Tertutup mendung, hilal tak kelihatan di Solo
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan orang dari berbagai elemen, mencoba menyaksikan kemunculan hilal dari Observatorium Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalam, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
Akan tetapi hilal atau anak bulan tidak dapat terlihat akibat adanya mendung tebal.
Pantauan KORAN SINDO, Senin (8/7/2013), puluhan orang dari berbagai elemen, di antaranya para petugas Kementerian Agama, pecinta astronomi dan masyarakat, mulai memadati observatorium tersebut sejak sore hari.
Mereka mulai mengamati terbitnya hilal sejak jauh sebelum matahari terbenam, akan tetapi akibat terus tertutup mendung tebal sampai matahari terbenam di atas langit Soloraya, maka hilal sebagai penanda masuknya bulan Ramadan gagal terlihat.
Pakar Fisika dari PPMI Assalam AR Sugeng Riyadi mengatakan, selain karena mendung tebal, secara teoritis hilal tidak dapat terlihat dari wilayah Solo.
Hal itu dikarenakan saat matahari terbenam, pada Senin sore, posisi hilal kurang dari 0,5 derajat. Sehingga hilal tidak bisa terlihat oleh mata telanjang maupun menggunakan teleskop.
Sugeng menambahkan, karena hilal tidak bisa terlihat, ia memprediksikan awal puasa akan jatuh pada Rabu 10 Juli mendatang. Hal itu berbeda dengan keputusan dari Organisasi Islam Muhammadiyah yang menyatakan awal puasa jatuh pada Selasa 9 Juli besok.
“Karena tidak bisa terlihat, kemungkinan bulan syaban akan digenapkan menjadi 30 hari dan awal puasa akan jatuh pada Rabu mendatang,” ucap Sugeng, kepada KORAN SINDO.
Akan tetapi hilal atau anak bulan tidak dapat terlihat akibat adanya mendung tebal.
Pantauan KORAN SINDO, Senin (8/7/2013), puluhan orang dari berbagai elemen, di antaranya para petugas Kementerian Agama, pecinta astronomi dan masyarakat, mulai memadati observatorium tersebut sejak sore hari.
Mereka mulai mengamati terbitnya hilal sejak jauh sebelum matahari terbenam, akan tetapi akibat terus tertutup mendung tebal sampai matahari terbenam di atas langit Soloraya, maka hilal sebagai penanda masuknya bulan Ramadan gagal terlihat.
Pakar Fisika dari PPMI Assalam AR Sugeng Riyadi mengatakan, selain karena mendung tebal, secara teoritis hilal tidak dapat terlihat dari wilayah Solo.
Hal itu dikarenakan saat matahari terbenam, pada Senin sore, posisi hilal kurang dari 0,5 derajat. Sehingga hilal tidak bisa terlihat oleh mata telanjang maupun menggunakan teleskop.
Sugeng menambahkan, karena hilal tidak bisa terlihat, ia memprediksikan awal puasa akan jatuh pada Rabu 10 Juli mendatang. Hal itu berbeda dengan keputusan dari Organisasi Islam Muhammadiyah yang menyatakan awal puasa jatuh pada Selasa 9 Juli besok.
“Karena tidak bisa terlihat, kemungkinan bulan syaban akan digenapkan menjadi 30 hari dan awal puasa akan jatuh pada Rabu mendatang,” ucap Sugeng, kepada KORAN SINDO.
(hyk)