Haul ke-108 Habib Ali Al-Habsyi di Solo, Ini Pesannya

Selasa, 17 Desember 2019 - 20:56 WIB
Haul ke-108 Habib Ali Al-Habsyi di Solo, Ini Pesannya
Haul ke-108 Habib Ali Al-Habsyi di Solo, Ini Pesannya
A A A
Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi adalah ulama besar kelahiran Hadhramaut Yaman yang nasabnya tersambung kepada Nabi Muhammad SAW . Beliau seorang waliyullah yang juga penyusun Maulid Simthud-Duror yang sering dibaca dalam setiap peringatan Maulid Nabi.

Setiap tahun, kawasan Masjid Riyadh, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah selalu dibanjiri ratusan ribu orang yang datang dari berbagai penjuru daerah. Para habaib, ulama, asatiz dan orang awam dari berbagai daerah hadir memperingati Haul beliau. Acara haul ini diisi dengan acara Rauhah pada 14-16 Desember 2019. Acara Haul digelar Selasa, 17 Desember 2019 dan Rabu, 18 Desember 2019 digelar Maulid Nabi .

Haul ke-108 kali ini diisi tausiyah oleh Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf. Dalam ceramahnya, Beliau menyampaikan pesan Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi.
Haul ke-108 Habib Ali Al-Habsyi di Solo, Ini Pesannya

Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi merupakan Solihin yang dicintai Rasulullah SAW yang selalu dalam jalan terpuji. Habib Ali adalah orang yang mewarisi sifat Nabi. Apa wasiat Beliau? mencari kedudukan?

"Ternyata tidak. Takwa kepada Allah Ta'ala sebagai sekal. Adapun harta, simpan uang, tanah yang luas, kendaraan mewah, kalau meninggal akan dicopot semua dan anda cukup dengan 3 lapis kain kafan," kata Habib Taufiq.

Apa yang manfaat? ibadah dan zikir, itu yang dibawa. Jangan Islam dijadikan mainan. Jangan Nabi dijadikan mainan. Jangan ayat-ayat Allah dijadikan mainan. Agungkan itu semua karena itu bukan bahan tertawaan.

Pesan berikutnya yaitu semangat untuk mencari ilmu. Ilmu itu sumbernya Alqur'an dan hadis. Bagi yang tidak mengerti, ikutin ulama. Menafsirkan Alqur'an lewat orang yang mengerti Qur'an, yang mengerti tafsir. Menafsirkan hadis melalui ahli hadis. Ingin mengetahui hukum agama, Fiqih lewat mujtahid.

"Sekarang ilmu agama tidak dihargai lagi, hanya duniawi. Tujuh bahasa dikuasai, tapi mengartikan Al-Fatihah gak mampu. Ahli komputer, programmer, tapi wudhu gak ngerti yang membatalkan, sifat wajib Allah gak paham. Nabinya sendiri gak paham," terang Habib Taufiq.

Kemudian Beliau juga mengingatkan bahayanya memilih teman. Kerusakan seseorang karena salah memilih teman dekat. Orang yang harus dihindari justru didekati. Lindungi agama anda. Lindungi akidah anda. Lindungi Islam anda. Selamatkan itu semua.

"Kalau kita berteman dengan orang baik anda akan jadi baik. Kalau anda berteman dengan orang fasik anda akan jadi fasik. Agama seseorang tergantung temannya, maka perhatikan dengan siapa kamu berteman," jelasnya.
Haul ke-108 Habib Ali Al-Habsyi di Solo, Ini Pesannya

Berteman dengan orang-orang saleh itu suatu keberuntungan. Dikatakan siapa yang melekat selalu kumpul dengan orang mulia, maka hidupnya mulia di dunia dan akhirat.

Syeikh Abu Bakar bin Salim berkata: "Siapa yang berkumpul dengan orang-orang yang baik dia akan mendapatkan ma'rifat. Siapa yang berkumpul dengan orang jahat dia pantas dicela dan di akhirat dia masuk neraka," kata Habib Taufiq.

Coba lihat ketika Nabi Ya'qub 'alaihis salam bertanya kepada anaknya, akan beriman kepada siapa kalian sepeninggalku? Kepada datuk-datuk kami, Ibrahim, Ismail, Ishaq. "Pernahkah kita bertanya kepada anak kita, kalau aku mati thariqah siapa yang kamu ikuti?

