Warga Depok mudik, sampah diklaim berkurang

Senin, 12 Agustus 2013 - 10:52 WIB
Warga Depok mudik, sampah...
Warga Depok mudik, sampah diklaim berkurang
A A A
Sindonews.com - Selama Ramadan produksi sampah di Depok meningkat 20 persen. Pada hari normal produksi sampah hanya 4.250 m3. Dan selama puasa hingga malam takbir bertambah 850 m3. Sehingga total produksi sampah mencapai 5.100 m3.

Peningkatan disebabkan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sejumlah kebutuhan pokok. Misalnya saja, banyaknya makanan yang dikemas dengan plastik yang berdampak pada peningkatan produksi sampah baik organik maupun non organik.

"Selama Ramadan kan banyak orang membuat makanan. Dan otomatis terjadi penambahan produksi sampah juga. Termasuk sampah plastik yang banyak digunakan untuk makanan siap saji," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok Kania Parwanti, Senin (12/08/2013).

Kendati demikian, pihaknya telah mempersiapkan ratusan tenaga pesapon dan pengankut sampah. Sehingga tidak ada sampah yang terlantar di hari lebaran. Dikatakan Kania, tenaga pesapon dan pengangkut sampah hanya libur pada hari lebaran saja selama satu hari.

"Sebelumnya mereka masih bekerja pada malam takbiran hingga Kamis (8 Agustus) pukul 03.00 WIB. Dan pagi harinya tenaga pengangkut diliburkan sehari. Kembali bekerja pada Jumat (9 Agustus). Kalau dilihat dari jam kerja sebenarnya mereka tidak libur karena mereka masih bekerja hingga Kamis dini hari," tambahnya.

Untuk mengangkut ribuan kubik sampah di Depok tersedia 300 tenaga pesapon dan 400 pengankut sampah. Sebanyak 700 tenaga kebersihan itu tersebar di 11 kecamatan.

"Namun hanya di jalan protokol saja untuk pesapon. Kalau untuk ke perumahan ada 67 armada truk pengangkut dengan 400 sopir dan kernetnya," paparnya.

Seluruh sampah itu tetap dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung. Kendati sudah overload namun Depok tidak lagi memiliki TPA sehingga terpaksa tetap dilempar ke lokasi tersebut.

Dipaparkan, produksi sampah didominasi oleh sampah rumah tangga. Tercatat, sampah rumah tangga mencapai 3.825 m3 pada hari normal. Dan melonjak menjadi 4.590 m3 selama ramadhan.

"Hampir 90 persen adalah sampah rumah tangga. Sedangkan sisanya adalah sampah industri seperti rumah makan dan pusat perbelanjaan," tuturnya.

Dari 11 kecamatan, yang memproduksi sampah terbanyak adalah Kecamatan Sukmajaya. Kemudian disusul oleh Kecamatan Cimanggis dan Pancoran Mas. Hal itu dipicu dari banyaknya kawasan perumahan di tiga kecamatan tersebut. Namun, pada hari lebaran hingga H+3 sampah diklaim menurun antara 30-40 persen.

"Karena penduduk Depok banyak yang mudik sehingga produksi sampah rumah tangga menurun. Mungkin Senin (12/08) produksi sampah mulai seperti biasa karena warga sudah kembali ke Depok," kata Kabid Sarana dan Prasarana DKP Kota Depok Rahmat Hidayat.

Diakui dia, dengan berkurangnya sampah pada hari lebaran sedikit meringankan beban TPA Cipayung. Termasuk adanya sampah yang biasa diletakkan di pinggir jalan protokol di Depok seperti Jalan Margonda. Setiap pagi kerap terlihat tumpukan sampah produksi pedagang makanan malam hari.

"Memang itu masih terlihat hingga sekarang. Namun kami tetap berupaya mengangkut. Ada truk khusus yang mengangkut sampah pedagang makanan malam hari itu. Truk keluar dati TPA pukul 04.00 WIB dan diusahakan 05.30 WIB sampah sudah terangkut," tegasnya.

Kendati demikian, dirinya mengakui terdapat kendala saat operasional. Sehingga berdampak pada terhambatnya pengangkutan samh tersebut. Misalnya saja, kendaraan yang rusak sehingga harus dicarikan penggantinya. "Kita akui ada kendala yang sifatnya teknis. Tapi, kami tetap upayakan untuk mengangkut sampah sebelum pukul 06.00 WIB," tukas Rahmat.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1045 seconds (0.1#10.140)