Dahsyatnya Kajian Spesial Ustaz Adi Hidayat

Jum'at, 15 November 2019 - 17:42 WIB
Dahsyatnya Kajian Spesial Ustaz Adi Hidayat
Dahsyatnya Kajian Spesial Ustaz Adi Hidayat
A A A
Tidak ada keterangan paling baik dalam Alqur'an dari sekian orang yang berinteraksi ilmu syari'at kecuali orang yang belajar ilmu Alqur'an . Maka Allah Ta'ala mengangkat statusnya yang tadinya jahiliyah menjadi khairu ummah (umat terbaik).

Pesan tersebut adalah pembuka tausiyah Ustaz Adi Hidayat dalam kajian spesial di Masjid Jami' Al-Azhar Bekasi, belum lama ini.

Dai yang juga Direktur Quantum Akhyar Institute mengajak umat Islam untuk menjadi ahli Qur'an yang bertakwa. Perhatikan baik-baik, saat Allah Ta'ala menyebut ahli Alqur'an sebagai manusia terbaik di kalangan manusia yang pernah hidup di bumi, kalimatnya dipilih oleh Allah tidak menggunakan kata 'Basyar', bukan dengan 'Ins', bukan dengan 'Insan', bukan pula dengan 'Bani Adam'. Tetapi Allah menginginkan satu kalimat yang menunjuk pada semua manusia yang hidup di bumi tanpa kecuali apapun statusnya.

Perhatikan Kalimatnya.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Ali-'Imran: 110)

Bukan 'Lil Bani Adam', bukan 'Lil Insan'. Kata Allah, kalian kalangan umat terbaik dari yang pernah dilahirkan ke bumi. Jadi dari semua manusia yang pernah hidup di bumi, inilah umat terbaik. Kalau disebut 'Bani Adam' berarti menunjuk pada keturunannya saja. Kalau disebut kata 'Insan' berarti menunjuk personal saja dengan aktivitasnya. Kalau disebut 'Ins' berarti hanya di lembutnya saja. Kalau disebutkan 'Basyar' berarti baiknya pada bawaanya saja. Tapi kalau disebutkan 'Naas' semua aspek kehidupan yang pernah dijalani di bumi. Allaahu Akbar.

Kisah Sahabat Jundub bin Junadah
Ada satu kisah, Jundub bin Junadah ketika mendengarkan Rasulullah SAW dengan ajaran Alqur'annya ia meminta agar bersyahadat di depan Ka'bah. Kata Nabi Muhammad SAW nanti saja, pengikutnya belum banyak nanti dipersekusi. Kata Jundub bin Junadah, saya begal saja terang-terangan, masa syahadat sembunyi-sembunyi? Akhirnya Beliau datang ke depan Ka'bah dan mengucapkan syahadat dengan keras:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Hai Ahli Quraisy, Hai Kaum Quraisy, aku bersyahadat. Sejak saat itu mengikuti Nabi Muhammad SAW dan kembali ke kampungnya berdakwah. Satu orang masuk Islam dan balik ke kampungnya berdakwah, tiba-tiba ketika Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah, Beliau kaget dengan suara yang besar, ternyata satu kampung Ghifar itu Masuk Islam di tangan Jundub bin Junadah dengan izin Allah Ta'ala.

Untuk mengabadikan peristiwa itu karena Jundub bin Junadah kuliah di Abu Dzar dan nama daerahnya diawali dengan 'Al' ditutup dengan 'i', jadi Al-Ghifari. Maka dikenal dengan nama Abu Dzar Al-Ghifari. Makanya kalau mau menunjuk nama daerah tambahkan Al di depannya dan i di belakangnya.

Yang menarik lagi setelah itu, ia belajar menghafal hadis. Dalam Hadits Arba'in, hadits ke 18. Dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah dan Abu 'Abdirrahman Mu'adz bin Jabal RA, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
"Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR Tirmidzi No. 1987 dan Ahmad, 5: 153)

Itulah hadits tentang takwa dan yang meriwayatkannya adalah seorang mantan begal. Berikut doa yang sangat populer:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

"Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan."

Doa apa itu? Jawabannya doa ketika bangun dari tidur. Siapa yang meriwayatkan? Yang meriwayatkannya ialah Jundub bin Junadah. Hadis Al-Bukhari, nomor hadis 181.

Alqur'an Membawa Keberkahan

Maka orang yang membaca Qur'an, mentadabburinya, menelaahnya, menghafalnya merupakan golongan yang Allah pilih dari semua orang yang tinggal di bumi. Kata Allah, banyak hamba-Ku tapi Aku akan pilih dari mereka yang akan mewarisi nilai-nilai Qur'an dalam kehidupan mereka.

"Jadi ada yang senang tahajjud, tapi untuk Alqur'an masih biasa. Ada yang senang puasa, ke Alqur'an biasa saja. Ada yang senang sedekah, tapi ke Alqur'an biasa saja. Bacaannya biasa saja. Rutinitas mengkajinya jarang. Menghafal belum punya kekuatan untuk melakukannya. Tapi ada kalangan tertentu yang kata Allah Aku warisi sifat Alqur'an. Maka Berbahagialah ketika Allah memilih anda berada di sini," kata Ustaz Adi Hidayat.

Dari sekian banyak tempat, yang dahsyat adalah kekuatan yang diberikan di hati kita untuk merespons Alqur'an. Bersyukurlah diberikan Alqur'an. Sebab, tidak ada pemberian yang lebih baik daripada Alqur'an.

"Saya punya teman ketika selesai menghafal yang luar biasa ada getaran di hatinya, ia bersujud syukur seolah mendapat sesuatu yang sebelumnya tidak ia dapat," terangnya.

Ustaz Adi Hidayat menceritakan lagi, ada seorang anak usia 15 tahun dari Wajo, hafal Qur'an dalam 7 hari. Ini taufiq yang luar biasa dari Allah. Awalnya membaca, kemudian mengkaji baru menghafalkan. Itu terjadi perubahan besar dalam hidupnya. Cara bicaranya sudah beda, aktivitasnya mulai berubah, keinginnannya sudah lain. Menutup dirinya sudah lebih baik. Berinteraksi dengan kebaikan sudah lebih banyak.

Karena Alqur'an itu baik maka yang yang baik masuk ke dalam tubuh kita, dan yang buruk keluar. Dahsyatnya jadi ahli Qur'an di satu rumah, maka yang lainnya akan mendapatkan cahayanya. Alqur'an diturunkan di satu malam, maka malam itu berubah menjadi malam Lailatul Qadar. "Sesungguhnya Kami telah Menurunkannya (Alqur'an) pada malam Qadar." (QS. Al-Qadr: 1)

Alqur'an diturunkan di Hari Jum'at, maka Hari Jum'at menjadi Sayyidul Ayyam (penghulu semua hari). Alqur'an diturunkan di Mekkah, maka Mekkah berubah status menjadi kota yang penuh berkah. Alqur'an diturunkan di Madinah, Madinah sebelumnya Yatrib (kota kotor gak punya peradaban), begitu Alqur'an diturunkan berubah menjadi Madinah Al-Munawwarah. Al-Qur'an diturunkan di kalangan Jahiliyah. Jahiliyah berubah menjadi Khairu Ummah. Jibril ketika diturunkan Alqur'an statusnya naik menjadi Sayyidul Malaikat (pemimpin para Malaikat).

Orang yang mendapat seruan Alqur'an, ketika dia mendengar seruan itu dan meresponsnya, maka dia akan mendapatkan kemuliaan dari Allah Ta'ala.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3045 seconds (0.1#10.140)