Catatan tentang Hadis Tanah Arab Menghijau

Selasa, 07 Februari 2023 - 21:47 WIB
Tanah Arab berubah hijau sebenarnya salah satu fenomena alam yang rutin terjadi setiap tahun. Foto/Ist
Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA

Direktur di Rumah Fiqih Indonesia,

Jurusan Ulumul Quran & Ulumul Hadis di IIQ Jakarta (Institut Ilmu Al-Qur'an)

Ustaz, apa benar sekarang negeri Arab sudah berubah hijau dan berarti Kiamat akan segera terjadi? Apakah ada Hadisnya dan shahih-kah?

Nah, ini pertanyaan rada serius yang menjawabnya perlu sedikit mikir. Tapi sesekali boleh lah kita rada serius. Kalau kita hubung-hubungkan, memang ada hadits shahih riwayat Imam Muslim terkait dengan yang ditanyakan. Teksnya sebagai berikut:



لا تَقُومُ السّاعَةُ حَتّى يَكْثُرَ المالُ ويَفِيضَ، حَتّى يَخْرُجَ الرَّجُلُ بِزَكاةِ مالِهِ فَلا يَجِدُ أحَدًا يَقْبَلُها مِنهُ، وحَتّى تَعُودَ أرْضُ العَرَبِ مُرُوجًا وأنْهارًا


Artinya: "Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta menjadi banyak bahkan berlimpah, hingga seseorang yang mengeluarkan zakatnya tidak menemukan mustahiq yang menerima. Dan hingga negeri Arab kembali menghijau dengan tanaman dan sungai." (HR Muslim)

Untuk memahami teks hadits di atas, ada beberapa catatan yang perlu diingat:

1. Hadits di atas menyebutkan kata muruj (مروج). Muruj maknanya penuh dengan kebun, tanaman dan tumbuhan yang hijau. Selain itu juga menyebut lafazh anhar (أنهار) yang artinya banyak terdapat sungai yang mengalirkan air.

Sementara yang kita saksikan saat ini hanya beberapa spot yang kebetulan 'menghijau' karena pas lagi musim hujan. Kebetuulan tahun ini memang lagi yang agak banyak curah hujannya.

Bulan Desember hingga Januari memang sudah biasa ada hujan di negeri Arab. Dan kalau di beberapa spot muncul tanaman, sebenarnya itu fenomena yang biasa.

Nanti setelah itu hujan akan jarang-jarang turun, sehingga gurun akan tandus lagi. Sebenarnya itu fenomena alam yang rutin terjadi setiap tahun. Tidak ada yang aneh.

Sedangkan hadits di atas bicara tentang menghijaunya seluruh negeri Arab secara permanen, bukan musiman dan hanya pada beberapa spot saja. Lagian kita juga belum menyaksikan munculnya banyak sungai yang mengalirkan air di gurun tandus negeri Arab.

2. Tanda-tanda Kiamat itu sangat banyak. Kalau dikumpulkan dari sekian banyak hadits, bisa lebih dari sepuluh dua puluh jumlahnya.

Khusus di hadits Muslim ini memang disebutkan hanya ada dua, yaitu berlimpahnya harta dan menghijaunya negeri Arab. Dan ciri pertama sendiri belum terjadi, yaitu bahwa harta berlimpah hingga tidak ada lagi penerima zakat juga belum terjadi. Di Saudi hari ini masih banyak orang miskin yang butuh zakat.

Padahal di hadits lain masih ada puluhan tanda Kiamat. Bahkan diutusnya Nabi Muhammad SAW pun sudah jadi tanda hari kiamat. Ternyata sudah ditunggu selama 15 abad sampai zaman kita hidup hari ini, kok nggak kiamat-kiamat juga.

3. Yang terpenting bukan ribut dan heboh kapan kiamat atau bagaimana mengantisipasinya. Buat saya yang jadi masalah justru ketika kita hidup di zaman yang sudah terlalu jauh jaraknya dari zaman kenabian. Kekosongan hidup tanpa wahyu samawi dan masa turunnya para nabi, sesungguhnya itulah yang jadi masalah.

Kenapa jadi masalah?

Karena kita tidak dikawal langsung oleh nabi dan tidak ada teguran Wahyu samawi. Kita hanya bisa ijtihad dan mengira-ngira saja. Bahkan kita pun sudah di posisi yang amat jauh dari generasi para sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman.

(HR. Bukhari No.8)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More