Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan Berkurban

Kamis, 01 Agustus 2019 - 14:31 WIB
Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan Berkurban
Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan Berkurban
A A A
Bulan Dzulhijjah adalah bulan agung yang dimuliakan Allah. Dalam penanggalan kalender Hijriyah (Qomariyah), nanti malam (malam Jum'at) umat Islam mulai memasuki bulan mulia tersebut.

Apa sebenarnya keutamaan bulan Dzulhijjah hingga begitu istimewa? Dalam Alqur'an Surat At-Taubah ayat 36, Allah berfirman, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu."

Kemudian Nabi Muhammad SAW dalam satu haditsnya menegaskan bahwa empat bulan haram (suci) yaitu, tiga bulan berurutan yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram serta Rajab yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban. (HR Al-Bukhari)

Saat ini kita berada di penghujung bulan Dzulqa'dah. Waktu dimana kita harus mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan bulan agung bernama Dzulhijjah. Sebagian ulama menyebutkan bahwa Dzulhijjah adalah Ramadhan kedua mengingat dahsyatnya keutamaan yang dimilikinya.

Pengasuh Ponpes Al-Fachriyah, Tangerang, Habib Ahmad bin Novel Jindan memaparkan keistimewaan bulan itu sebagaimana diabadikan dalam Surah Al-Fajr ayat 1-2 yang artinya "Demi Fajar, dan demi malam-malam yang sepuluh".

Ahli Tafsir Qur'an menafsirkan bahwa malam-malam yang sepuluh dalam ayat itu adalah sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Adapun yang dimaksud dengan fajar dalam ayat itu, salah satu tafsirnya adalah fajar hari Arafah atau juga fajar hari Idul Adha.

"Allah Ta'ala tidak bersumpah kepada sesuatu melainkan sesuatu tersebut sangatlah agung. Di bulan Dzulhijjah ini kita dianjurkan banyak hal oleh agama," kata Habib Ahmad.

Di antara amalan yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah adalah berpuasa pada hari Arafah bagi yang tidak pergi haji. Kemudian berkurban di hari raya Idul Adha bagi yang mampu. Minimal di setiap rumah ada kurban yang disembelih.

Rasulullah SAW bersabda: "Seorang anak adam tidak melakukan suatu amal ibadah di hari raya Idul Adha yang lebih mulia di sisi Allah dari berkurban. Dan sesungguhnya kurban yang ia sembelih akan datang di hari kiamat dengan tanduk, bulu dan kukunya (sebagai saksi di hadapan Allah). Dan sesungguhnya darah kurban yang engkau sembelih telah mencapai tempat yang tinggi di sisi Allah sebelum darah itu menyentuh tanah, maka gembirakan diri kalian dengan kurban kalian."

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, "Besarkan kurban kalian sebab kurban yang kalian sembelih akan menjadi kendaraan kalian ketika melewati Sirath (jembatan di atas neraka) yang membawa kalian (ke surga)."

"Janganlah kita pelit dan kikir. Sisihkan harta kita untuk berkurban dan meraih pahala besar dari Allah. Orang yang kikir sebenarnya hanyalah merugikan dirinya sendiri. Rasulullah bersabda barangsiapa yang mampu untuk berkurban namun dia tidak berkurban maka jangan sekali-kali dia mendekati musalla kami," pesan Habib Ahmad.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3927 seconds (0.1#10.140)