Kisah Nabi Ibrahim Dibakar: Ketika Iblis Terinspirasi Manjanik Neraka

Minggu, 06 Maret 2022 - 18:05 WIB
loading...
Kisah Nabi Ibrahim Dibakar: Ketika Iblis Terinspirasi Manjanik Neraka
Ilustrasi Nabi Ibrahim. (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Iblis terlibat aktif dalam upaya pembakaran Nabi Ibrahim yang didalangi Raja Namrudz . Keterlibatan iblis ini terjadi ketika sang raja tengah mencari cara melempar Nabi Ibrahim dalam kobaran api yang sangat panas.

Tidak ada seorangpun yang maju untuk melemparkan Ibrahim ke sana. Sehingga Iblis terlaknat datang dalam bentuk seorang laki-laki. Dia berkata kepada mereka, “Aku akan membuat manjanik (semacam alat pelempar) untuk dipakai kalian melempar Ibrahim.”

Iblis sebelumnya telah melihat manjanik-manjanik neraka yang dipersiapkan untuk melemparkan orang-orang kafir ke dalam lembah-lembah di neraka. Setelah Iblis selesai membuat manjanik, Namrudz merasa senang. Lalu mereka meletakkan Ibrahim di dalam sebuah tabut (peti) dan peti itu diletakkan di dalam manjanik. Mereka bermaksud melemparkannya ke dalam kobaran api.



73 Berhala
Kisah pembakaran terhadap Nabi Ibrahim tersebut terjadi ketika beliau berusia 17 tahun. Kala itu, Nabi Ibrahim telah banyak bergaul dengan banyak orang. Satu ketika ia diajak ke perayaan yang disebut sebagai perayaan tuhan-tuhan mereka. “Mari berangkat bersama kami ke perayaan tuhan-tuhan kami.”

Berhala-berhala tersebut ditempatkan dalam satu bangunan yang terbuat dari batu pualam putih dan hijau. Di sana terdapat 73 berhala yang diletakkan di atas kursi terbuat dari emas.

Berhala yang terbesar di kepalanya ada mahkota bertakhtakan mutiara yang indah, memiliki dua mata yang terbuat dari yakut merah, dan di kanan dan kirinya berjejer berhala-berhala yang lain.

Pada waktu hari raya, kaum itu suka membuat makanan dan meletakkannya di antara berhala-berhala dan setan-setan mengambilnya sehingga mereka menyangka bahwa berhala-berhala telah memakannya. Hal itu membuat mereka bahagia dan berkata, “Tuhan kami telah meridhai kami. Sebab itu, dia telah memakan makanan itu.”

Pada saat itu, kaum tersebut membuat makanan lalu meletakkannya di hadapan berhala di atas sebuah hidangan. Kemudian kaum itu pergi ke lapangan untuk merayakan hari raya. Hanya Ibrahim yang tidak pergi dan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya aku sakit” ( QS 37 : 89). Maka, mereka berkata, “Tinggalkan saja dia. Mungkin saja wabah kolera telah menimpanya.”

Setelah Ibrahim ditinggalkan oleh mereka, dia mengambil kapak; lalu dia gunakan kapak itu untuk menghancurkan semua berhala kecuali yang paling besar.



Selanjutnya kapak tersebut digantungkan ke pundak berhala yang paling besar itu; lalu Ibrahim pergi. Ketika orang-orang kembali ke tempat berhala, mereka menemukan berhala-berhala itu telah hancur berantakan dan ada kapak yang tergantung di pundak berhala terbesar.

Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan-perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.” Mereka berkata, “kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” Maka mereka (Namrudz) berkata, “(Kalau demikian) bawalah dia (Ibrahim) dengan cara yang dapat dilihat orang banyak agar mereka menyaksikan” ( QS 21 : 59-61).

Setelah Ibrahim datang, Namrudz berkata kepadanya, “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya. Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.” Maka mereka telah kembali kepada kesadaran, Ibrahim lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri.”

Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata), “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” Ibrahim berkata, “Maka mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu?” (Ibrahim berkata), “Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” ( QS 21 : 62-67).



Hukum Bakar
Pada saat itu, Namrudz dan para pembantunya memperlihatkan kesombongannya. Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak” ( QS 21 : 68).

As-Sadi mengatakan bahwa, setelah Namrudz dan para pembantunya sepakat untuk membakar Ibrahim AS, dia memerintahkan untuk mengumpulkan kayu-kayu bakar dari gunung dengan diangkut oleh bagal.

Oleh karena itu, bagal diputuskan keturunannya oleh Allah. Mereka terus-menerus mengumpulkan kayu bakar hingga tiga bulan lamanya. Setelah kayu bakar itu terkumpul dan ditumpuk, mereka menyulutkan api ke tumpukan kayu bakar itu. Asapnya mengepul ke atas yang hampir saja membinasakan penduduk kota itu karena saking panasnya api dan kepulan asap.

Dalam situasi tersebut, sebagian orang ada yang bersembunyi ke liang-liang karena panasnya api. Api tersebut dinyalakan di sebuah kampung yang bernama Ghauthah. Panasnya api itu sampai ke Damaskus, Syam.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4156 seconds (0.1#10.140)