maa jaaa'aka minal 'ilmi innaka izal laminaz zaalimiin
    145. Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya eng-kau termasuk orang-orang zhalim.
Isi Kandungan dari Surat...
Isi Kandungan dari Surat Al-Anbiya Ayat 1-30

Sura Al-Anbiya, Salah satunya pada ayat 1-30, mengandung berbagai informasi yang dapat menambah wawasan kita terhadap Islam. Surat ini mengingatkan kita untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT

Doa Penutup Tahlil,...
Doa Penutup Tahlil, Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Arti

Bacaan doa penutup tahlil penting diketahui. Kegiatan seperti tahlilan sendiri biasa dilakukan sebagian umat Muslim di Indonesia, khususnya kalangan Nahdliyin.

Kekufuran Orang Munafik...
Kekufuran Orang Munafik Menurut Syaikh Al-Qardhawi

Di antara kekufuran yang termasuk dalam kategori yang berat dan sangat membahayakan kehidupan Islam dan eksistensinya ialah kekufuran orang-orang munafik.

Khotbah Jumat: Mengingat...
Khotbah Jumat: Mengingat Kematian dan Amalan Sesudah Pemakaman

Berikut ini teks nahkah Khotbah Jumat berjudul Mengingat Kematian dan Amalan Sesudah Pemakaman dinukil dari laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dilansir 14 November 2024.

Ilmu Memanggil Roh Orang...
Ilmu Memanggil Roh Orang yang Sudah Meninggal Menurut Islam

Ada sementara pihak mengaku menguasai ilmu memanggil roh orang mati. Konon mereka bisa mengajak arwah itu berkomunikasi. Lalu, bagaimana Islam memandang masalah ini?