Begini Doa, Sholawat Thibbil Qulub, dan Syair Li-Khomsatun Pengusir Covid-19
A
A
A
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginisiasi Doa Bersama dan Pertaubatan Global Bersatu Melawan Corona , pada Kamis 9 April mendatang. Acara tersebut akan diselenggarakan secara serempak mulai pukul 19.30 WIB melalui zoom conference. Acara akan dipimpin langsung oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Acara tersebut merupakan ikhtiar batin untuk mengetuk pintu langit dan memohon kepada Allah agar musibah virus corona yang sedang melanda dunia segera diangkat oleh Allah. "Ikhtiar batin penting kita lakukan di samping usaha-usaha dan ikhtiar lahiriah," ujar Sekretaris Jenderal PBNU, HA Helmy Faishal Zaini, Sabtu (4/4/2020).
Acara doa bersama diikuti oleh Pengurus Wilayah seluruh Indonesia dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama se-Dunia. "Sebanyak 36 PCINU akan ikut melalui sambungan langsung via Zoom Conference," ujar Helmy.
Selain itu, acara ini juga akan diikuti secara serempak oleh warga NU di seluruh penjuru tanah air via siaran langsung melalui kanal-kanal resmi PBNU seperti IG Nahdlatul Ulama, NU Channel, 164 Channel dan TV9 Nusantara.
"Kami berharap semoga dengan dimunajatkannya doa-doa, Sholawat Thibbil Qulub, syair Li-Khamsatun, dan juga amalan-amalan dari para kiai leluhur kita, wabah corona segera berlalu dan kita bisa melewatinya dengan keadaan selamat," ujar Helmy.
Doa-doa
Pada laman NU memuat lafal doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah untuk berlindung dari wabah dan penyakit mengerikan lainnya.
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأسْقَامِ
Allāhumma innī a‘ūdzu bika minal barashi, wal junūni, wal judzāmi, wa sayyi’il asqāmi.
Artinya, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari penyakit lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk.” Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang shahih:
وروينا في كتابي أبي داود والنسائي بإسنادين صحيحين عن أنس – رضي الله عنه – : أنَّ النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يقول اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، والجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ. رواه أَبُو داود بإسناد صحيحٍ
Artinya, “Diriwayatkan kepada kami di kitab Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad yang bagus dari Anas–radliyallahu anhu–Nabi Muhammad SAW berdoa, ‘Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk.’ (HR Abu Dawud dengan sanad sahih.”
Abdul Muhsin Al-Abbad dalam Syarah Abu Dawud menafsirkan kata “sayyi’il asqam” atau penyakit-penyakit buruk dalam hadis ini sebagai ragam penyakit yang membuat buruk rupa dan bahaya pada manusia.
Sedangkan M Syamsul Haqqil Azhim Abadi dalam Kitab Aunul Ma‘bud memahami “sayyi‘il asqam” sebagai wabah penyakit seperti tuberculosis, busung air, dan penyakit lain.
Adapun Abu Abdillah Ar-Rahmani Al-Mubarakfuri dalam Kitab Mir’atul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih mengutip pendapat Ibnu Malik yang mengatakan bahwa penyakit buruk itu adalah penyakit di mana orang lain menjaga diri dari pengidapnya, di mana mereka tidak mengambil manfaat dari pasien dan pasien tidak mendapat manfaat dari mereka.
Sebagaimana dikatakan Al-Munawi, doa merupakan bentuk pernyataan kefaqiran kita kepada Allah. Adapun sebagai upaya pencegahan, masyarakat tetap harus mengikuti petunjuk-petunjuk teknis dari pihak medis dan kebijakan pemerintah dalam beraktivitas sehari-hari saat situasi darurat virus. Wallau a‘lam.
Sholawat Thibbil Qulub
Berikut adalah lafal Sholawat Thibbil Qulub yang lazim dipraktikkan anggota NU.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم
Allahumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammadin thibbil qulubi wa dawa ihaa wa'aafiyatil abdaani wa shifaa ihaa wa nuuril abshoori wa dhiyaa ihaa wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa sallim.
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya, sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Dan semoga rahmat tercurah limpahkan kepada para sahabat beserta keluarganya.”
Keutamaan Sholawat Thibbil Qulub untuk mengurangi gelisah dan rasa resah ini secara umum terdapat di dalam kumpulan dzikir Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyah.
صلوات طب القلوب منيكا مجرب كاغكى أنجاكي كصحاتان بدان لن دادوس تومبا سدايا فياكيت ظاهر أتاوي باطن
Artinya: “Shalawat Tibbil Qulub ini teruji (berfaedah) untuk menjaga kesehatan tubuh dan menjadi obat segala penyakit dzahir ataupun batin” (KH Muhammad bin Abdullah Faqih, Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyah, hal. 47) Orang yang membaca sholawat ini dalam bilangan berapapun, niscaya akan diberikan kesehatan lahir dan batin serta akan disembuhkan dari berbagai penyakit atas seizin Allah. Disarankan juga untuk membaca sholawat ini dengan menghayati maknanya.
Do'a Li Khomsatun
لِي خَمْسَةٌ أُطْفِئ بِهاَ
حَرَّ الوَباَءِ الحاَطمَة
المُصْطَفَى وَالمُرتَضَى
وَابْناَهُماَ وَفَاطِمَة
Li Khomsatun, uthfi-u biha
Harrol waba-il hathimah
Almusthofa, wal murtadlo
Wabnahuma wa Fathimah
Artinya: “Aku berharap diselamatkan dari panas derita wabah yang bikin sengsara dengan wasilah derajat luhur lima pribadi mulia yang aku punya: Baginda Nabi Muhammad al-Mushthafa saw, Sayyidina Ali al-Murtadla dan kedua putra (Hasan dan Husain), serta Sayyidatina Fathimah Azzahra, binti Rasulillah saw’.”
