QS. Ali 'Imran Ayat 109-121
-
وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِؕ وَاِلَى اللّٰهِ تُرۡجَعُ الۡاُمُوۡرُWa lillaahi maa fissamaawaati wa maa fil ard; wa ilal laahi turja;ul umuur109. Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.Juz ke-4 tafsir ayat ke-109
-
كُنۡتُمۡ خَيۡرَ اُمَّةٍ اُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَتُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِؕ وَلَوۡ اٰمَنَ اَهۡلُ الۡكِتٰبِ لَڪَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡؕ مِنۡهُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَاَكۡثَرُهُمُ الۡفٰسِقُوۡنَKuntum khaira ummatin ukhrijat linnaasi taamuruuna bilma'ruufi wa tanhawna 'anil munkari wa tu'minuuna billaah; wa law aamana Ahlul Kitaabi lakaana khairal lahum minhumul mu'minuuna wa aksaruhumul faasiquun110. Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.Juz ke-4 tafsir ayat ke-110
-
لَنۡ يَّضُرُّوۡكُمۡ اِلَّاۤ اَذًىؕ وَاِنۡ يُّقَاتِلُوۡكُمۡ يُوَلُّوۡكُمُ الۡاَدۡبَارَ ثُمَّ لَا يُنۡصَرُوۡنَLai yadurruukum 'illaaa azanw wa ai yuqootiluukum yuwalluukumul adbaara summa laa yunsaruun111. Mereka tidak akan membahayakan kamu, kecuali gangguan-gangguan kecil saja, dan jika mereka memerangi kamu, niscaya mereka mundur berbalik ke belakang (kalah). Selanjutnya mereka tidak mendapat pertolongan.Juz ke-4 tafsir ayat ke-111
-
ضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ الذِّلَّةُ اَيۡنَ مَا ثُقِفُوۡۤا اِلَّا بِحَبۡلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبۡلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ الۡمَسۡكَنَةُ ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمۡ كَانُوۡا يَكۡفُرُوۡنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقۡتُلُوۡنَ الۡاَنۡۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقٍّؕ ذٰ لِكَ بِمَا عَصَوۡا وَّكَانُوۡا يَعۡتَدُوۡنَDuribat alaihimuz-zillatu aina ma suqifu illa bihablim minallahi wa hablim minan-nasi wa ba'u bigadabim minallahi wa duribat alaihimul-maskanah(tu), zalika bi'annahum kanu yakfuruna bi'ayatillahi wa yaqtulunal-ambiya'a bigairi haqq(in), zalika bima asaw wa kanu ya'tadun112. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.Juz ke-4 tafsir ayat ke-112
-
لَـيۡسُوۡا سَوَآءً ؕ مِنۡ اَهۡلِ الۡكِتٰبِ اُمَّةٌ قَآٮِٕمَةٌ يَّتۡلُوۡنَ اٰيٰتِ اللّٰهِ اٰنَآءَ الَّيۡلِ وَ هُمۡ يَسۡجُدُوۡنَLaisuu sawaaa'a; min Ahlil Kitaabi ummatun qooa'imatuny yatluuna Aayaatil laahi aanaaa'al laili wa hum yasjuduun113. Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (shalat).Juz ke-4 tafsir ayat ke-113
-
يُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَ يَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَيُسَارِعُوۡنَ فِىۡ الۡخَيۡرٰتِ ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَYu'minuuna billaahi wal Yawmil Aakhiri wa yaa muruuna bilma'ruufi wa yanhawna 'anil munkari wa yusaari'uuna fil khairaati wa ulaa'ika minas saalihiin114. Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shalih.Juz ke-4 tafsir ayat ke-114
-
وَمَا يَفۡعَلُوۡا مِنۡ خَيۡرٍ فَلَنۡ يُّكۡفَرُوۡهُ ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌۢ بِالۡمُتَّقِيۡنَWa maa yaf'aluu min khairin falai yukfaruuh; wallaahu 'aliimun bilmuttaqiin115. Dan kebajikan apa pun yang mereka kerjakan, tidak ada yang mengingkarinya. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.Juz ke-4 tafsir ayat ke-115
-
اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَنۡ تُغۡنِىَ عَنۡهُمۡ اَمۡوَالُهُمۡ وَلَاۤ اَوۡلَادُهُمۡ مِّنَ اللّٰهِ شَيۡـــًٔا ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ اَصۡحٰبُ النَّارِۚ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَInnal laziina kafaruu lan tughniya 'anhum amwaalum wa laaa awlaaduhum minal laahi shai anw wa ulaaa'ika Ashaabun Naar; hum fiihaa khaaliduun116. Sesungguhnya orang-orang kafir, baik harta maupun anak-anak mereka, sedikit pun tidak dapat menolak azab Allah. Mereka itu penghuni neraka, (dan) mereka kekal di dalamnya.Juz ke-4 tafsir ayat ke-116
-
