Kenapa Orang yang Marah Harus Duduk Atau Berbaring? Ini Penjelasannya

Rabu, 04 Maret 2020 - 08:30 WIB
Kenapa Orang yang Marah Harus Duduk Atau Berbaring? Ini Penjelasannya
Kenapa Orang yang Marah Harus Duduk Atau Berbaring? Ini Penjelasannya
A A A
Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah marah. Apabila seseorang marah maka dianjurkan untuk duduk atau berbaring. Jika ingin menghilangkannya disarankan berwudhu atau mandi karena setan berasal dari api.

Kecenderungan orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi, dan lebih tinggi. Dengan posisi lebih tinggi, dia bisa meluapkan amarahnya kepada orang lain. Jika dibiarkan tentu sangat membahayakan. Karena itulah, Rasulullah SAW mengajarkan agar marah ini diredam dengan mengambil posisi lebih rendah dan lebih rendah.

Mengapa harus duduk atau tidur? Al-Khithabi dalam Ma'alim As-Sunan menjelaskan, orang yang berdiri sangat mudah untuk bergerak dan memukul. Orang yang duduk lebih sulit untuk bergerak dan memukul. Sementara orang yang tidur tidak mungkin akan memukul.

Perintah Rasulullah SAW untuk duduk, agar orang yang sedang dalam posisi berdiri atau duduk tidak melakukan tindakan pelampiasan marahnya, yang bisa jadi menyebabkan dia menyesali perbuatannya setelah itu.

Rasulullah SAW bersabda: "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad, Abu Daud)

Dikisahkan dalam riwayat Imam Ahmad, dari Abul Aswad Ad-Duali, beliau menceritakan kejadian yang dialami Abu Dzar. "Suatu hari Abu Dzar mengisi ember beliau. Tiba-tiba datang beberapa orang yang ingin mengerjai Abu Dzar. 'Siapa di antara kalian yang berani mendatangi Abu Dzar dan mengambil beberapa helai rambutnya?' tanya salah seorang diantara mereka. "Saya," jawab kawannya.

Orang ini maju mendekati Abu Dzar yang saat itu berada di dekat embernya, dan kemudian menjitak kepala Abu Dzar untuk mendapatkan rambutnya. Ketika itu Abu Dzar sedang berdiri. Beliaupun langsung duduk kemudian tidur.

Melihat itu, orang-orang keheranan. "Wahai Abu Dzar, mengapa kamu duduk, kemudian tidur?" tanya mereka. Abu Dzar kemudian menyampaikan hadis di atas.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4612 seconds (0.1#10.140)