Nasihat Habib Ahmad yang Menggetarkan Hati
A
A
A
Al-Habib Ahmad bin Novel bin Salim Jindan (pengajar Pondok Pesantren Al-Fachriyah Tangerang), menyampaikan ceramah yang menggetarkan hati di Majelis Kwitang Jakarta Pusat Ahad pagi (Minggu, 13 Oktober 2019).
Habib Ahmad mengulas satu perkara penting yang pernah dibahas oleh Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam Kitab Nashoihud-Diniyah. Perkara apakah itu? Berikut nasihatnya:
Kita dilarang merasa aman karena kita tidak tau apa yang ditentukan Allah untuk kita. Tidak ada seorang pun di antara manusia baik muslim maupun kafir yang bisa menjamin dirinya di hadapan Allah.
Siapa di antara kita yang bisa menjamin dirinya diampuni Allah. Kalau husnuzzhon itu ada pembahasannya dalam bab lain, dan sebaik-baik sikap adalah husnuzzhon kepada Allah.
Tetapi ketika berbicara kenyataan, adakah di antara kita yang bisa menjamin keselamatan dunia dan akhirat. Bukankah perkara ini adalah rahasia Allah?
Dalam satu hadits shahih Al-Bukhari, dari sahabat Abdullah bin Mas'ud RA berkata Rasulullah SAW orang yang jujur dan terpercaya pernah bercerita kepada kami.
"Sesunggunya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah (sperma), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama waktu itu juga, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama waktu itu pula. Kemudian Allah mengutus Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat empat perkara yang telah ditentutkan yaitu rezekinya, ajal, amal perbuatan, dan sengsara atau bahagianya.
Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, sesunggguhnya ada seseorang di antara kalian beramal dengan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka ia pun masuk neraka.
Ada seseorang di antara kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan penghuni surga, maka ia pun masuk surga.
Nah, semuanya dicatat oleh Malaikat sejak kita berada di dalam perut ibu kita dan ini dirahasiakan Allah. Jadi tak ada seseorang di antara kita yang bisa menjamin hingga Nabi Muhammad SAW menyatakan hadits tersebut.
"Makanya kita jangan bangga kepada diri kita dan jangan pernah mencemooh orang lain. Kita tidak punya hak untuk memvonis orang lain dengan apa yang nampak di mata kita," kata Habib Ahmad bin Novel yang juga pimpinan Pesantren Al Hawthah Al Jindaniyah.
Berapa banyak hadits shahih yang dinyatakan Rasulullah SAW. Di antaranya dalam Shahih Al-Bukhari diceritakan ada seorang sahabat Nabi terbunuh di medan perang mati syahid, orang itu hidup dan berjuang bersama Nabi Muhammad SAW. Ketika ia wafat, Nabi melayat ke rumahnya, Ibunya bilang, "beruntung anakku ini dapat surga dari Allah".
Nabi mendengar itu lalu menoleh ke ibunya dan bertanya "Tau dari mana?"
Rasulullah SAW kemudian mengatakan, "Kamu tidak tahu kan bahwa dulu anakmu ini pernah mengambil sedikit harta rampasan perang yang bukan haknya. Sehingga saat ini dia lagi disucikan dengan api neraka atas apa yang diambilnya itu." Ibunya pun kaget mendengar perkataan Nabi tersebut.
Bayangkan yang nampak di mata manusia anak itu syahid di jalan Allah. Apalagi kita, jangan pernah merasa aman, dan jangan pernah menghakimi orang lain.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Habib Ahmad berpesan sebagai hamba, tugas kita adalah taat kepada Allah, bertakwa kepada Allah dan takut hanya kepada Allah. Setelah itu kita serahkan kepada Allah.
"Andaikan Allah tidak menjanjikan surga bagi orang yang taat, apakah Tuhan yang Agung yang nikmatnya begitu banyak tidak patut kita sembah? Apalagi DIA menjanjikan surga. Jadi tugas kita adalah taat," pesan Habib yang pernah belajar di Hadramaut, Yaman itu.
Ada pelajaran yang sering kita dengar yaitu kisah Iblis laknatullah. Itu Iblis sebelum dilaknat oleh Allah, dia merasa aman, dia merasa hebat, bangga dengan amal ibadahnya. Disebutkan, tidak ada tempat sejengkal di langit dan di bumi melainkan Iblis pernah sujud di situ.
"Kalau ibadah kita jelas enggak sampai sehebat itu. Kalah ibadah kita sama Iblis. Sampai-sampai Iblis dijadikan Allah sebagai pemimpin Malaikat sebelum Jibril," kata Habib Ahmad.
Namun perhatikan, tidak ada yang bisa menjamin dirinya selamat. Ketika dia terlena, lupa, bangga dan menganggap dirinya lebih hebat dari yang lain. Saat itu pula dibinasakan oleh Allah selama-lamanya.
Iblis berkata "Aku lebih mulia dari Nabi Adam". Saat itu juga Allah Ta'ala melaknat Iblis dan mengusirnya dari surga. Ibadah yang hebat tadi tak berarti di sisi Allah karena kesombongan.
Ini pelajaran penting bagi kita. Jangan pernah memvonis orang lain, jangan pernah mencemooh orang lain. Mari kita benahi diri sendiri, mari sibuk menghamba kepada Allah.
Mintalah kepada Allah agar diberikan keselamatan, diberi kebahagiaan dan husnul khatimah. Itu yang paling penting. Orang yang akhir usinya mengucap kalimat 'Laa Ilaha Illallah', maka ia bakal masuk ke dalam surganya Allah. Ambil hikmah, seseorang akan ditutup usinya oleh Allah sesuai dengan amal perbuatannya di dunia.