مَثَلُ مَا يُنۡفِقُوۡنَ فِىۡ هٰذِهِ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا كَمَثَلِ رِيۡحٍ فِيۡهَا صِرٌّ اَصَابَتۡ حَرۡثَ قَوۡمٍ ظَلَمُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ فَاَهۡلَكَتۡهُ ؕ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللّٰهُ وَلٰـكِنۡ اَنۡفُسَهُمۡ يَظۡلِمُوۡنَMasalu maa yunfiquuna fii haazihil hayaatid dunyaa kamasali riihin fiihaa sirrun as aabat harsa qawmin zalamuuu anfusahum fa ahlakath; wa maa zalamahumul laahu wa laakin anfusahum yazlimuun117. Perumpamaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzhalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzhalimi mereka, tetapi mereka yang menzhalimi diri sendiri.Juz ke-4 tafsir ayat ke-117
-
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَّخِذُوۡا بِطَانَةً مِّنۡ دُوۡنِكُمۡ لَا يَاۡلُوۡنَكُمۡ خَبَالًا ؕ وَدُّوۡا مَا عَنِتُّمۡۚ قَدۡ بَدَتِ الۡبَغۡضَآءُ مِنۡ اَفۡوَاهِهِمۡ ۖۚ وَمَا تُخۡفِىۡ صُدُوۡرُهُمۡ اَكۡبَرُؕ قَدۡ بَيَّنَّا لَـكُمُ الۡاٰيٰتِ اِنۡ كُنۡتُمۡ تَعۡقِلُوۡنَYaaa ayyuhal laziina aamanuu laa tattakhizuu bitaanatam min duunikum laa yaaluunakum khabaalanw wadduu maa 'anittum qad badatil baghdaaa'u min afwaahihim; wa maa tukhfii suduuruhum akbar; qad baiyannaa lakumul Aayaati in kuntum ta'qiluun118. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.Juz ke-4 tafsir ayat ke-118
-
هٰۤاَنۡتُمۡ اُولَاۤءِ تُحِبُّوۡنَهُمۡ وَلَا يُحِبُّوۡنَكُمۡ وَتُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡكِتٰبِ كُلِّهٖ ۚ وَاِذَا لَقُوۡكُمۡ قَالُوۡۤا اٰمَنَّا ۖۚ وَاِذَا خَلَوۡا عَضُّوۡا عَلَيۡكُمُ الۡاَنَامِلَ مِنَ الۡغَيۡظِؕ قُلۡ مُوۡتُوۡا بِغَيۡظِكُمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ ۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِHaaa antum ulaaa'i tuhibbuunahum wa laa yuhibbuunakum wa tu'minuuna bil kitaabi kullihii wa izaa laquukum qooluuu aamannaa wa izaa khalaw 'adduu 'alaikumul anaamila minal ghaiz; qul muutuu bighai zikum; innal laaha 'aliimum bizaatis suduur119. Beginilah kamu! Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada semua kitab. Apabila mereka berjumpa kamu, mereka berkata, "Kami beriman," dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah, "Matilah kamu karena kemarahanmu itu!" Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati.Juz ke-4 tafsir ayat ke-119
-
اِنۡ تَمۡسَسۡكُمۡ حَسَنَةٌ تَسُؤۡهُمۡ وَاِنۡ تُصِبۡكُمۡ سَيِّئَةٌ يَّفۡرَحُوۡا بِهَا ۚ وَاِنۡ تَصۡبِرُوۡا وَتَتَّقُوۡا لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيۡـــًٔا ؕ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعۡمَلُوۡنَ مُحِيۡطٌIn tamsaskum hasanatun tasu'hum wa in tusibkum saiyi'atuny yafrahuu bihaa wa in tasbiruu wa tattaquu laa yad urrukum kaiduhum shai'aa; innal laaha bimaa ya'maluuna muhiit120. Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan.Juz ke-4 tafsir ayat ke-120
-
وَاِذۡ غَدَوۡتَ مِنۡ اَهۡلِكَ تُبَوِّئُ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ مَقَاعِدَ لِلۡقِتَالِؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌۙWa iz ghadawta min ahlika tubawwi'ul mu'miniina maqoo'ida lilqitaal; wallaahu samii'un 'aliim121. Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.Juz ke-4 tafsir ayat ke-121
Dalam tradisi Islam, Nisfu Syaban dipercaya sebagai salah satu malam terbaik untuk berdoa, berzikir, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Adakah dalil yang menjelaskannya?
Bisakah puasa Nisfu Syaban digabung dengan puasa ganti (qadha Ramadan)? Dalam kondisi ini, hal tersebut berarti menggabungkan niat puasa Syaban dengan puasa qadha Ramadan.
Kapan puasa Nisfu Syaban 2025? Mengacu pada Kalender Hijriah terbitan Kementerian Agama (Kemenag RI), 1 Syaban 1446 H jatuh pada 31 Januari 2025. Karena itu, Nisfu Syaban jatuh setiap 15 Syaban.
Ada banyak keutamaan membaca Al-Quran, meski tidak mengerti atau tidak memahami maknanya namun ada banyak pahala yang akan didapatkan dari membaca Al-Quran.
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berolahraga agar jasad dan fisik menjadi kuat serta sehat. Namun dalam melakukan aktivitas fisik ini ada adab-adab yang harus diperhatikan.