Kisah Orang Saleh Ketika Menghadapi Bala dan Ujian (1)
A
A
A
Semua orang pasti ingin dijauhkan dari azab atau hukuman (siksaan) dari Allah Ta'ala. Namun tidak demikian dengan bala (ujian) di mana sebagian hamba-hamba yang saleh senang ketika diberi ujian tersebut.
Secara makna, bala artinya ujian dan cobaan. Bala merupakan kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang-orang beriman. Sedangkan musibah artinya ujian yang tidak disukai manusia. Musibah ini bisa seperti kalamangan dan bencana, namun ada hikmah di dalamnya. Sedangkan azab yaitu peringatan berupa siksaan atau hukuman Allah Ta'ala karena disebabkan kezaliman dan kemaksiatan.
Dalam Kitab 'Al-Hikam', Syeikh Ibnu 'Atho'illah (1250-1309) menceritakan beberapa kisah orang beriman saat diberi ujian bala berupa penyakit. Kata Ibnu 'Athoillah, seharusnya bala yang menimpa padamu terasa ringan, karena engkau mengetahui bahwa Allah yang menguji (memberi bala) padamu. Maka Tuhan yang menimpakan kepadamu takdir-Nya itu, Dia pula yang telah biasa memberi sebaik-baik apa yang dipilihkan-Nya untukmu. (Dialah yang membiasakan kau merasakan sebaik-baik pilihanNya/pemberianNya).
Abu Ali Ad-Daqqoq berkata: "Suatu tanda seorang itu mendapat Taufiq karunia Allah, ialah terpeliharanya iman (Tauhid) di waktu menghadapi bala, ujian bencana. Wa 'asaa an-takrohuu syai an wahuwa khoirullakum (Mungkin kamu tidak suka pada sesuatu, padahal itu baik untukmu).
Dikisahkan, Imron bin Husain radhiallahu 'anhu (RA) menderita penyakit buang air selama tiga puluh tahun tidak dapat bergerak dari tempat tidurnya. Sehingga dibuatkan lubang di bawah tempat tidur untuk kencing dan buang airnya.
Suatu hari datang saudaranya Al-Alaa' atau Muthorrif bin Assyikhir, lalu menangis melihat penderitaan Imron bin Husain. Maka ditanya oleh Imron: "Mengapakah engkau menangis?" Jawabnya: "Karena aku melihat keadaanmu".
Imron berkata: "Jangan menangis, karena aku suka pada apa yang disukai Allah untukku." Kemudian Imron berkata, "Saya akan berkata kepadamu semoga bermanfaat bagimu, tetapi jangan kau buka kepada orang lain sehingga aku mati." Sesungguhnya para Malaikat berziarah padaku dan memberi salam padaku, sehingga aku merasa senang dengan adanya mereka.
Abu Tholib Al-Makki pernah berkata: Manusia itu tidak suka miskin, hina dan penyakit, padahal itu semua baik baginya untuk bekal di akhirat. Sebaliknya ia suka kaya, sehat dan terkenal padahal itu semua bahaya disisi Allah, dan jelek akibatnya.
Dari Abu Hurairah RA berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda: "Siapa yang dikehendaki Allah untuknya kebaikan, maka diujinya dengan musibah bala".
Dalam hdis lain, Rasulullah juga bersabda: "Jangan menuduh tidak baik terhadap segala apa yang telah ditakdirkan Allah untukmu".
Beliau juga bersabda: "Jika Allah belas kasih pada seorang hamba, maka diuji dengan bala, jika sabar maka dipilihNya, jika telah ridha maka diistimewakan".(Bersambung)...
Secara makna, bala artinya ujian dan cobaan. Bala merupakan kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang-orang beriman. Sedangkan musibah artinya ujian yang tidak disukai manusia. Musibah ini bisa seperti kalamangan dan bencana, namun ada hikmah di dalamnya. Sedangkan azab yaitu peringatan berupa siksaan atau hukuman Allah Ta'ala karena disebabkan kezaliman dan kemaksiatan.
Dalam Kitab 'Al-Hikam', Syeikh Ibnu 'Atho'illah (1250-1309) menceritakan beberapa kisah orang beriman saat diberi ujian bala berupa penyakit. Kata Ibnu 'Athoillah, seharusnya bala yang menimpa padamu terasa ringan, karena engkau mengetahui bahwa Allah yang menguji (memberi bala) padamu. Maka Tuhan yang menimpakan kepadamu takdir-Nya itu, Dia pula yang telah biasa memberi sebaik-baik apa yang dipilihkan-Nya untukmu. (Dialah yang membiasakan kau merasakan sebaik-baik pilihanNya/pemberianNya).
Abu Ali Ad-Daqqoq berkata: "Suatu tanda seorang itu mendapat Taufiq karunia Allah, ialah terpeliharanya iman (Tauhid) di waktu menghadapi bala, ujian bencana. Wa 'asaa an-takrohuu syai an wahuwa khoirullakum (Mungkin kamu tidak suka pada sesuatu, padahal itu baik untukmu).
Dikisahkan, Imron bin Husain radhiallahu 'anhu (RA) menderita penyakit buang air selama tiga puluh tahun tidak dapat bergerak dari tempat tidurnya. Sehingga dibuatkan lubang di bawah tempat tidur untuk kencing dan buang airnya.
Suatu hari datang saudaranya Al-Alaa' atau Muthorrif bin Assyikhir, lalu menangis melihat penderitaan Imron bin Husain. Maka ditanya oleh Imron: "Mengapakah engkau menangis?" Jawabnya: "Karena aku melihat keadaanmu".
Imron berkata: "Jangan menangis, karena aku suka pada apa yang disukai Allah untukku." Kemudian Imron berkata, "Saya akan berkata kepadamu semoga bermanfaat bagimu, tetapi jangan kau buka kepada orang lain sehingga aku mati." Sesungguhnya para Malaikat berziarah padaku dan memberi salam padaku, sehingga aku merasa senang dengan adanya mereka.
Abu Tholib Al-Makki pernah berkata: Manusia itu tidak suka miskin, hina dan penyakit, padahal itu semua baik baginya untuk bekal di akhirat. Sebaliknya ia suka kaya, sehat dan terkenal padahal itu semua bahaya disisi Allah, dan jelek akibatnya.
Dari Abu Hurairah RA berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda: "Siapa yang dikehendaki Allah untuknya kebaikan, maka diujinya dengan musibah bala".
Dalam hdis lain, Rasulullah juga bersabda: "Jangan menuduh tidak baik terhadap segala apa yang telah ditakdirkan Allah untukmu".
Beliau juga bersabda: "Jika Allah belas kasih pada seorang hamba, maka diuji dengan bala, jika sabar maka dipilihNya, jika telah ridha maka diistimewakan".(Bersambung)...
(rhs)