Kisah-kisah di dalam al-Qur’an secara sederhana dapat dipetakan menjadi 3 jenis. Pertama, kisah para Nabi (qashashal- anbiya’). Kedua, kisah para tokoh, baik secara individu maupun kelompok/golongan yang diceritakan dalam al-Qur’an; meliputi tokoh baik dan bijak maupun tokoh jahat dan ingkar. Ketiga, kisah yang terkait dengan berbagai macam peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah SAW. Salah satu kisah dalam al-Qur’an yang termasuk jenis kedua yakni kisah Dzulqarnain, seorang tokoh yang bijak lagi beriman kepada Allah yang melakoni pengembaraan.
Al--Qur’an al-Karim mengisahkan Dzulqarnain dalam surat Al-Kahfi (18): 83-98. Sederetan ayat-ayat yang berjumlah 16 ayat itu menceritakan pokok-pokok kisah perjalanan Dzulqarnain dengan sangat menarik perhatian.
Al-Qur'an juga menguraikan cukup detail perihal sifat-sifat utama Dzulqarnain. Yakni pribadi bertauhid dan bertakwa, serta menjunjung tinggi nilai-nilai belas kasih dan keadilan.
Baca Juga:
إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا
“Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu” (QS. Al Kahfi: 84).
Dzulqarnain adalah raja yang adil. Ketika Allah serahkan kewenangan kepadanya untuk berbuat yang dia suka kepada rakyatnya,
قُلْنَا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِمَّا أَنْ تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَنْ تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا
Kami berkata: “Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka” (QS. al Kahfi: 86)