Karena itu mari kita jadikan momen Haul ini sebagai momen kembali ke salaf. Mereka adalah banyak beramal. Amalan yang ikhlas gak ada riya', gak ada Ujub, amalan yang didasari ilmu, wirid yang tiada habisnya, salawat yang tiada hentinya.

Al-Habib Abdullah bin Husein bin Thahir selain mengamalkan sunnah, Beliau salawatnya mencapai 25.000 kali. Ini bukan karena mengkultuskan, tapi kita mengajak ke thariqah salaf karena perintah Nabi Muhammad SAW.

Nabi berkata, "Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang kalau kamu ikuti tidak akan sesat." Ini perintah bukan hanya kepada cucu atau keturunan Nabi Muhammad SAW, tetapi kepada seluruh umat Nabi, yaitu Alqur'an dan keturunanku ahlul bait. Tidak akan berpisah Alqur'an dan ahlul bait sampai ketemu Nabi Muhammad SAW di hari kiamat. Wallahu A'lam.
Haul ke-108 Habib Ali Al-Habsyi di Solo, Ini Pesannya

Sejarah Haul Habib Ali Al-Habsyi

Peringatan Haul Habib Ali Al-Habsyi berawal dari hijrah yang dilakukan putra bungsunya bernama Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi ke Jawa. Habib Alwi pergi ke Jawa ditemani Salmin Douman, murid senior Habib Ali Al-Habsyi, sekaligus sebagai pengawalnya.

Beliau meninggalkan istri yang masih mengandung di Seiwun, Hadramaut yang tak lama kemudian melahirkan, dan anaknya diberi nama Ahmad bin Alwi Al-Habsyi. Kabar kedatangan Habib Alwi telah menyebar di Jawa. Karena itu banyak murid ayahnya (Habib Ali Al-Habsyi) di Jawa menyambutnya, dan menanti kedatangannya di kota masing-masing.

Pertama kali, Habib Alwi Al-Habsyi tinggal di Betawi beberapa saat. Kemudian hijrah ke Garut, Jawa Barat, dan menikah lagi. Dari perempuan yang dinikahinya itu lahir Habib Anis yang makamnya ada di area Masjid Riyadh Solo.

Lalu, beliau pindah ke Semarang, Jawa Tengah. Disana beliau menikah lagi, dianugerahi banyak anak, dan yang sekarang masih hidup adalah Habib Abdullah dan Fathimah. Selanjutnya beliau pindah lagi ke Jatiwangi, Jawa Barat, dan menikah lagi dengan perempuan setempat.

Dari perkawinan itu, beliau memiliki enam anak, tiga lelaki dan tiga perempuan. Di antaranya adalah Habib Ali bin Alwi Al-Habsyi serta Habib Fadhil bin Alwi yang meninggal pada Agustus 2006. Akhirnya Habib Alwi pindah ke Solo, Jawa Tengah.

Habib Ja'far Syaikhon As-Segaf mencatat tahun selesainya pembangunan Masjid Riyadh itu dengan sebuah ayat 14 surah Shaf (61) di dalam al-Qur'an, yang huruf-hurufnya berjumlah 1354. Ayat tersebut, menurut Habib Ja'far yang meninggal di Pasuruan 1374 H/1954 M ini, sebagai pertanda bahwa Habib Alwi akan terkenal dan menjadi khalifah pengganti ayahnya, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.

Habib Alwi memantapkan ke-maqoman-nya di Kota Solo. Beliau menjadikan Masjid Riyadh Solo dan zawiyahnya sebagai pusat dakwahnya. Beliau tidak saja mengajar dan menyelenggarakan kegiatan keagamaan sebagaimana dulu ayahnya di Seiwun, Hadramaut. Tempat itu semakin ramai dikunjungi banyak orang.

Habib Alwi Al-Habsyi wafat di Kota Solo dan dimakamkan di selatan Masjid Riyadh. Sampai kini makamnya sering diziarahi para habaib dan muhibbin yang datang dari berbagai daerah. Mengingat besarnya jasa Habib Alwi Al-Habsyi dan ayahnya Habib Ali Al-Habsyi, maka para ulama dan pihak keluarga menggelar Haul Beliau setiap tahun. Acara haul Beliau ini merupakan haul terbesar di pulau Jawa yang dihadiri seratusan ribu lebih umat Islam dari penjuru daerah.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2912 seconds (0.1#10.140)