Sambut Lailatulkadar, Ritual Tradisi Seribu Tumpeng Digelar

Jum'at, 10 Juli 2015 - 15:29 WIB
Sambut Lailatulkadar, Ritual Tradisi Seribu Tumpeng Digelar
Sambut Lailatulkadar, Ritual Tradisi Seribu Tumpeng Digelar
A A A
Ratusan orang dengan pakaian tradisi Jawa berkumpul di sebuah pendopo Kampoeng Djawa Sekatul di Dukuh Sekatul Desa Margosari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Kamis (9/7/2015) malam.

Di bagian tengah pendopo, puluhan orang di antaranya duduk melingkar menghadap sekitar seribu tumpeng. Mereka mengucapkan doa secara bersama dan diamini oleh ratusan masyarakat adat lain yang berada di belakangnya.

Ya, ritual ini dilakukan rutin setiap tahun di Bulan Ramadan. Tradisi ini diyakini untuk media pensucian diri dalam menyambut kedatangan malam lailatulkadar (malam diturunkannya Alqur'an).

Prosesi ritual ini dimulai kirab agung dengan iring-iringan prajurit bersenjata tombak dan pedang. Seseorang yang membawa sapu membersihkan jalur yang akan dilewati bermakna menuju upaya pembersihan diri.

Rombongan kirab berjalan menyusuri bukit dan sungai menuju sendang atau mata air yang disucikan para sesepuh adat. Sepanjang perjalanan ritual bersih-bersih dilakukan. Peserta ritual terus memanjatkan doa dan menyanyikan lagu jawa.

Pembacaan doa dimaksudkan untuk memohon kepada tuhan demi keselamatan dan kelimpahan bagi bangsa dan negara. Dilanjutkan, dengan pembersihan diri di sendang bimo suci.

Di akhir prosesi, seribu tumpeng tersebut dibagikan kepada ratusan masyarakat adat yang telah hadir. Pemberian dilakukan langsung oleh sesepuh adat Kampoeng Djawa Sekatul, KPHA Djojonegoro. “Seribu tumpeng ini melambangkan seribu bulan yakni memiliki makna turunnya lailatul qadar atau turunnya Alqur’an,” ujarnya.

Ditambahkannya, tradisi dan budaya Jawa harus dipertahankan dalam arus globalisasi. Sebab, tradisi dan budaya yang sudah ada merupakan kekayaan dan identitas bangsa.

“Banyak tradisi dan budaya yang mulai luntur. Tapi, kami mencoba terus menjalankannya karena inii identitas bangsa,” tuturnya.

Sementara Sunarti, seorang warga setempat mengaku dirinya telah melakukan penyucian diri dengan air sendang. Air sendang berkhasiat untuk kesehatan dan berkah buat keluarganya. “Harus bersih jika menghadap keppada tuhan. Malam lailatulkadar adalah malam yang dinantikan pada Bulan Ramadan, semoga kami termasuk yang mendapat berkah,” tandasnya.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3323 seconds (0.1#10.140)