Penyakit Gila Popularitas dan Suka Dipuji Serta Cara Mengobatinya
Rabu, 01 Februari 2023 - 22:47 WIB
Suka pujian, gila popularitas, pengen dikenal dan selalu ingin ditokohkan adalah salah satu penyakit yang berbahaya. Apabila tidak segera diobati maka dapat menyebabkan celaka dan kehinaan di Akhirat.
"Seorang mukmin yang ingin selamat dunia dan akhiratnya harus berusaha mengobati penyakit hati yang satu ini," kata Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya.
Zaman hari ini sudah lazim di mana-mana orang memburu popularitas atau keterkenalan. Karena dianggap kalau bisa ngetop hidup akan lebih enak terutama urusan nyari duit.
Tapi disadari atau tidak, suka dipuji dan dikenal itu telah berubah menjadi satu penyakit yang merusak. Kadang atas nama demi viral ada yang rela melakukan apapun meski harus kehilangan rasa malu dan melakukan maksiat.
"Kita banyak dapati tingkah laku sebagian orang rela melakukan hal-hal sangat aneh, konyol, ekstrem demi meraih keterkenalan. Bahkan lebih mengherankan lagi, jika tidak bisa dipuji karena sebuah prestasi, tak mengapa dicaci asalkan bisa viral dan terkenal," kata Dai lulusan Al-Azhar Mesir ini.
Persis seperti yang kata pepatah Arab:
ﺑﺎﻝ ﻓﻲ ﺯﻣﺰﻡ ﻟﻴﺸﺘﻬﺮ
Artinya: "Dia sengaja mengencingi sumur Zamzam agar bisa terkenal."
Padahal, dalam tuntunan agama, memburu pujian dan keterkenalan adalah perbuatan tercela. Ingin dipuji dan terkenal dalam kebaikan saja itu tidak baik, apalagi keinginan viral dalam keburukan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالتَّمَادُحَ فَإِنَّهُ الذَّبْحُ
Artinya: "Jauhilah oleh kalian suka dipuji, karena dengan dengan pujian seakan kalian disembelih." (HR Ahmad)
Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari, ada seseorang memuji-muji seorang laki-laki di hadapan Rasulullah ﷺ, maka beliau bersabda:
وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ مِرَارًا
"Celaka kamu, kamu telah memenggal leher sahabatmu, kamu telah memenggal leher sahabatmu". Kalimat ini diucapkan oleh Beliau berulang kali.
Imam Munawi rahimahullah menjelaskan, senang dipuji akan menjadi penyakit bagi agama orang yang memuji ataupun yang dipuji. Ini akan mematikan hati, sehingga mati pula agamanya. Juga orang yang dipuji seperti disembelih, karena ia akan tertipu dengan sifat ujub dan sombong." [Faidh al-Qadir (3/129)]
Cara Mengobatinya
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menyebutkan di antara cara mengobati penyakit gila popularitas ini yaitu:
حب الجاه من المهلكات فيجب علاجه وإزالته عن القلب, ومن فهم الآخرة...صغر الجاه من عينيه, إلا أن ذلك إنما يصغر في عين من ينظر إلى الآخرة, كأنه يشاهدها, ويستحقر العاجلة, ويكون الموت كالحاصل بين يديه,...ويتفكر في الأخطار التي يستهدف لها أرباب الجاه, فإن كل ذي جاه محسود, ومقصود بالإيذاء, وخائف على الدوام على جاهه...
Artinya: "Cinta pujian dan popularitas merupakan penyakit yang mematikan yang harus segera disembuhkan dari hati seseorang. Siapa yang telah memahami hakikat akhirat, maka akan menjadi remeh baginya popularitas.
"Seorang mukmin yang ingin selamat dunia dan akhiratnya harus berusaha mengobati penyakit hati yang satu ini," kata Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya.
Zaman hari ini sudah lazim di mana-mana orang memburu popularitas atau keterkenalan. Karena dianggap kalau bisa ngetop hidup akan lebih enak terutama urusan nyari duit.
Tapi disadari atau tidak, suka dipuji dan dikenal itu telah berubah menjadi satu penyakit yang merusak. Kadang atas nama demi viral ada yang rela melakukan apapun meski harus kehilangan rasa malu dan melakukan maksiat.
"Kita banyak dapati tingkah laku sebagian orang rela melakukan hal-hal sangat aneh, konyol, ekstrem demi meraih keterkenalan. Bahkan lebih mengherankan lagi, jika tidak bisa dipuji karena sebuah prestasi, tak mengapa dicaci asalkan bisa viral dan terkenal," kata Dai lulusan Al-Azhar Mesir ini.
Persis seperti yang kata pepatah Arab:
ﺑﺎﻝ ﻓﻲ ﺯﻣﺰﻡ ﻟﻴﺸﺘﻬﺮ
Artinya: "Dia sengaja mengencingi sumur Zamzam agar bisa terkenal."
Padahal, dalam tuntunan agama, memburu pujian dan keterkenalan adalah perbuatan tercela. Ingin dipuji dan terkenal dalam kebaikan saja itu tidak baik, apalagi keinginan viral dalam keburukan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالتَّمَادُحَ فَإِنَّهُ الذَّبْحُ
Artinya: "Jauhilah oleh kalian suka dipuji, karena dengan dengan pujian seakan kalian disembelih." (HR Ahmad)
Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari, ada seseorang memuji-muji seorang laki-laki di hadapan Rasulullah ﷺ, maka beliau bersabda:
وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ مِرَارًا
"Celaka kamu, kamu telah memenggal leher sahabatmu, kamu telah memenggal leher sahabatmu". Kalimat ini diucapkan oleh Beliau berulang kali.
Imam Munawi rahimahullah menjelaskan, senang dipuji akan menjadi penyakit bagi agama orang yang memuji ataupun yang dipuji. Ini akan mematikan hati, sehingga mati pula agamanya. Juga orang yang dipuji seperti disembelih, karena ia akan tertipu dengan sifat ujub dan sombong." [Faidh al-Qadir (3/129)]
Cara Mengobatinya
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menyebutkan di antara cara mengobati penyakit gila popularitas ini yaitu:
حب الجاه من المهلكات فيجب علاجه وإزالته عن القلب, ومن فهم الآخرة...صغر الجاه من عينيه, إلا أن ذلك إنما يصغر في عين من ينظر إلى الآخرة, كأنه يشاهدها, ويستحقر العاجلة, ويكون الموت كالحاصل بين يديه,...ويتفكر في الأخطار التي يستهدف لها أرباب الجاه, فإن كل ذي جاه محسود, ومقصود بالإيذاء, وخائف على الدوام على جاهه...
Artinya: "Cinta pujian dan popularitas merupakan penyakit yang mematikan yang harus segera disembuhkan dari hati seseorang. Siapa yang telah memahami hakikat akhirat, maka akan menjadi remeh baginya popularitas.