Dunia ini Punya Allah
A
A
A
DENGAN segala kekurangannya, madrasah, pesantren, punya kelebihan. Pada kelebihan ini, diferensiasinya harus lebih difokuskan lagi. Jangan ditiggal. Yakni, agama. Ilmu-ilmu agama. Praktek-praktek ilmu keagamaan.
Semua keluarga besarnya hidup berbalut sunnah, di dalam dan di luar institusi. Shalat berjamaah, puasa-puasa sunnah, tilawah, Qur’an, dzikir-dzikir. Jangan sampe, dunia engga, akhirat juga engga.
Percaya diri aja. Bahwa dunia ini punya Allah. Allah akan kuasakan kepada siapa dari hamba-hambaNya dengan cara-caraNya, bukan dengan cara-cara dunia. Bukan dengan-cara-cara biasa.
Sementara ikhtiar dunianya jangan ditinggal. Allah nunjukin, Allah bimbing, Allah jagain, Allah belain. Saya sering bilang, ke anak-anak santri dan walisantri.
"Tidak di setiap kekayaan, ada keberkahan. Sedang di keberkahan, pasti ada kekayaan. Tidak di setiap kecerdasan, kepinteran, ada kebahagiaan, keselamatan. Sedang yang bahagia dan senang itulah mereka yang diberi-Nya petunjuk. Sebagaimana saya juga sering bilang, tidak di setiap keuntungan juga ada Allah.
Bisa jadi Allah meninggalkan mereka yang merasa beruntung di dunia, padahal yang punya dunia, sedang meninggalkannya. Jika demikian, keuntungan apa yang dimiliki mereka yang memiliki dunia, tapi kehilangan Yang Punya Dunia?"
Siapapun dia, yang taat, yang sholeh, yang beriman, yang bertaqwa, ga akan nantinya susah, ga akan nantinya banyak puyengnya. Ga akan nantinya melarat, menderita, susah hati, susah pikiran, susah idup. Harusnya loh ya. Sebab Allah bersamanya. Jika ada yang baru mulai meniti, bersabar aja. Anggap aja lagi nanem. Tar juga berbuah.
Nah, santri-santri madrasah, santri-santri pesantren, lagi nanem. Perjalanan panjang nanemnya juga sepanjang perjalanan anak-anak sekolah lain. Percaya diri aja. Nanem shalat berjamaah, nanem hafalan Qur’an, nanem telaah Qur’an, nanem zikir pagi sore. Sementara taneman dosa, Insya Allah sedikit. Aamiin.
Siapa coba yang bisa berjamaah, dari Subuh sampe Isya? Sedangkan begitu liburan aja, hari pertama bisa kesiangan? Hehehe. Sebab bisa jadi ayah ibunya emang ga shubuhan. Bisa jadi loh ya? Bisa jadi kamarnya dibangun dengan rizki haram. Jadi di rumah, kata orang-orang tua Betawi, buat yang susah dan berat ibadah, banyak syetannya. Atau banyak kelakuan syetannya. Buat mereka yang seperti ini, usir syetan dan ganti kelakuan syetannya dengan kelakuan kekasih Allah. Insya Allah enteng buat ibadah dan ketaatan. (Sumber : www.pppa.or.id )
Semua keluarga besarnya hidup berbalut sunnah, di dalam dan di luar institusi. Shalat berjamaah, puasa-puasa sunnah, tilawah, Qur’an, dzikir-dzikir. Jangan sampe, dunia engga, akhirat juga engga.
Percaya diri aja. Bahwa dunia ini punya Allah. Allah akan kuasakan kepada siapa dari hamba-hambaNya dengan cara-caraNya, bukan dengan cara-cara dunia. Bukan dengan-cara-cara biasa.
Sementara ikhtiar dunianya jangan ditinggal. Allah nunjukin, Allah bimbing, Allah jagain, Allah belain. Saya sering bilang, ke anak-anak santri dan walisantri.
"Tidak di setiap kekayaan, ada keberkahan. Sedang di keberkahan, pasti ada kekayaan. Tidak di setiap kecerdasan, kepinteran, ada kebahagiaan, keselamatan. Sedang yang bahagia dan senang itulah mereka yang diberi-Nya petunjuk. Sebagaimana saya juga sering bilang, tidak di setiap keuntungan juga ada Allah.
Bisa jadi Allah meninggalkan mereka yang merasa beruntung di dunia, padahal yang punya dunia, sedang meninggalkannya. Jika demikian, keuntungan apa yang dimiliki mereka yang memiliki dunia, tapi kehilangan Yang Punya Dunia?"
Siapapun dia, yang taat, yang sholeh, yang beriman, yang bertaqwa, ga akan nantinya susah, ga akan nantinya banyak puyengnya. Ga akan nantinya melarat, menderita, susah hati, susah pikiran, susah idup. Harusnya loh ya. Sebab Allah bersamanya. Jika ada yang baru mulai meniti, bersabar aja. Anggap aja lagi nanem. Tar juga berbuah.
Nah, santri-santri madrasah, santri-santri pesantren, lagi nanem. Perjalanan panjang nanemnya juga sepanjang perjalanan anak-anak sekolah lain. Percaya diri aja. Nanem shalat berjamaah, nanem hafalan Qur’an, nanem telaah Qur’an, nanem zikir pagi sore. Sementara taneman dosa, Insya Allah sedikit. Aamiin.
Siapa coba yang bisa berjamaah, dari Subuh sampe Isya? Sedangkan begitu liburan aja, hari pertama bisa kesiangan? Hehehe. Sebab bisa jadi ayah ibunya emang ga shubuhan. Bisa jadi loh ya? Bisa jadi kamarnya dibangun dengan rizki haram. Jadi di rumah, kata orang-orang tua Betawi, buat yang susah dan berat ibadah, banyak syetannya. Atau banyak kelakuan syetannya. Buat mereka yang seperti ini, usir syetan dan ganti kelakuan syetannya dengan kelakuan kekasih Allah. Insya Allah enteng buat ibadah dan ketaatan. (Sumber : www.pppa.or.id )
(bbk)