Kumpulan Nasihat Syeikh Ibnu Atha'illah (Bagian 1)

Sabtu, 01 Juni 2019 - 08:30 WIB
Kumpulan Nasihat Syeikh Ibnu Athaillah (Bagian 1)
Kumpulan Nasihat Syeikh Ibnu Atha'illah (Bagian 1)
A A A
Syeikh Ibnu Atha'illah atau Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha'illah As-Sakandari adalah sosok ulama sufi terkemuka di dunia yang juga pengarang Kitab Al-Hikam. Beliau memiliki petuah dan nasihat-nasihat bijak yang berkontribusi dalam perkembangan ilmu tasawuf dalam dunia islam.

Ulama kelahiran Alexandria, Mesir 648 Hijriyah (1250 M) ini sejak kecil gemar menuntut ilmu. Ada sekitar 20 kitab dari berbagai disiplin ilmu keislaman yang pernah ditulisnya. Mulai kitab dari bidang tasawuf, aqidah, tafsir, hadis, nahwu dan ushul fiqih. (Baca Juga: 5 Pesan Syeikh Umar dalam Mengisi 10 Malam Terakhir Ramadhan)

Kitab Al-Hikam ini bahkan telah menjadi salah satu kitab yang banyak dikaji di sebagian besar pesantren di Indonesia. Pesan-pesan nasihat yang terangkum dalam kitab ini menjadi cahaya bagi orang-orang yang meniti jalan menuju Tuhan. (Baca Juga: Nasihat Ustaz Arifin Ilham yang Menyejukkan Hati)

Berikut kumpulan nasihat dan kata-kata bijak Islam dari Syeikh Ibnu Atha'illah seperti dikutip dari mutiaraislam:

1. Engkau merdeka dari apa yang tak kau inginkan. Engkau budak dari apa yang kau serakahi.

2. Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah.

3. Sebodoh-bodoh manusia adalah orang yang meninggalkan keyakinannya karena mengikuti sangkaan orang-orang.

4. Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kau inginkan.

5. Bisa jadi bukan orang yang benar-benar bak. Kamu kelihatan baik hanya karena kamu di antara orang-orang yang lebih buruk dibanding dirimu.

6. Engkau lebih membutuhkan belas kasih-Nya ketika taat daripada ketika bermaksiat.

7. Barangsiapa yang tidak mengetahui nilai sebuah kenikmatan ketika ada, maka ia akan mengetahuinya ketika sudah tidak ada (lenyap).

8. Sebaik-baik waktumu adalah saat engkau menyadari kekuranganmu, dan engkau pun kembali mengakui kerendahanmu.

9. Salat adalah pembersih hati dari kotoran dosa dan pembuka pintu keghaiban.

10. Siapa yang merasa dirinya tawadhu', berarti ia sombong, karena tawadhu tidak muncul dari orang yang merasa mulia. Maka dari itu, ketika kau merasa mulia, berarti kau telah sombong.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2773 seconds (0.1#10.140)