QS. Al-Baqarah Ayat 135
Ayat ini seolah-olah menyuruh Rasulullah saw mengatakan, "Hai orang Yahudi, Nasrani dan musyrik Mekah, kami tidak mengikuti agamamu." Di dalamnya tidak ada petunjuk ke jalan yang benar dan karena agama itu telah banyak dicampuri oleh tangan-tangan manusia, tetapi kami akan mengikuti agama Ibrahim yang kamu bangga-banggakan itu, karena di dalam agama itu memurnikan ketaatan hanya kepada Allah saja, dan karena agama itu belum dicampuri oleh tangan manusia sedikit pun.
Disebut "kaum Muslimin mengikuti agama Ibrahim yang hanif", adalah untuk menyadarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani dari perbuatan mereka. Mereka menyatakan keturunan Ibrahim a.s., tetapi mereka tidak bersikap, berbudi pekerti dan berpikir seperti Ibrahim a.s. Mereka menyatakan pengikut agama Ibrahim, tetapi mereka telah mengubah-ubahnya, dan tidak memeliharanya seperti yang dilakukan Ibrahim a.s.
Dari ayat ini dapat dipahami, bahwa Allah mengingatkan umat Muhammad agar selalu waspada terhadap agama mereka, dan selalu berpedoman kepada Al-Qur'an dan sunah Nabi, jangan sekali-kali mengikuti hawa nafsu sehingga berani mengubah, menambah dan mengurangi agama Allah.
Dari perkataan "dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang-orang musyrik" dapat dipahami bahwa agama Ibrahim adalah agama Tauhid, agama yang mengakui keesaan dan kekuasaan Allah. Allah berfirman:
Dan (ingatlah), ketika Kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), "Janganlah engkau mempersekutukan Aku dengan apa pun dan sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, dan orang yang beribadah dan orang yang rukuk dan sujud. (al-hajj/22:26)
Surat Al Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Hajji wadaa' (hajji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir). Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang di antara surat-surat Al Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang (ayat 282). Surat ini dinamai Al Baqarah karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67 sampai dengan 74), dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya. Dinamai Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamai juga surat alif-laam-miim karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.