Wamenhan: Terapkan nilai Alquran saat tugas

Senin, 29 Juli 2013 - 08:50 WIB
Wamenhan: Terapkan nilai Alquran saat tugas
Wamenhan: Terapkan nilai Alquran saat tugas
A A A
Sindonews.com - Alquran mengandung nilai-nilai hukum, etika, dan moral yang tidak terbatasi waktu dan tempat. Lantaran begitu luas dan dalamnya kandungan itu, menurut Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin, tidak salah jika nilai-nilai tersebut diterapkan jajaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat bertugas.

”Dalam peringatan Nuzululquran saya berharap seluruh jajaran personel dapat mengaplikasikan nilai Alquran sebagai penunjang pelaksanaan tugas,” ujarnya di Kantor Kemhan, Jakarta, kemarin. Sjafrie juga meminta personel Kemhan terus memahami nilai-nilai ajaran Alquran dengan benar dan kemudian mengaplikasikannya secara kontekstual dalam menghadapi dinamika pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Dengan cara itu, dia yakin kinerja personel akan semakin baik.

Imbauannya tersebut selaras dengan tema peringatan Nuzululquran tahun ini, yakni ”Dengan Peringatan Nuzululquran 1434 H, Kita Tingkatkan Motivasi Kerja dan Profesionalisme Personel Kemhan Dalam Mengabdi Kepada Bangsa dan Negara”. Dia juga mewajibkan personel Kemhan yang beragama Islam mampu membaca Alquran. Hal ini guna meningkatkan keimanan dan ketakwaan yang merupakan basis kehidupan sebagai umat dan sebagai personel Kemhan.

Sementara itu, KH Ahmad Abdullah Alkaf dalam tausiahnya menjelaskan bahwa Alquran diturunkan untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. ”Turunnya Alquran menunjukkan bahwa sepandai-pandainya manusia masih ada Allah SWT pemilik segalanya. Alquran diturunkan Allah SWT untuk kepentingan umat manusia dan tidak sekali pun untuk kepentingan Allah SWT,” papar dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, Rabu (24/7). Dia juga mengajak dengan hikmah peringatan Nuzululquran, personel Kemhan bisa bekerja lebih sungguh-sungguh dan profesional. Menurutnya, turunnya Alquran secara bertahap mengandung beberapa hikmah.

Pertama, meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi celaan dari orang-orang musyrik. Kedua, menunjukkan mukjizat sekaligus jadi tantangan kepada orang-orang musyrik. Ketiga, mempermudah hafalan dan pemahamannya bagi Nabi dan para sahabat. Selain itu ada kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa dan penahapan dalam penetapan hukum.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2733 seconds (0.1#10.140)