Masjid Tua Palopo Dibangun dari Putih Telur
A
A
A
PALOPO - Masjid Jami atau Masjid Tua Palopo, merupakan peninggalan Kerajaan Luwu yang didirikan Raja Luwu yang bernama Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe, pada tahun 1604 Masehi.
Masjid ini terletak di sudut perempatan jalan luas 15 meter persegi. Sebagian masyarakat percaya, bahwa bagi orang yang datang ke Kota Palopo belum dikatakan resmi menginjakkan kaki di kota ini jika belum menyentuh tiang utama masjid tua.
Tiang Masjid Tua Palopo konon terbuat dari pohon Cinaduri, serta dinding temboknya dibangun dengan menggunakan bahan campuran dari putih telur.
Dalam mesjid terdapat lima tiang penyangga yang dilambangkan sebagai lima rukun Islam. Masjid ini memiliki 20 jendela besar yang dimaknai sebagai 20 sipat baik bagi Allah SWT.
Sementara 12 jendela kecil yang berada di barat Masjid Jami, dimaknai sebagai bulan yakni 12 bulan selama setahun.
Pintu Masjid Tua Palopo memiliki satu pintu utama yang menghadap ke timur. Makna satu pintu tersebut melambangkan keesahan Allah SWT. Masjid ini tidak pernah sepi dari jemaah, khususnya pada bulan Ramadan.
Setiap selesai salat juhur hingga menjelang berbuka puasa, para jamaah tetap tinggal di masjid untuk mengaji, tadarrus Alquran, dan berzikir. Jamaah yang datang bukan hanya warga Kota Palopo, tetapi juga kabupaten tetangga.
Masjid ini terletak di sudut perempatan jalan luas 15 meter persegi. Sebagian masyarakat percaya, bahwa bagi orang yang datang ke Kota Palopo belum dikatakan resmi menginjakkan kaki di kota ini jika belum menyentuh tiang utama masjid tua.
Tiang Masjid Tua Palopo konon terbuat dari pohon Cinaduri, serta dinding temboknya dibangun dengan menggunakan bahan campuran dari putih telur.
Dalam mesjid terdapat lima tiang penyangga yang dilambangkan sebagai lima rukun Islam. Masjid ini memiliki 20 jendela besar yang dimaknai sebagai 20 sipat baik bagi Allah SWT.
Sementara 12 jendela kecil yang berada di barat Masjid Jami, dimaknai sebagai bulan yakni 12 bulan selama setahun.
Pintu Masjid Tua Palopo memiliki satu pintu utama yang menghadap ke timur. Makna satu pintu tersebut melambangkan keesahan Allah SWT. Masjid ini tidak pernah sepi dari jemaah, khususnya pada bulan Ramadan.
Setiap selesai salat juhur hingga menjelang berbuka puasa, para jamaah tetap tinggal di masjid untuk mengaji, tadarrus Alquran, dan berzikir. Jamaah yang datang bukan hanya warga Kota Palopo, tetapi juga kabupaten tetangga.
(san)