Mengenal Panti Asuhan Pertama di Kota Bandung

Rabu, 02 Juli 2014 - 03:29 WIB
Mengenal Panti Asuhan Pertama di Kota Bandung
Mengenal Panti Asuhan Pertama di Kota Bandung
A A A
BANGUNAN dua lantai berdiri sederhana di Jalan Nilem, Kota Bandung, Jawa Barat. Tempat itu bernama Panti Asuhan Anak Taman Harapan Muhammadiyah.

Ada banyak cerita yang mewarnai perjalanan panti asuhan tersebut. Apalagi, Taman Harapan Muhammadiyah merupakan panti asuhan pertama di Kota Bandung. Berdiri sejak 1935, Panti Asuhan Taman Harapan berdiri di Jalan Dewi Sartika. Beberapa kali panti asuhan itu berpindah lokasi karena berbagai alasan. Salah satunya pada 1937, panti asuhan pindah ke rumah Inggit Garnasih di Jalan Ciateul.

Pada saat peristiwa Bandung Lautan Api, Panti Asuhan Taman Harapan pun menjadi saksi pergolakan yang ada. Saat itu, panti sudah berpindah ke kawasan Ciparay. Tak cukup sampai di situ, pada 1949 panti kembali pindah ke Jalan Tegalega Barat. Pada 1956, panti hijrah ke Jalan Banteng. Terakhir, pada 1968, panti pindah ke Jalan Nilem sampai hari ini.

"Panti ini dulunya berpindah-pindah karena pergolakan pada saat itu, melihat situasi juga," kata Cucu Mastupa, staf panti asuhan, Selasa (1/7/2014).

Setelah melalui berbagai perkembangan, Panti Asuhan Taman Harapan bahkan kini berdiri di dua lokasi. Di Jalan Nilem, panti diperuntukkan bagi putri. Sedangkan satu lagi berada di Jalan Beruang untuk asrama putra.

Kini, Taman Harapan memiliki sebanyak 65 anak asuh. Sebanyak 40 di antaranya perempuan dan 25 laki-laki. Banyak suka-duka yang dialami anak panti dan para pengurus. "Kalau kendala ada, tapi alhamdulillah selama ini masih bisa diatasi," ungkapnya.

Cucu lalu memaparkan berbagai kegiatan yang dijalani anak-anak panti, mulai dari sekolah, mengaji, hingga kegiatan kesenian. Khusus untuk Ramadan, intensitas mengaji para anak asuh ditingkatkan lagi.

Di Taman Harapan, para anak asuh diajarkan untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Tak hanya itu, mereka juga dibekali kemampuan ilmu agama Islam. Sehingga ketika mereka lulus dari panti, mereka diharapkan jadi pribadi yang cerdas dari berbagai sisi. "Bukan hanya pendidikan formal, dari segi agama juga mereka dibina," ujar Cucu.

Ia mengatakan, anak panti yang sudah dewasa akan 'dilepas' untuk mandiri. Mereka banyak yang menjadi PNS, polisi, TNI, hingga pengusaha. "Mereka yang sudah lulus dari sini biasanya memiliki keterikatan pada panti," tuturnya.

Sebagian dari para alumnus bahkan kini mengabdikan diri di Taman Harapan. Dan, yang patut diacungi jempol, para alumnus pun sempat mengumpulkan donasi untuk merenovasi keberadaan panti hingga bisa jadi seperti saat ini.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4966 seconds (0.1#10.140)