Catatan tentang Hadis Tanah Arab Menghijau

Selasa, 07 Februari 2023 - 21:47 WIB
Sementara zaman terus berubah, kehidupan umat manusia berkali-kali gonta-ganti pusat peradaban. Ada begitu banyak fenomena yang eksis di masa kenabian, lalu dibahas dalam Qur'an dan Sunnah.

Namun sayangnya fenomena itu hari ini sudah hilang dari zaman. Apakah fenomena yang sudah hilang itu kudu kita bangkitkan lagi? Tentu tidak, bukan?

Sebaliknya, ada begitu banyak fenomea baru yang tidak kita temukan secara eksplisit dalam Qur'an dan hadits. Sehingga kita terpaksa harus ijtihad panjang kali lebar dan berdebat tidak selesai-selesai untuk mendapatkan benang merahnya.

Kadang yang tidak kompeten dan tidak punya dasar keilmuan di bidang itu pun suka ikut meramaikan. Akibatnya proses pencarian benang merah pun sering jadi kisruh.

Ibarat pertandingan bola yang rusuh, soalnya supporter dan penonton ikut turun ke lapangan mengejar-ngejar bola. Bahkan ada juga yang nguber-nguber wasit mau digebukin ramai-ramai. Ini apa-apaan sih?

Masalahnya, kita pun sudah banyak kehilangan pakar ilmu-ilmu keislaman, meskipun masih ada banyak warisan mereka dalam bentuk kitab. Sayangnya, isi kita yang mereka tuliskan itu belum lagi mencakup kebutuhan kita di masa kini.

Mereka sudah wafat dan Allah SWT masih terus memperpanjang usia dunia ini. Jarak antara nabi terakhir dengan kiamat semakin hari semakin terus melebar dan melebar.

Awalnya dulu rekor tertinggi masa fatrah atau masa kosongnya umat manusia dari kenabian adalah antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW, yaitu 6 abad lamanya.

Tapi ternyata dari Nabi Muhammad SAW ke masa kita ini justru masa kosongnya malah jauh lebih lama, yaitu 15 abad. Bayangkan, umat manusia selama 15 abad harus berpedoman kepada teks samawi yang beda jauh zamannya.

Tentu saja kita sangat direpotkan dan dengan sangat terpaksa harus melakukan sekian banyak konversi. Tantangannya bagaimana caranya menerapkan ayat Qur'an dan Hadits berusia 15 abad di hari ini, agar tetap terjamin sesuai standar dan prosedur serta dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiyah.

Dan itu tantangan yang teramat besar. Soalnya kita tidak bisa main tafsir ayat dan main istimbat hadits secara ngasal dan ngawur. Ada sekian banyak tafsir Quran dan Syarah hadits yang perlu diaktualisasi ulang tanpa melenceng apalagi mengubah esensinya.

Ibarat kita harus membangun ulang peninggalan situs tua bersejarah. Namun tantangannya agar jangan sampai renovasinya sampai merusak sejarah itu sendiri. Harus dijaga originalitasnya.

Namun di sisi lain, bangunan itu pun juga harus tetap berfungsi secara nyata dan implementatif untuk manfaat kehidupan kita di masa kini. Dan itu tantangan besar sekali, ketimbang ngurusin latihan perang pakai panah dan tombak ngelawan Dajjal.

Wassalam

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya, dan disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Pengasih yaitu, Subhanallah wa Bihamdihi Subhaanallaahil Azhim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).

(HR. Muslim No. 4860)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More