Acara tersebut merupakan ikhtiar batin untuk mengetuk pintu langit dan memohon kepada Allah agar musibah virus corona yang sedang melanda dunia segera diangkat oleh Allah. "Ikhtiar batin penting kita lakukan di samping usaha-usaha dan ikhtiar lahiriah," ujar Sekretaris Jenderal PBNU, HA Helmy Faishal Zaini, Sabtu (4/4/2020).
Acara doa bersama diikuti oleh Pengurus Wilayah seluruh Indonesia dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama se-Dunia. "Sebanyak 36 PCINU akan ikut melalui sambungan langsung via Zoom Conference," ujar Helmy.
Selain itu, acara ini juga akan diikuti secara serempak oleh warga NU di seluruh penjuru tanah air via siaran langsung melalui kanal-kanal resmi PBNU seperti IG Nahdlatul Ulama, NU Channel, 164 Channel dan TV9 Nusantara.
"Kami berharap semoga dengan dimunajatkannya doa-doa, Sholawat Thibbil Qulub, syair Li-Khamsatun, dan juga amalan-amalan dari para kiai leluhur kita, wabah corona segera berlalu dan kita bisa melewatinya dengan keadaan selamat," ujar Helmy.
Doa-doa
Pada laman NU memuat lafal doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah untuk berlindung dari wabah dan penyakit mengerikan lainnya.
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأسْقَامِ
Allāhumma innī a‘ūdzu bika minal barashi, wal junūni, wal judzāmi, wa sayyi’il asqāmi.
Artinya, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari penyakit lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk.” Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang shahih:
وروينا في كتابي أبي داود والنسائي بإسنادين صحيحين عن أنس – رضي الله عنه – : أنَّ النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يقول اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، والجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ. رواه أَبُو داود بإسناد صحيحٍ
Artinya, “Diriwayatkan kepada kami di kitab Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad yang bagus dari Anas–radliyallahu anhu–Nabi Muhammad SAW berdoa, ‘Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk.’ (HR Abu Dawud dengan sanad sahih.”
Abdul Muhsin Al-Abbad dalam Syarah Abu Dawud menafsirkan kata “sayyi’il asqam” atau penyakit-penyakit buruk dalam hadis ini sebagai ragam penyakit yang membuat buruk rupa dan bahaya pada manusia.
Sedangkan M Syamsul Haqqil Azhim Abadi dalam Kitab Aunul Ma‘bud memahami “sayyi‘il asqam” sebagai wabah penyakit seperti tuberculosis, busung air, dan penyakit lain.
Adapun Abu Abdillah Ar-Rahmani Al-Mubarakfuri dalam Kitab Mir’atul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih mengutip pendapat Ibnu Malik yang mengatakan bahwa penyakit buruk itu adalah penyakit di mana orang lain menjaga diri dari pengidapnya, di mana mereka tidak mengambil manfaat dari pasien dan pasien tidak mendapat manfaat dari mereka.
Sebagaimana dikatakan Al-Munawi, doa merupakan bentuk pernyataan kefaqiran kita kepada Allah. Adapun sebagai upaya pencegahan, masyarakat tetap harus mengikuti petunjuk-petunjuk teknis dari pihak medis dan kebijakan pemerintah dalam beraktivitas sehari-hari saat situasi darurat virus. Wallau a‘lam.
Sholawat Thibbil Qulub
Berikut adalah lafal Sholawat Thibbil Qulub yang lazim dipraktikkan anggota NU.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم
Allahumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammadin thibbil qulubi wa dawa ihaa wa'aafiyatil abdaani wa shifaa ihaa wa nuuril abshoori wa dhiyaa ihaa wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa sallim.
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya, sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Dan semoga rahmat tercurah limpahkan kepada para sahabat beserta keluarganya.”
Keutamaan Sholawat Thibbil Qulub untuk mengurangi gelisah dan rasa resah ini secara umum terdapat di dalam kumpulan dzikir Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyah.
صلوات طب القلوب منيكا مجرب كاغكى أنجاكي كصحاتان بدان لن دادوس تومبا سدايا فياكيت ظاهر أتاوي باطن
Artinya: “Shalawat Tibbil Qulub ini teruji (berfaedah) untuk menjaga kesehatan tubuh dan menjadi obat segala penyakit dzahir ataupun batin” (KH Muhammad bin Abdullah Faqih, Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyah, hal. 47) Orang yang membaca sholawat ini dalam bilangan berapapun, niscaya akan diberikan kesehatan lahir dan batin serta akan disembuhkan dari berbagai penyakit atas seizin Allah. Disarankan juga untuk membaca sholawat ini dengan menghayati maknanya.
Do'a Li Khomsatun
لِي خَمْسَةٌ أُطْفِئ بِهاَ
حَرَّ الوَباَءِ الحاَطمَة
المُصْطَفَى وَالمُرتَضَى
وَابْناَهُماَ وَفَاطِمَة
Li Khomsatun, uthfi-u biha
Harrol waba-il hathimah
Almusthofa, wal murtadlo
Wabnahuma wa Fathimah
Artinya: “Aku berharap diselamatkan dari panas derita wabah yang bikin sengsara dengan wasilah derajat luhur lima pribadi mulia yang aku punya: Baginda Nabi Muhammad al-Mushthafa saw, Sayyidina Ali al-Murtadla dan kedua putra (Hasan dan Husain), serta Sayyidatina Fathimah Azzahra, binti Rasulillah saw’.”
(mhy)