Idul Adha dan Doa Nabi Ibrahim yang Sangat Populer
A
A
A
Menjelang Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah (Minggu, 11 Agustus 2019) ini, pikiran kita akan tertuju kepada dua sosok Nabi mulia yakni Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail 'Alaihimas Sallam.
Ada pelajaran penting dibalik Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang patut diketahui umat Islam. Sebagaimana kisahnya diabadikan dalam Qur’an Surah Ash-Shaffat (barisan-barisan).
"Dan Ibrahim berkata, "sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh." Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama ibrahim, ibrahim berkata, "hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab, "Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami panggillah dia, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, "Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (yaitu). "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman." (QS Ash-Shaffat: 99-111)
Syekh Ahmad Al-Mishri (Ulama dari Mesir) menjelaskan, ini kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail 'Alaihimas Sallam hanya ada di ayat 99-111 Ash-shaffat. Ini ujian yang luar biasa seorang ayah yang menyembelih anaknya.
Usia Nabi Ibrahim 86 tahun ketika dikaruniai anak. Karena Nabi Ibrahim diperintahkan menyembelih anak dan beliau langsung ingin melaksanakannya.
"Kita yang datang belakangan selalu memuji Nabi Ibrahim 'alaihissallam di dalam shlat. Mau pakai Sayyidina atau tidak gak apa-apa tetap Sah. Mahdzab Syafi'i pakai Sayyidina, 3 Mahdzab lainnya enggak," jelas Syeikh Ahmad Al-Mishri ketika ceramah di Masjid Permata Qalbu, Perumahan Permata Mediterania, Pos Pengumben, Jakarta Barat belum lama ini.
Terkait doa Nabi Ibrahim yang cukup populer itu diabadikan oleh Allah dalam Qur'an. Beliau berdo'a kepada Allah, bukan kepada yang lain.
Kesalehan anak berdampak pada orang tua. Ada yang diangkat derajatnya karena istighfar anaknya.
Berkat doa Nabi Ibrahim, Allah mengabulkannya dengan mengkaruniai seorang anak bernama Ismail yang menjadi nabi pilihan Allah. Bagi orang tua yang ingin memiliki anak saleh dan saleha, bisa mengamalkan doa Nabi Ibrahim ini.
Nabi Ibrahim 'Alaihissalam berdo'a: "Robbi Hablii Minasshalihin" (Wahai Rabbku, berilah aku keturunan (anak) yang salih." (QS. Al-Qashash: 110)
Ada yang bertanya apakah saya anak yang saleh Syeikh? Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang saleh." (HR. Muslim)
"Beliau (Nabi Ibrahim) minta anak, tapi bukan minta anak yang sembarangan. Beliau meminta anak yang saleh. Karena termasuk anugerah kepada seorang hamba adalah anak yang shaleh baik laki-laki maupun perempuan," jelas Syeikh Ahmad Al-Mishri.
Selain doa dalam Surah Al-Qashash ayat 110 itu, Nabi Ibrahim 'alaihissalam juga memiliki doa yang sangat populer. Doa ini sering dibaca oleh para imam maupun dai ketika menutup doa salat maupun pengajian.
Dalam Alqur'an diceritakan, Nabi Ibrahim dan Ismail 'alaihimas salam ketika membangun Ka’bah mereka berdoa: "Robbana taqobbal minna innaka Antas-sami'ul 'Aliim....."
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 127-128).
Ada pelajaran penting dibalik Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang patut diketahui umat Islam. Sebagaimana kisahnya diabadikan dalam Qur’an Surah Ash-Shaffat (barisan-barisan).
"Dan Ibrahim berkata, "sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh." Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama ibrahim, ibrahim berkata, "hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab, "Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami panggillah dia, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, "Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (yaitu). "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman." (QS Ash-Shaffat: 99-111)
Syekh Ahmad Al-Mishri (Ulama dari Mesir) menjelaskan, ini kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail 'Alaihimas Sallam hanya ada di ayat 99-111 Ash-shaffat. Ini ujian yang luar biasa seorang ayah yang menyembelih anaknya.
Usia Nabi Ibrahim 86 tahun ketika dikaruniai anak. Karena Nabi Ibrahim diperintahkan menyembelih anak dan beliau langsung ingin melaksanakannya.
"Kita yang datang belakangan selalu memuji Nabi Ibrahim 'alaihissallam di dalam shlat. Mau pakai Sayyidina atau tidak gak apa-apa tetap Sah. Mahdzab Syafi'i pakai Sayyidina, 3 Mahdzab lainnya enggak," jelas Syeikh Ahmad Al-Mishri ketika ceramah di Masjid Permata Qalbu, Perumahan Permata Mediterania, Pos Pengumben, Jakarta Barat belum lama ini.
Terkait doa Nabi Ibrahim yang cukup populer itu diabadikan oleh Allah dalam Qur'an. Beliau berdo'a kepada Allah, bukan kepada yang lain.
Kesalehan anak berdampak pada orang tua. Ada yang diangkat derajatnya karena istighfar anaknya.
Berkat doa Nabi Ibrahim, Allah mengabulkannya dengan mengkaruniai seorang anak bernama Ismail yang menjadi nabi pilihan Allah. Bagi orang tua yang ingin memiliki anak saleh dan saleha, bisa mengamalkan doa Nabi Ibrahim ini.
Nabi Ibrahim 'Alaihissalam berdo'a: "Robbi Hablii Minasshalihin" (Wahai Rabbku, berilah aku keturunan (anak) yang salih." (QS. Al-Qashash: 110)
Ada yang bertanya apakah saya anak yang saleh Syeikh? Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang saleh." (HR. Muslim)
"Beliau (Nabi Ibrahim) minta anak, tapi bukan minta anak yang sembarangan. Beliau meminta anak yang saleh. Karena termasuk anugerah kepada seorang hamba adalah anak yang shaleh baik laki-laki maupun perempuan," jelas Syeikh Ahmad Al-Mishri.
Selain doa dalam Surah Al-Qashash ayat 110 itu, Nabi Ibrahim 'alaihissalam juga memiliki doa yang sangat populer. Doa ini sering dibaca oleh para imam maupun dai ketika menutup doa salat maupun pengajian.
Dalam Alqur'an diceritakan, Nabi Ibrahim dan Ismail 'alaihimas salam ketika membangun Ka’bah mereka berdoa: "Robbana taqobbal minna innaka Antas-sami'ul 'Aliim....."
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 127-128).
(rhs)