Kisah Orang-Orang Menyatakan Diri Murtad setelah Rasulullah SAW Mengaku Isra Mikraj
Kamis, 26 Januari 2023 - 10:59 WIB
Mereka berkata, “Ya.”
Dia berkata, “Dia sungguh-sungguh mengatakan yang sebenarnya. Aku percaya dan membenarkannya dalam hal-hal yang lebih jauh dari itu: berita dari langit turun pada awal pagi dan sore hari.”
Jalal ad-Din as-Suyuti dalamTarikh al-Khulafa menyebut karena alasan itulah dia disebut ash-Shiddiq (orang yang selalu membenarkan/percaya).
Abu Bakar lalu pergi ke masjid dan mendengarkan Nabi yang sedang melukiskan keadaan Baitul-Maqdis. Abu Bakar sudah pernah mengunjungi kota itu, sehingga dia tahu keadaan di sana. Setelah Nabi melukiskan keadaan masjidnya, Abu Bakar berkata, “Rasulullah, aku percaya.”
Atau dalam riwayat versi lainnya Abu Bakar berkata, “Demi ayah dan ibuku yang jadi tebusanmu, hai Rasulullah! Demi Allah, sesungguhnya engkau benar. Demi Allah, sesungguhnya engkau benar!”
Dalam penelaahannya, ulama Ibnul Qayyim berkata, “Esok harinya tatkala Rasulullah SAW berada di tengah kaumnya, beliau mengabarkan apa yang diperlihatkan Allah, berupa tanda-tanda kekuasaan-Nya yang agung."
“Mereka pun semakin menjadi-jadi dalam mendustakan dan mengejek beliau. Mereka meminta agar beliau menyebutkan ciri-ciri Baitul-Maqdis. Maka Allah menampakkannya, sehingga beliau bisa melihatnya secara langsung. Seketika itu beliau mengabarkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan-Nya, dan mereka tidak bisa memberi bantahan sedikit pun."
“Beliau juga mengabarkan tentang kafilah dagang mereka tatkala kepergian dan kepulangannya, tentang seekor unta milik mereka yang terlepas dari rombongan. Setelah kafilah itu tiba, maka apa yang disampaikan beliau itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya."
“Namun semua rentetan kejadian ini justru membuat mereka semakin lari menjauhkan diri, dan orang-orang yang zalim tidak menghendaki kecuali kekufuran.”
Dia berkata, “Dia sungguh-sungguh mengatakan yang sebenarnya. Aku percaya dan membenarkannya dalam hal-hal yang lebih jauh dari itu: berita dari langit turun pada awal pagi dan sore hari.”
Jalal ad-Din as-Suyuti dalamTarikh al-Khulafa menyebut karena alasan itulah dia disebut ash-Shiddiq (orang yang selalu membenarkan/percaya).
Abu Bakar lalu pergi ke masjid dan mendengarkan Nabi yang sedang melukiskan keadaan Baitul-Maqdis. Abu Bakar sudah pernah mengunjungi kota itu, sehingga dia tahu keadaan di sana. Setelah Nabi melukiskan keadaan masjidnya, Abu Bakar berkata, “Rasulullah, aku percaya.”
Atau dalam riwayat versi lainnya Abu Bakar berkata, “Demi ayah dan ibuku yang jadi tebusanmu, hai Rasulullah! Demi Allah, sesungguhnya engkau benar. Demi Allah, sesungguhnya engkau benar!”
Dalam penelaahannya, ulama Ibnul Qayyim berkata, “Esok harinya tatkala Rasulullah SAW berada di tengah kaumnya, beliau mengabarkan apa yang diperlihatkan Allah, berupa tanda-tanda kekuasaan-Nya yang agung."
“Mereka pun semakin menjadi-jadi dalam mendustakan dan mengejek beliau. Mereka meminta agar beliau menyebutkan ciri-ciri Baitul-Maqdis. Maka Allah menampakkannya, sehingga beliau bisa melihatnya secara langsung. Seketika itu beliau mengabarkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan-Nya, dan mereka tidak bisa memberi bantahan sedikit pun."
“Beliau juga mengabarkan tentang kafilah dagang mereka tatkala kepergian dan kepulangannya, tentang seekor unta milik mereka yang terlepas dari rombongan. Setelah kafilah itu tiba, maka apa yang disampaikan beliau itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya."
“Namun semua rentetan kejadian ini justru membuat mereka semakin lari menjauhkan diri, dan orang-orang yang zalim tidak menghendaki kecuali kekufuran.”
(mhy)