Semoga Allah memberikan keberkahan dan taufik kepada kita. Dan menjadikan kita sebagai orang-orang yang mendapat husnul khatimah. Aamin.
Habib Ahmad mengulas satu perkara penting yang pernah dibahas oleh Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam Kitab Nashoihud-Diniyah. Perkara apakah itu? Berikut nasihatnya:
Kita dilarang merasa aman karena kita tidak tau apa yang ditentukan Allah untuk kita. Tidak ada seorang pun di antara manusia baik muslim maupun kafir yang bisa menjamin dirinya di hadapan Allah.
Siapa di antara kita yang bisa menjamin dirinya diampuni Allah. Kalau husnuzzhon itu ada pembahasannya dalam bab lain, dan sebaik-baik sikap adalah husnuzzhon kepada Allah.
Tetapi ketika berbicara kenyataan, adakah di antara kita yang bisa menjamin keselamatan dunia dan akhirat. Bukankah perkara ini adalah rahasia Allah?
Dalam satu hadits shahih Al-Bukhari, dari sahabat Abdullah bin Mas'ud RA berkata Rasulullah SAW orang yang jujur dan terpercaya pernah bercerita kepada kami.
"Sesunggunya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah (sperma), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama waktu itu juga, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama waktu itu pula. Kemudian Allah mengutus Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat empat perkara yang telah ditentutkan yaitu rezekinya, ajal, amal perbuatan, dan sengsara atau bahagianya.
Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, sesunggguhnya ada seseorang di antara kalian beramal dengan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka ia pun masuk neraka.
Ada seseorang di antara kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan penghuni surga, maka ia pun masuk surga.
Nah, semuanya dicatat oleh Malaikat sejak kita berada di dalam perut ibu kita dan ini dirahasiakan Allah. Jadi tak ada seseorang di antara kita yang bisa menjamin hingga Nabi Muhammad SAW menyatakan hadits tersebut.
"Makanya kita jangan bangga kepada diri kita dan jangan pernah mencemooh orang lain. Kita tidak punya hak untuk memvonis orang lain dengan apa yang nampak di mata kita," kata Habib Ahmad bin Novel yang juga pimpinan Pesantren Al Hawthah Al Jindaniyah.
Berapa banyak hadits shahih yang dinyatakan Rasulullah SAW. Di antaranya dalam Shahih Al-Bukhari diceritakan ada seorang sahabat Nabi terbunuh di medan perang mati syahid, orang itu hidup dan berjuang bersama Nabi Muhammad SAW. Ketika ia wafat, Nabi melayat ke rumahnya, Ibunya bilang, "beruntung anakku ini dapat surga dari Allah".
Nabi mendengar itu lalu menoleh ke ibunya dan bertanya "Tau dari mana?"
Rasulullah SAW kemudian mengatakan, "Kamu tidak tahu kan bahwa dulu anakmu ini pernah mengambil sedikit harta rampasan perang yang bukan haknya. Sehingga saat ini dia lagi disucikan dengan api neraka atas apa yang diambilnya itu." Ibunya pun kaget mendengar perkataan Nabi tersebut.
Bayangkan yang nampak di mata manusia anak itu syahid di jalan Allah. Apalagi kita, jangan pernah merasa aman, dan jangan pernah menghakimi orang lain.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Habib Ahmad berpesan sebagai hamba, tugas kita adalah taat kepada Allah, bertakwa kepada Allah dan takut hanya kepada Allah. Setelah itu kita serahkan kepada Allah.
"Andaikan Allah tidak menjanjikan surga bagi orang yang taat, apakah Tuhan yang Agung yang nikmatnya begitu banyak tidak patut kita sembah? Apalagi DIA menjanjikan surga. Jadi tugas kita adalah taat," pesan Habib yang pernah belajar di Hadramaut, Yaman itu.
Ada pelajaran yang sering kita dengar yaitu kisah Iblis laknatullah. Itu Iblis sebelum dilaknat oleh Allah, dia merasa aman, dia merasa hebat, bangga dengan amal ibadahnya. Disebutkan, tidak ada tempat sejengkal di langit dan di bumi melainkan Iblis pernah sujud di situ.
"Kalau ibadah kita jelas enggak sampai sehebat itu. Kalah ibadah kita sama Iblis. Sampai-sampai Iblis dijadikan Allah sebagai pemimpin Malaikat sebelum Jibril," kata Habib Ahmad.
Namun perhatikan, tidak ada yang bisa menjamin dirinya selamat. Ketika dia terlena, lupa, bangga dan menganggap dirinya lebih hebat dari yang lain. Saat itu pula dibinasakan oleh Allah selama-lamanya.
Iblis berkata "Aku lebih mulia dari Nabi Adam". Saat itu juga Allah Ta'ala melaknat Iblis dan mengusirnya dari surga. Ibadah yang hebat tadi tak berarti di sisi Allah karena kesombongan.
Ini pelajaran penting bagi kita. Jangan pernah memvonis orang lain, jangan pernah mencemooh orang lain. Mari kita benahi diri sendiri, mari sibuk menghamba kepada Allah.
Mintalah kepada Allah agar diberikan keselamatan, diberi kebahagiaan dan husnul khatimah. Itu yang paling penting. Orang yang akhir usinya mengucap kalimat 'Laa Ilaha Illallah', maka ia bakal masuk ke dalam surganya Allah. Ambil hikmah, seseorang akan ditutup usinya oleh Allah sesuai dengan amal perbuatannya di dunia.
Semoga Allah memberikan keberkahan dan taufik kepada kita. Dan menjadikan kita sebagai orang-orang yang mendapat husnul khatimah. Aamin.
(rhs)