Tingkatkan Kepekaan Sosial dalam Berpuasa

Rabu, 02 Juli 2014 - 03:18 WIB
Tingkatkan Kepekaan...
Tingkatkan Kepekaan Sosial dalam Berpuasa
A A A
JAKARTA - Berpuasa dapat dijadikan momentum bagi umat muslim untuk melatih kepekaan sosial. Hal ini dapat dilatih dari pengendalian diri dalam berpuasa.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menyatakan puasa adalah momentum dalam pengendalian diri. Esensi berpuasa ialah menahan diri atau lebih kepada pengendalian diri.

"Berpuasa adalah bentuk ujian dalam mencari jati diri kemanusian," katanya saat di Kantor Kemenag, Selasa (1/7/2014).

Menurut Lukman, karenanya kepekaan sosial ialah di mana manusia tersebut dapat berbagi dengan apa yang dimiliki. Jadi, bagaimana dengan berpuasa diharapkan umat muslim dapat melatih diri untuk menahan kepekaan sosial yang muncul. Sehingga kejadian tersebut menjadikan sebuah solidaritas antar sesama manusia.

"Jadi yang paling ditekankan ialah kebutuhan fisik manusia seperti kebutuhan makan, minum dan misalnya kebutuhan biologis. Ini adalah sisi kepekaan umat manusia," paparnya.

Dari sisi manfaat, memiliki rasa solidaritas maka akan timbul rasa kepekaan sosial. Sehingga kehidupan dalam kebersamaan dalam mewujudkan kedaimaian dan keselamatan dapat dilakukan.

"Problem konflik atau kasus sengketa itu kan muncul karena tidak ada rasa solidaritas diantara manusia satu dan lainya," tegasnya.

Komisaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am mengatakan, dengan berpuasa adalah suatu kegiatan yang dapat melatih sensitifitas dan kepekaan sosial. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan 'merasakan langsung'proses puasa dengan menahan lapar dan dahaga.

Menurut dia, kepekaan sosial juga dapat menumbuhkan rasa kejujuran. Salah satu contoh di saat kita mampu membeli makan namun saat berpuasa diharamkan untuk makan dan minum sebelum waktu berbuka.

"Makna pentingnya secara internal hal tersebut adalah ujian ketaatan kepada Allah dan rasa persoanal dalam peningkataan kepekaan," tandasnya.

Selain itu, kepekaan sosial sangatlah berkaitan dengan relasi sosial. Karenanya kondisi ini akan membangkitkan empati serta solidaritas sosial sesama manusia.

Salah satu permasalahan, empati serta solidaritas dapat dicerminkan ketika memberi kepada sesama masyarakat yang tidak berpunya. Dengan munculnya empati serta kepekaan sosial, di dalam diri manusia itu akan mudah terpanggil untuk saling membantu dengan sesama.

"Maka etos Ramadan sendiri mendorong umat muslims untuk saling berempati daan bersolidaritas sosial," katanya.

Karenanya, munculnya kepekaan sosial ini akan menjadi jawaban atas permasalahan kesenjangan sosial di tengah masyarakat. Sedangkan saat ini negara belum mampu menjamin hak masyarakat.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2251 seconds (0.1#10.140)