Nasihat Imam Syafi'i Saat Terjadi Wabah
A
A
A
Imam Syafii (150-204 H), seorang mufti besar Islam Sunni yang juga pendiri mazhab Syafi'i . Beliau dikenal sebagai gudangnya ilmu. Pernah berguru ilmu fiqih kepada Imam Malik bin Anas dan berhasil menghafal Kitab Al-Muwattha' (kumpulan hadis) karya Imam Malik dalam 9 malam.
Nama asli beliau Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i lahir di Gaza, Palestina, pada tahun 150 H (767 M) dan wafat di Mesir tahun 204 H (819 M). Imam Syafi'i tergolong kerabat dari Rasulullah SAW karena termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari Al-Muththalib, yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW.
Ada satu nasihat beliau terkait wabah. Nasihat beliau layaknya segarnya air di tengah gurun Sahara karena beliau seorang imam dengan keluasan ilmu yang tidak diragukan lagi. Bagaimana pandangan beliau terkait wabah?
Imam Syafi'i berkata: "Saya tidak melihat ada hal yang lebih bermanfaat untuk menghilangkan wabah dibanding bertasbih (kepada Allah)". (Hiyatul Awliya': 9/136).
Al-Habib Quraisy Baharun mengatakan, di samping ikhtiar dan mengikuti imbauan pemerintah, hendaknya umat Islam mengikuti nasihat ulama (Imam Syafi’i) dengan memperbanyak bertasbih kepada Allah Ta'ala dan mensucikan-Nya.
"Bertasbih dan ucapkanlah "SUBHANALLAH" dengan penuh keyakinan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat buruk, atau ketidaksempurnaan. Maka tidak mungkin jika ketetapan-Nya merusak kita, mengapa? Karena Allah Maha Suci dari membuat ketetapan yang buruk," kata Habib Quraisy.
Umat Islam harus yakin dan percaya bahwa apa yang terjadi saat ini mengandung hikmah dan kebaikan. Coba renungkan bagaimana Allah memberi pertolongan kepada Nabi Yunus 'alaihissalam yang menurut pandangan manusia tidak akan selamat karena ditelan ikan besar.
Namun, Allah Ta'ala memberi pertolongan berkat doa dan tasbihnya. Nabi Yunus bertasbih dan bertahlil sebagaimana diabadikan oleh Al-Qur'an :
"Maka beliau (Nabi Yunus) menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada ILAH yang berhak diibadahi selain Engkau (ALLAH TA'ALA), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim". (QS Al-Anbiyaa: 87)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu berkata: "Semua tasbih di dalam Al-Qur'an bermakna salat." (Thabari: 19/191).
"Saudaraku, hanya Allah yang bisa menyelamatkan kita dari wabah ini, Perbanyaklah bertasbih, basahi lisan ini dan agungkanlah Allah dari semua hal buruk. Yakinlah semua takdir pasti yang terbaik untuk kita. Akuilah segala khilaf dengan istighfar, tingkatkan salat kita dan teruslah berikhtiar dengan benar. Semoga Allah menjaga kita dan memberi taufik untuk melewati hari-hari ini," ajak Habib Quraisy.
Nama asli beliau Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i lahir di Gaza, Palestina, pada tahun 150 H (767 M) dan wafat di Mesir tahun 204 H (819 M). Imam Syafi'i tergolong kerabat dari Rasulullah SAW karena termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari Al-Muththalib, yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW.
Ada satu nasihat beliau terkait wabah. Nasihat beliau layaknya segarnya air di tengah gurun Sahara karena beliau seorang imam dengan keluasan ilmu yang tidak diragukan lagi. Bagaimana pandangan beliau terkait wabah?
Imam Syafi'i berkata: "Saya tidak melihat ada hal yang lebih bermanfaat untuk menghilangkan wabah dibanding bertasbih (kepada Allah)". (Hiyatul Awliya': 9/136).
Al-Habib Quraisy Baharun mengatakan, di samping ikhtiar dan mengikuti imbauan pemerintah, hendaknya umat Islam mengikuti nasihat ulama (Imam Syafi’i) dengan memperbanyak bertasbih kepada Allah Ta'ala dan mensucikan-Nya.
"Bertasbih dan ucapkanlah "SUBHANALLAH" dengan penuh keyakinan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat buruk, atau ketidaksempurnaan. Maka tidak mungkin jika ketetapan-Nya merusak kita, mengapa? Karena Allah Maha Suci dari membuat ketetapan yang buruk," kata Habib Quraisy.
Umat Islam harus yakin dan percaya bahwa apa yang terjadi saat ini mengandung hikmah dan kebaikan. Coba renungkan bagaimana Allah memberi pertolongan kepada Nabi Yunus 'alaihissalam yang menurut pandangan manusia tidak akan selamat karena ditelan ikan besar.
Namun, Allah Ta'ala memberi pertolongan berkat doa dan tasbihnya. Nabi Yunus bertasbih dan bertahlil sebagaimana diabadikan oleh Al-Qur'an :
فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمٰتِ أَن لَّآ إِلٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحٰنَك إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظّٰلِمِينَ
"Maka beliau (Nabi Yunus) menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada ILAH yang berhak diibadahi selain Engkau (ALLAH TA'ALA), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim". (QS Al-Anbiyaa: 87)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu berkata: "Semua tasbih di dalam Al-Qur'an bermakna salat." (Thabari: 19/191).
"Saudaraku, hanya Allah yang bisa menyelamatkan kita dari wabah ini, Perbanyaklah bertasbih, basahi lisan ini dan agungkanlah Allah dari semua hal buruk. Yakinlah semua takdir pasti yang terbaik untuk kita. Akuilah segala khilaf dengan istighfar, tingkatkan salat kita dan teruslah berikhtiar dengan benar. Semoga Allah menjaga kita dan memberi taufik untuk melewati hari-hari ini," ajak Habib Quraisy.
(rhs)